#16

54 6 0
                                    

Hubunganku dengan Yoongi berahir saat itu juga. Aku berangkat ke Amerika dengan Nam Joon setelahnya, kami akan memulai study kami di sana. Dia dengan spesialis jantungnya dan aku dengan profesiku sebagai psikolog. Apa aku baik-baik saja setelah kejadian itu? Tentu saja tidak. Aku sangat hancur, bakan mungkin lebih dari hancur. Tahun pertama adalah yang paling tersulit untukku. Aku tetap menjalani hidupku seperti biasa, namun aku seperti tidak bernyawa. Di Amerika aku menyibukan diriku dengan pendidikanku. Aku dan Nam Joon membagi tempat tinggal, bukan hal yang aneh bagi kehidupan di sini. Nam Joon selalu mendekapku erat ketika rasa nyeri kembali terasa di dadaku. Dia benar-benar merawatku.

Seperti malam ini ketika aku kembali menjerit dan terbangun dari mimpi burukku, dia menerobos masuk kamar dan memelukku erat. Aku menangis di dalam dekapannya. "Apa kamu masih mengalaminya?" tanyanya sambil terus memelukku, "Mimpi-mimpi itu" lanjutnya sambil membelai rambutku lembut, mencoba menenangkanku yang masih mencoba mengatur nafas yang tidak teratur. Aku mengangguk pelan. "Tenanglah aku ada di sampingmu" ucapnya sambil tetap memelukku erat.

Itulah hubungan kami saat ini, terlalu rumit untuk di jelaskan. Yang aku suka dari Nam Joon dia tidak memaksaku untuk menerima keberadaannya, namun dia selalu ada di sana ketika aku berpaling dan membutuhkannya. Kami sudah tidak pernah lagi menyinggung apapun tentang Yoongi. Bahkan ketika aku mengobrol dengan Min Jee dan Chin Hae di telpon, mereka sama sekali tidak menyinggungnya, seakan dia hanya mimpiku. Yah mimpi indah dan juga menyakitkan yang sering aku rasakan ketika tidur.

Tiga tahun berlalu, aku mulai terbiasa menyesuaikan diriku dengan keadaanku sekarang. Mimpi burukku juga mulai berkurang. "Hari ini aku akan keluar dengan Kimmy. Dia mengajakku ke suatu tempat" ucapku ketika aku dan Nam Joon duduk untuk sarapan. Dia sedang asik membaca koran paginya, hal yang cukup unik dimana orang lebih memilih membaca lewat media online. Tapi Nam Joon masih betah berlangganan majalah dan koran hariannya. 

Dia melipat koran, meneguk kopi dari cangkir dihadapannya. "Hem. Itu bagus, sudah lama semenjak kamu keluar dengan Kimmy" ucapnya dengan tenang. "Dan jangan terlalu memaksakan dirimu" lanjutnya bangkit dari duduknya mendekat kearahku dan mendaratkan ciuman lembut di keningku.

Entah mengapa ahir-ahir ini aku tidak menolak ketika Nam Joon memberikan perhatian lebih kepadaku, mungkin perlahan hatiku sudah bisa menerima perasaannya. Meski tidak bisa aku pungkiri hingga detik ini Yoongi masih menguasai seluruh hariku.

Aku mengangguk perlahan "Aku akan mengabarimu jika sudah pulang" ucapnya sebelum pergi.

Aku menunggu Kimmy di sebuah café dekat kampus sambil mengerjakan tugas-tugasku. Aku selalu menyibukan diriku dengan tugas dan belajar, itu salah satunya caraku untuk mengalihkan pikiranku selama ini. Aku menatap kearah luar jendela, melihat sisa-sisa salju yang mulai mencair dijalan. 

"Hana" teriak Kimmy membuyarkan lamunanku. Aku melambai kearahnya yang berjalan dengan semangat kearahku.

"Apa ini? Tugas lagi?" tanya Kimmy yang kini duduk di hadapanku. Kimmy berdarah Korea-Amerika, dia lahir dan besar di Amerika, namun sangat fasih berbahasa Korea. "Sampai kapan kamu akan menjadi kutu buku?" tanya Kimmy menyingkirkan buku-bukuku.

"Kemana kita hari ini?" tanyaku sambil menghabiskan sisa kopiku.

"Kamu tau Boy Grup Korea yang sangat terkenal belakangan ini? Mereka akan datang ke sini" jawabnya. Aku menggeleng. Sejak aku pindah kesini, aku sudah tidak mau tau lagi dengan berita apapun tentang dunia Entertainer Korea. Bakan aku tidak lagi mendengarkan lagu-lagu Korea. Itu selalu membuatku merasa sesak. "Bagaimana mungkin kamu tidak tau. Mereka sangat terkenal" lanjutnya lagi.

"Itu bukan urusanku" jawabku kesal. Kimmy menggerutu mendengar ucapanku.

"Sebenarnya aku kenal dengan salah satu personilnya" ucap Kimmy. Ayah Kimmy yang orang Korea bekerja di bidang Entertainer Amerika, dia memiliki banyak teman artis dan actor Hollywood. Jadi tidak heran jika dia bisa kenal juga dengan artis-artis Korea, karena ahir-ahir ini banyak artis Korea yang juga berkarir di Amerika. "Aku menyukai personilnya yang lain dan 'dia' ini mau mengenalkanku dengan yang aku suka. Tapi dia menyuruhku mengajak temanku. Dan hanya kamu satu-satunya teman yang bisa aku percaya" lanjutnya memasang wajah memelas.

My Star : Min Yoon Gi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang