YOU SURE

15.4K 547 7
                                    

Helaan napas terdengar begitu berat. Pesta semalam yang harusnya menyadarkan Aurora bahwa kini tempatnya bukan lagi hidup bersama pengganti kedua orangtuanya.Nyatanya kebalikan membuatnya semakin tenang dan bahagia hidup di tengah cibiran orang.

Ini hari ketiga semenjak dirinya melawan keputusan Alpha yang menolaknya karena alasan logis. Wajahnya yang penuh dengan cakaran srigala dan kaki yang pincang. Siapa yang mau mengakui Aurora? Apalagi Edward adalah seorang Alpha yang tampan bak Dewa yunani.

"Aurora? Apakah kamu tidak sebaiknya segera pergi?" Tanya Bibik Susi.

"Apakah Bibik juga malu menampungku?" tanya Aurora.

"Bukan begitu sayang! Sungguh bibik tidak berpikir seperti itu,"sanggah Bik Susi.

Dengan langkah pelan mendekati Aurora yang duduk termenung.

"Hmmm, aku tau pasti lambat laun bibik akan dikucilkan, maka dari itu aku akan meninggalkan pack ini, mungkin kehidupan diluar sana sungguh menyenangkan," gumam Aurora.

Bibik Susi langsung memeluknya, perlahan kehangatan menyeruak dengan cepat, memberi kedamaian dan keyakinan rasa baru untuk Aurora.

"Tapi sayang...,"

"Jangan menghentikanku! Nanti bik Susi kesusahan dan menyesal, tadi pagi aku lihat semuanya dari atas loteng, Alpha kejam itu membuat peraturan baru yang mengerikan, siapapun yang menolongku dan memberi makan padaku akan mati mengenaskan,"gumam Aurora.

Keluarga satu-satunya yang Aurora miliki adalah Bik Susi. Dari bayi hingga dewasa Aurora tidak mengetahui siapa dan dimana orangtua kandungnya.

"Maafkan Aurora bik,"gumam Aurora.

"Ini bukan salah kamu sayang, ini adalah takdir yang harus kamu jalani," ucap Bik Susi.

Setelah terdiam cukup lama akhirnya Aurora berjalan menuju kamar. Mengambil tas ransel yang telah lama di persiapkannya. Sebenarnya Aurora telah mengetahui secara detail rencana Alpha yang takut kehilangan harga dirinya.

Brruuuaaakkkk

Pintu terlepas dari enselnya karena dobrakan kasar Beta.

"Beta tidak tau sopan santun," geram Aurora.

"Kau wanita tidak punya harga diri ya!" Teriak Beta.

"Hmmm gerry jaga ucapanmu rendahan," ucap Alpha.

"Kalian sama saja, kenapa saling menghina?"tanya Aurora spontan.

"aku akan membunuhmu!" Teriak Edward.

"Dengan senang hati penguasa," gumam Aurora.

"Baiklah jika itu maumu," gumam Edward.

Saat tangannya mengeluarkan api dengan santai Aurora berdiri bahkan tidak ada sedikitpun keinginannya untuk lari.

"Sayang!lepaskanlah wanita murahan itu!" teriak Erika, mengenggam erat lengan Alpha.

"Kau ingin mengklaim dia sebagai Lunamu?" ucap Aurora dengan santai.

"Ada yang salah dengan Luna Erika?" tanya Edward.

"Enggak, malah kalian sangat serasi, penjilat menyatu dengan penghianat," gumam Aurora dengan tenang.

"Pincang sama cacat aja belagu,"gumam Erika.

"Bilang aja kamu sirik," gumam Aurora.

"Aku akan pergi, tapi ingat satu hal, jangan pernah menyentuh bahkan melukai bibik Susi atau aku tidak segan menghancurkan seluruh kekuasaanmu," gumam Aurora.

Reject Mate (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang