Bab 16

676 74 2
                                    

Boston, Massachusetts
November, 2006

Dale telah berdiskusi dengan Judd sepanjang makan siang. Judd menunjukkan pada Dale salinan berkas terkait kasus yang pernah ditanganinya bersama Clay. Sebuah kasus KDRT yang memberi mereka beberapa nama. Judd menjelaskan pada Dale tentang bagaimana ia menarik kesimpulan kalau wanita yang dimaksud disebut oleh pembunuh peti mayat itu adalah Jane Darlene Holly.

Alasan itu kemudian di dukung oleh kasus beberapa gadis yang dikabarkan menghilang dengan ciri yang sama persis seperti Holly: cantik, atraktif, muda dan berambut pirang. Awalnya Dale tidak memiliki keyakinan seperti Judd. Sejauh ini ia belum menemukan keterkaitan antara dua kasus itu. Kasus Holly terjadi pada tahun 1994 dan hingga sekarang, tidak ada laporan khusus yang menjelaskan bagaimana nasib Holly setelahnya. Sementara kasus pembunuhan peti mayat baru-baru ini terjadi. Meskipun pesan yang ditinggalkan sang pembunuh di dalam peti itu sudah sangat jelas: BERISTIRAHAT DALAM TENANG J.D. HOLLY, Dale tetap tidak bisa menarik kesimpulan cepat kalau wanita yang disebut oleh sang pembunuh adalah Jane Darlene Holly.

"Kasus itu terjadi selama lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Aku juga tidak melihat adanya kejahatan tingkat berat selain KDRT yang dialami Holly," simpul Dale.

Judd mencari sebuah cetakan gambar dalam tumpukan kertas di mejanya. Begitu ia mendapatkannya, Judd langsung menunjukkan gambar itu pada Dale. Gambar yang menampakkan wajah Jane Darlene Holly - dengan nama lahir Hillary Clinton itu memang tampak sesuai dengan kriteria pembunuh peti mayat, cantik, berambut pirang dan memiliki warna mata biru terang.

"Kalau kau tidak lupa, Amber dan Esther juga memiliki ciri identik yang sama persis seperti Jane Darlene. Aku yakin sekali kalau J.D. Holly adalah Jane Darlene Holly atau sebut saja Hillary Clinton."

Dale mengerutkan keningnya saat mempertimbangkan gagasan itu. Ia membaca salinan laporan itu berkali-kali hingga muncul beberapa pertanyaan yang tak terjawab dalam benaknya.

"Kau bilang Hillary menjalani profesinya sebagai seorang Diva?"

"Ya, berawal dari bernyanyi di klub-klub kecil hingga ke panggung besar dan nama Hillary segera melejit di Boston. Dalam beberapa bulan terakhir surat kabar memajang potret Hillary sebagai sampul utama mereka. Wanita itu sangat terkenal dengan nyanyiannya yang berjudul gone and comeback. Hillary juga telah mengubah nama panggungnya menjadi J.D. Holly. Dan kebanyakan orang lebih mengenalnya dengan nama panggung itu."

"Apa Hillary terlibat dalam kasus lain selain KDRT yang dialaminya bersama suami pertamanya?"

"Tidak," Judd terdiam sejenak. "Yang mengherankan, dia seolah menghilang ditelan bumi. Tidak ada catatan apapun yang menunjukkan keberadaannya saat ini. Apa Holly masih hidup atau tidak? Di mana wanita itu tinggal? Bagaimana kelanjutan kasus KDRT yang dialaminya bersama Jack Monroe? Tidak ada jawaban. Wanita itu memakai nama samaran dalam beberapa tahun di puncak kesuksesannya. Jane Darlene sangat terkenal dan sebaliknya, tidak akan ada orang yang memerhatikan Hillary Clinton. Karena nama itu, keberadaan Hillary menjadi sulit ditemukan."

Judd menelaah kasus Hillary sekali lagi, membacanya baik-baik sebelum menarik silogisnya sendiri. "Mungkin kita bisa mendiskusikannya dengan Hugh."

"Bagaimana dengan Ricky Kerry?" tanya Judd. "Apa Hugh sudah memberimu kabar?"

"Belum tapi dia masih terus menyelidikinya."

Setelah meneguk kopinya, Judd memeriksa arloji. "Pukul berapa kau menjanjikan pertemuan dengan Miss Russell?"

Tiba-tiba Dale tersedak makanannya. Dale jarang sekali melupakan jadwal, ia nyaris tidak pernah melakukannya. Dan begitu Judd menyebut nama Maggie Russell, Dale baru teringat janji temunya dengan wanita itu siang ini. Tepat pukul sebelas dan sekarang sudah pukul dua belas lewat tujuh menit.

Boston Highway (seri ke-1) PULCHRITUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang