[2] Mari Bertemu

227 14 0
                                    

Mina adalah anak pertama yang mempunyai 1 adik perempuan. Ayahnya terkena cacat permanen yang menyebabkan dirinya tak bisa melakukan apa-apa selain terkujur kaku. Ibunya adalah seorang buruh yang bekerja mengupas bawang dan adiknya adalah siswi kelas 2 SMP(Sekolah Menengah Pertama).

Karena melihat kondisi keluarga mina yang tidak mungkin cukup untuk memenuhi 4 orang anggota keluarga, Mina adalah anak yang baik dan rajin. Ia bekerja paruh waktu sepulang sekolah, di siang hari dia kerja menjadi pelayan di coffe place dan malamnya dia mencuci piring di restoran dekat rumahnya.
                                         -
Pada saat malam hari, di tempat kerja mina, dia baru saja mendapat uang bayarannya. Mungkin itu tidak seberapa tapi tentu sangat berharga bagi mina dan keluarganya. Sebelum pulang, mina mampir ke apotek membeli obat untuk ayahnya.

"Terimakasih atas pembeliannya, semoga lekas sembuh". Kata kasir apotek itu sambil tersenyum ramah. Mina keluar apotek dan mampir ke mini market untuk membeli minum.

"Arghh... Ini hari yang melelahkan, aku hanya berharap keajaiban akan datang suatu hari dan menyingkirkan penderitaan yang sudah terlalu lama ini"

Mina berbicara pada dirinya sendiri,berharap keajaiban itu datang sambil menatap langit yang sedang banyak bintang. Setelah minumannya habis, mina melanjutkan perjalanannya.

-

"Wah wah,, lihat siapa yang lewat sendirian malam-malam begini haha?" Segerombolan laki-laki yang nampak setengah sadar menggoda mina. "Biarkan aku lewat!" Kata mina tegas sambil ketakutan "hohoo! Kamu pikir kamu dapat lewat begitu saja?" Ucap salah seorang dari mereka.

Mina mencoba lari tapi seseorang menahan dan menarik tangan mina. "Lepaskan aku!!" Teriak mina. Orang-orang itu tertawa "lepas!! Tolongg!!!!" Teriak mina sekencang-kencangnya. "Kamu tinggal terlalu jauh dari keramaian! Takkan ada yang menolong mu haha" kata salah seorang.

"Lepaskan dia". Tiba-tiba ada seseorang yang berkata begitu, mina tidak tau siapa orang tersebut karena terhalangi segerombolan orang tak waras yang menahannya dan juga kurangnya penerangan. " lepaskan dia segera!" Ujar orang itu lagi. "Wah wah, siapa yang datang? Apakah pacarnya?" Orang-orang gila itu tertawa "Dasar sialan" ucap orang itu sambil berlari memukul orang terdepan.

Perkelahian terjadi begitu saja, gerombolan orang gila itu kurang lebih ada 6 orang dan 4 orang telah dibuatnya babak belur begitu saja 2 orang yang memegangi mina nampak ketakutan. Setelah mendekat Mina  ternyata mengenali orang yang menolongnya itu! Dia adalah PARK JIMIN! Salah satu siswa hits dari 6 orang lainnya, dia teman kelas yuji.

"Kamu bocah gila beraninya!" Teriak salah seorang yang memegangi Mina, dia berlari ke arah jimin yang sedang menatap Mina seolah ada yang ingin ditanyakan. Jimin kena pukulan kencang tepat di pipinya dan membuat darah dari hidungnya keluar.

"Brengsek!" Teriak jimin marah. Dengan mudah jimin membuat 2 orang yang memegangi Mina tak bisa berkutik dan lari bersama 4 orang temannya.

"Kamu tidak apa-apa? Kenapa kamu pulang selarut ini sendiri?" Tanya jimin tanpa memperhatikan lukanya sendiri.

"Apa kamu gila? Hidung kamu berdarah, wajah kamu memar dan kamu nampak berantakan tapi malah bertanya 'aku yang gak apa-apa?' Dasar bodoh" ujar mina yang nampak khawatir pada jimin.

"haa,, ishh(jimin menyerengit) kenapa kamu memarahi ku? Bukannya berterima kasih". Ucap jimin yang ingin menertawakan mina tapi menahannya karena takut mina tersinggung.

"Aigoo(mina menatap heran jimin) aku hanya khawatir pada lukamu dan terimakasih telah menolongku"jawab mina.

Mina mengeluarkan plester dan obat merah dari kantong plastik yang dibawanya, selain membeli obat untuk ayahnya mina juga membeli obat-obatan lainnya. Mina membawa jimin duduk di tepian. "Aku akan mengobati luka mu sebagai tanda terimakasih ku! Kamu tak boleh menolak!" Kata mina sambil meneteskan obat merah pada kapas.

"Lukanya sangat parah, maafkan aku membuat mu begini" Mina mengobati luka yang berada di wajah jimin.

"Aku tak apa-apa, lagi pula aku senang pada saat bertarung dan aku juga senang karena kamu tak apa-apa"

"Apa? Dasar! Heyy kamu..." Perkataan mina terputus dan tersambung oleh perkataan jimin,

"kenapa kamu memiliki peralatan pertolongan pertama ini? Kamu pulang dari apotek? Kenapa ke apotek selarut ini?".

"Aku membeli obat untuk ayahku, aku pulang kerja dan aku mampir dulu ke mini market tadi."

"Kamu bekerja paruh waktu?"

"Iya, aku kerja paruh waktu dari kelas 9 SMP"Jimin nampak kaget mendengar jawaban Mina itu, karena memang di sekolah juga tidak banyak yang tau kalau mina pemenang beasiswa.

"Ini sudah larut, luka mu harus diobati lagi, pulanglah. Aku juga mau pulang karena sudah terlalu larut."

"Aku akan mengantarmu pulang."

"Tidak usah aku bisa sendiri" ucapan mina tak didengar jimin.

Jimin pun mengantar mina, di perjalanan mereka tak bertanya apa-apa selain mina yang terus mengucapkan terimakasih beberapa kali karena sudah menolong dan mengantarnya pulang.

Akhirnya kesunyian itu terbelah oleh pertanyaan jimin "kenapa kamu sudah bisa bekerja pada kelas 9?" Mina melihat jimin dan seperti agak tidak mau membahasnya "memang sulit untuk menapatkan kerja untuk anak usia 15 tahun, aku juga bekerja hanya di rumah makan biasa sebagai pencuci piring atau pesuruh jadi mungkin itu wajar saja aku bisa bekerja" jawab mina atas pertanyaan jimin.

"Aku sudah sampai, terimakasih sekali lagi karena sudah menolong dan mengantarku pulang, segeralah pulang ke rumahmu dan hati-hati dijalan" mina sambil membuka pintu.

"Mari besok bertemu di taman" ucap jimin menghentikan langkah mina. Mina menoleh dan terdiam untuk beberapa saat. "Tapi aku,," ucap mina terputus karena jimin berlari agar besok mau tak mau mina harus menemuinya. "Ada apa dengannya? Kenapa dia ingin menemuiku?".

***********************

N: Nah sekarang aku publish deh bagian 2 nya soalnya aku optimis sajaaa :v:v:v ayokk bantu aku melalui vote+comment an kalian.

Boy With LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang