Chapter 2

26.1K 1.3K 76
                                    

Sudah  beberapa bulan Takuya tinggal  di rumah  barunya dan ia merasa sangat beruntung. Sang  ayah begitu memanjakannya  dan memenuhi seluruh  keinginannya.

"Papa,  apa hari ini papa pulang telat?" tanya anak itu.

"Memangnya ada apa sayang?" tanya pria tampan itu.

"Aku ingin makan malam bersama papa." ujar sang anak dengan nada manjanya. Sang ayah hanya bisa tersenyum melihat putranya itu. Hatinya sangat tergelitik. Ia ingin sekali membawa putranya itu ke kamar  dan  mengklaimnya seutuhnya. Ia menarik  nafas  dalam-dalam untuk menjernihkan otaknya dari pikiran mesum yang dimilikinya.

"Kalau gitu,  papa akan pulang  lebih  awal."

"Yeay.. "ujar sang  anak  kegirangan. Sang ayah tersenyum melihat tingkah lucu putranya itu. Ia mengelus-elus kepala Takuya  dengan  lembut.

"Anak papa manja sekali ya.. " ujar pria tampan itu.

"Biarin.. " ujar  Takuya  menggembungkan pipi dan memanyunkan bibirnya.

Setiap hari ia makan  makanan  yang  enak  dan  diantar-jemput supir ke dan  pulang  sekolah. Ia juga  disekolahkan  sang papa di  sekolah yang elit. Awal mula bersekolah disana  memang  cukup berat. Ia harus menyesuaikan diri  dengan  lingkungan  sekolah, teman-teman baru dan  gaya hidup mereka.

"Anak orang  kaya memang berbeda." gumamnya. Awal  memperkenalkan  dirinya, banyak teman-teman sekelas yang mengacuhkannya. Mereka semua menganggap remeh Takuya. Tapi  ketika ia memperkenalkan nama keluarganya, semua mata  tertuju padanya.

"Apa benar kau anggota keluarga Takahara?" ujar  seorang teman kelasnya.

"Apa benar kau anak  dari Takahara Ryuu,  pengusaha muda yang tampan dan  kaya  itu? " ujar seorang lagi.

"Mamaku bilang keluarga Takahara begitu kaya." celoteh  anak yang lain.

"Benarkah itu?! " tanya  seorang lagi  sedikit ragu. Takuya  tidak menjawab mereka melainkan hanya menganggukkan kepalanya.

"Benar!  Aku sendiri melihatnya diantar  dengan mobil Range Rover  Vellar,  salah satu mobil termahal didunia." ujar  seorang dintara mereka.

"Ah.. Iya aku juga melihatnya! " sambung  yang  lainnya.

Semenjak itu semua teman  sekelasnya berbondong-bondong ingin berteman  dengannya. Bagaimana tidak, dengan latar belakang keluarga  yang dimilikinya saat ini membuat anak-anak itu ingin memanjat sosial dengannya.

Kehidupan  sekolah  dasar Takuya benar-benar menyenangkan. Setiap tahun  ayahnya  juga membawanya ke hotel mewah  dan merayakan ulang  tahunnya  di sana. Tidak lupa ia juga mngundang  rekan bisnisnya dan mperkenalkan putranya kepada mereka.

Masa SMP  juga  tidak  jauh beda  dengan  SD  nya. Ia bersekolah  di  tempat elit, memiliki banyak teman dan  pacar. Pacarnya kali ini adalah Emily Park, seorang putri pengusaha  sukses Park Co. di  Korea. Meski begitu, kekayaan ayah Takuya jauh lebih  banyak dari pengusaha asal korea  tersebut. Emily memiliki kulit putih pucat  dengan rambut lurus berwarna coklat sepinggang. Wajahnya  tirus,  matanya  bulat dengan iris cokelat  hazel dengan hidung mungil  dan bibir merah. Memiliki  tubuh  mungil  dan  ramping  dengan  kaki  jenjang yang indah. Tidak heran ia menjadi  pacar Takuya  karena  kecantikan  yang  dimilikinya. Ayah Takuya  tidak pernah melarang putranya iti untuk berpacaran. Ia memperbolehkan putranya berbuat sesuka hatinya  dengan  syarat  tidak menghamili mereka. Namun sang ayah selalu memperingatkan putranya untuk  tidak sembarang berteman dan dengan pria sehingga ia tidak memiliki banyak teman  kecuali  Michiru  dan Takashi yang merupakan putra  dari bawahan  ayahnya. Meski begiti  ia tidak ambil pusing selama sang  ayah memperbolehkannya  menjalin hubungan dengan  wanita.

***
Hari ini  merupakan  hari pertama Takuya  akan masuk SMA. Ia begitu menantikan  hari  ini  sejak  lama karena sang  ayah  memperbolehkannya untuk menyetir sendiri. Ia sudah lama tidak ingin  diantar  oleh  supir pribadinya  lagi. Ia merasa dirinya  sudah  dewasa sekarang. Ia menuruni tangga menuju ruang makan  dan  di meja makan telah  tersedia berbagai  hidangan yang menggiurkan. Sang  ayah  juga  sudah duduk menunggunya.

"Pagi  Papa!" sapanya kepada pria matang di depannya. Ia mencium pipi ayahnya  dan bergegas mengambil posisi untuk duduk. Ia sudah  tidak  sadar ingin menyantap makanan  yang  telah  tersedia.

"Bagaimana dengan persiapan sekolahmu?" ujar sang  ayah  sambil menyesap kopi miliknya.

"Sudah  beres  Pa!" ujarnya mengambil semangkuk nasi dan kare.

"Bagaimana  hubunganmu dengan pacarmu?" tanya sang  ayah menyelidiki. Selama ini ia selalu mengawasi  gerak-gerik putranya dan  selalu bersikap hati-hati.

"Sudah putus pa! Seperti  biasa!" jawabnya  seolah  tidak  perduli dengan  masalah  percintaannya itu. Samar-samar  tampak  senyuman  menghiasi bibir pria matang  itu. Sang ayah merasa puas dengan jawaban  putranya itu. Selama ini putranya  selalu benjalin hubungan  dengan  banyak wanita  dan  seperi biasa selalu kandas  di tengah  jalan. Entah  sudah berapa kali wanita  yang dikencani dan diacarinya  tapi  selama sang putra  tidak melewati batas, ia tidak ambil pusing. Toh,  ia juga bersenang-senang  dengan  wanita  di luar. Meski memiliki banyak  wanita  yang  tidur dengannya, dengan hati-hati ia memastikan agar wanita yang  ditidurinya tidak hamil. Selain menggunakan kondom sebagai pengaman  ia juga mencampurkan sesuatu  di minuman wanita  yang ditidurinya setelah mereka melakukan hubungan seksual. Ia sudi jika  para wanita itu memiliki bibitnya.

Selang beberapa saat sang  ayah mengeluarkan sesuatu dari sakunya  dan meletakkannya di atas meja.

"Ambillah! " katanya. Takuya mengamati  benda  tersebut  dan melihat  kunci mobil dari Aston Matin  Valkyrie.

"Ini untukku  papa?" tanya Takuya tidak  percaya. Bagaimana  tidak,  mobil yang diberikan ayahnya merupakan mobil sport mewah dan  termahal di dunia. Hanya beberapa orang yang memilikinya.

"Tentu  saja! Ini hadiah  untukmu. Pakailah!" jawab  sang  ayah.

"Terima kasih  Pa!" jawab Takuya. Selesai makan ia berjalan menuju ayahnya dan mencium pipinya untuk  kedua kali  dan  pergi meninggalkan  ruang makan.

"Takuya  berangkat pa!" ujar Takuya meninggalkan sang ayah. Hatinya begitu berbunga-bunga. Ia bisa membawa mobil mewah itu ke sekolahnya plus tanpa supir.

Pria tampan melihat punggung putranya yang semakin lama  semakin jauh  dan menghilang dibalik pintu. Melihat sang putra tersenyum membuat bagian terbawahnya mengeras dengan seketika. Ia meraih ponsel miliknya dan menekan nomor seseorang.

"Halo honey. Kau merindukanku? " ujar suara seorang pria dengan manja dari seberang telepon.

"Temui aku di hotel biasa." ujarnya singkat.

Papa, please NO! [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang