GIFT

560 89 49
                                    

Genre : Mainly brothership

(yang lainnya, cek sambil baca, ohoho)

Pairing : Jung Hoseok dan Jeon Jungkook

Happy Birthday, Our Eternal Sunshine.

And Happy Reading, All J-Hope Enthusiasts.

Tambahan : ini ditulis 16/17 Februari, seharusnya muncul dua bulan lalu di hari ulang tahun Hoseok. Jadi kalau seandainya ada yang nantinya kebetulan membaca ff ini di akun lain, jangan heran, saya memang ada setor kesana juga, hehe.

Thank you udah mampir, kasih vote juga komentarnya, love you guys ʕ•ε•ʔ

*

*

*

"Hai."

Pemuda bongsor dengan ransel berukuran jumbo yang menempel di punggungnya itu pun berbalik penuh perjuangan setelah menurunkan kantong-kantong besar jinjingannya dari kedua tangan ke atas lantai putih kekuningan kusam dan beralih mengambil kunci yang digigitinya sedari tadi. "Si—siapa, ya?" tanyanya sembari mengerutkan dahinya.

"Aku penghuni sebelah kamarmu, Jung Hoseok,"pemuda berambut hitam itu memamerkan lesung pipi kecil mencuat di kanan kiri pipinya selagi memperkenalkan diri. Ia menunjuk kamar sebelah yang berpintu tak jauh kusam dengan lantai di bawah mereka dengan dagunya, mengulurkan tangan kanannya pada pemuda yang kini menunjukkan raut wajah paham.

"Ah, Jungkook. Jeon Jungkook, senang bertemu denganmu," berbasa-basi, Jungkook menyambut uluran tangan Hoseok, sepintas melihat entah bekas luka apa di balik lengan kemeja tipis yang tanpa sengaja tersibak.

Jungkook baru akan bertanya, tetapi, diurungkannya ketika kulit telapak tangan mereka bersentuhan, dan rasa dingin merayapinya. Jungkook pun cepat-cepat menarik tangannya. Dingin jelas bukan sahabat baiknya.

Senyum di wajah Hoseok masih juga mengembang, tak memikirkan soal Jungkook yang bersikap terkesan kurang sopan padanya dengan terang-terangan meringis dan mengamati seolah Hoseok orang aneh, "Senang bertemu denganmu juga, Jungkook."

Itu, hari pertama perkenalan mereka, bagi Jungkook.

***

"Bertemu lagi, ya."

Jungkook menolehkan kepalanya, masih dengan bibir berhiaskan ramyeon menjuntai, satu tangan memegangi sumpit, tangan lainnya memegangi cup ramyeon yang masih mengepul.

Tersedak, Jungkook buru-buru menggigiti ramyeonnya hingga putus sembari menahan panasnya cipratan kuah pedas dalam cup, berusaha keras menelannya. Jungkook meletakkan makanan tengah malamnya itu, meraih sebotol air mineral yang telah terbuka di sebelah kanannya, meneguknya sampai nyaris tinggal setengah.

"Mengagetkanku saja," gerutu Jungkook selepas menenangkan tenggorokannya yang serasa terbakar, mengelap sudut bibirnya yang terasa lengket.

Hoseok terkekeh, sekarang duduk di kursi bundar berkaki tinggi sebelah Jungkook, membiarkan sebelah kakinya menjuntai ke bawah, ikut menatap ke luar minimarket melalui dinding kaca tebal, dimana orang yang masih lalu lalang segera mempercepat langkah kaki mereka. Ternyata, langit sedang bersedih hati.

Hoseok hanya diam menikmati suasana di dalam minimarket yang sepi, sesekali diisi dengan suara seruputan kuah ramyeon. Terkadang, Hoseok akan tersenyum memandangi Jungkook yang masih bersemangat menghabiskan cup ramyeon keduanya.

GIFT (HopeKook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang