“Apa ada pelangi yang tersangkut di bola matamu, sehingga membuat keduanya indah?”
—————
Drrrt.. Drrrt..Getaran ponsel Xalova terdengar, ditemani dengan suara ringtone. Pertanda bahwa ada orang yang meneleponnya.
Dengan sigap, Xalova segera mengangkatnya.“Lova, kamu dimana? Kok jam 5 sore gini belum pulang sekolah? Ngeluyur dimana kamu?” Terdengar suara seorang wanita dari ujung sana.
“Lova lagi jalan, Ma.” Dan wanita itu adalah, Joana, Ibu dari Xalova sendiri.
“Sama siapa?!”
“Shevo.”
“Oh—Shevo? Yaudah, jangan sampe lewat jam 9 malem.”
“Iya.”
Joana yang tergugup entah karena apa, langsung mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.
“Nyokap lo, Va?” Tanya Shevo.
“Iya, Vo. Katanya gue gak boleh pulang sampe lewat jam 9,”
“Oke, oke. Sip.” Shevo pun melanjutkan acara makannya bersama Xalova.
***
“Makasih ya udah ngajakin gue jalan tadi, sekalian nraktir. Makasih juga udah nganterin gue balik,” Ujar Xalova pada Shevo yang masih diam, merenung, sesambil memperhatikan wajah Xalova dengan intens.
Hanya memerlukan waktu beberapa detik saja, Shevo tersadar dari lamunannya dan membalas ucapan terimakasih dari Xalova.
“Iya, Va. Sama-sama. Lagipula ini bukan yang pertama kalinya, jadinya lo tenang aja. Gue bakalan ngajakin jalan elo kok, kapanpun lo mau dan kalo ada waktu juga.”
“Oke deh, Vo. Mau masuk dulu gak lo?”
“Gimana ya, Va, Gue sih mau-mau aja mampir, karena kan ini baru jam setengah tujuh malem. Tapi kayaknya gak bisa deh, Va. Gue harus ngerjain sesuatu buat OSIS,”
“Oh, gitu.. Yaudah gapapa kok, kalo gitu gue masuk ya? Semangat kakak OSIS!! Uang yang tadi lo traktirin gue, bakal gue bayar besok ya.”
“Gak usah diganti. Kayak sama siapa aja lo. Yaudah masuk dulu sana,jangan lupa cuci kaki dulu dan jangan mandi malem nanti rematik.”
"Iya, iya. Yaudah, dadah! Hati-hati,"
Shevo menganggukan kepalanya sesambil melambaikan tangannya ke arah Xalova.
Diikuti dengan Xalova yang melambaikan tangannya juga, serta senyuman manisnya yang menuju ke arah Shevo.Xalova pun bergegas menuju ke dalam rumahnya, dan dikejutkan oleh adiknya, Farsha, yang sudah berdiri dibelakang gerbang tingginya itu.
“Eh kak! Tadi itu Kak Shevo?” Tanya Farsha pada Xalova, sesambil berjalan bersamaan menuju ke dalam rumah mereka.
“Ehm.. Iya, Sha. Kenapa?”
“Sumpah, tambah ganteng! Kok gue baru liat dia lagi ya?” Heboh Farsha dengan tersenyum sambil memperlihatkan gigi-giginya.
“Masa sih? Padahal dia sering mampir kesini tau. Lo nya aja kali yang kebanyakan pacaran sama kamar.”
“Yee.. Gak tau aja lo kak, kalau kasur itu udah kaya best part of me banget.”
“Halah alay!”
“Ih bodo amat. Eh tapi kak, lo suka gak sama Kak Shevo?”
“Ya kali, dia kan sahabat gue. Masa gue suka sama dia, ada-ada aja deh lo,”
“Kirain aja gitu suka, btw deketin gue sama dia dong..”
“Wah boleh banget tuh! Mumpung dia lagi ngejombs.”
“YES! MAKASIH KAKAKKU SAYANG!” Seru Farsha sesambil memeluk Xalova dengan erat.
“Aduh.. Lepas-lepas, sakit nih badan gue!” Gerutu Xalova.
“Hehe,”
“Heha-hehe aja lo, Mama mana? Biasanya kalo jam segini dia baca majalah di sofa,”
“Mama lagi keluar bareng temennya.”
“Oh..”
“Kak, ada yang mau lo ceritain gak sama gue?”
“Apa yang mau gue ceritain emang sama lo?”
“Soal.. Mama, Mungkin?”
“Emang Mama kenapa?”
“Gue tau semuanya, Kak. Mending lo cerita aja deh sama gue, lo curhat aja. Gue kan adek lo.”
“Bisa aja! Yaudah yuk dikamar gue aja,”
Xalova dan Farsha menuju kamar Xalova yang berada dilantai dua, tepat disebelah kamar Farsha.
Didalam kamar, Xalova menceritakan semua masalah yang selama ini ia rasakan karena Ibunya itu.“Gue gak tau sama sekali kenapa Mama begitu sama lo Kak, gue juga bingung. Mama mulai begitu pas Papa udah meninggal, ya gak sih?”
“Iya, ya, tapi kenapa?”
"Sabar aja ya, Kak. Kalau pun lo mau cerita apapun itu sama gue, cerita aja, gak usah sungkan-sungkan.” Ujar Farsha dengan senyuman manisnya.
Disaat momen-momen indah Xalova dengan Farsha, ponsel Xalova tiba-tiba saja bergetar, menandakan ada sebuah notifikasi pesan yang masuk.
Xalova sesegera mungkin langsung mengeceknya, dan tertera nama ‘Alfrelo Victorio N’ dilayar lockscreen yang menunjukan pesannya dari aplikasi LINE, Xalova pun langsung mengecek isi pesan itu.Alfrelo Victorio N: Hai, ini gue Alfre. Ank kls 11 IPS 4
Alfrelo Victorio N: Saveback yaXalova mengernyitkan dahi kebingungan, ada apa dengan Alfrelo yang notabenenya adalah kakak kelasnya, dengan mengejutkan tiba-tiba mengirim pesan?
—————
dont forget to leave ur vote
thanks!
KAMU SEDANG MEMBACA
A Missing
Teen FictionIni adalah sebuah kisah tentang kehilangan. Kehilangan seseorang yang selama ini telah hadir sebagai obat pemulih luka lama. Namun, seseorang itu pun pergi. Menghilang, karena sebuah keegoisan hati. Marilah merayakan kehilangan, dengan berjuta luka...