Siapkan hati untuk menghadapi manisnya brondong satu ini 🤭
Selamat membaca, jangan lupa tinggalin jejak lagi disini yaa
.
.
.
.
.
.
.
Mengabaikan rentetan pertanyaan penuh raut penasaran dari seluruh penghuni rumah, aku terus saja melenggang menuju kamar. Menutup rapat pintu dan menguncinya, membuka hoodie yang sejak tadi menutupi tubuhku dan menggantungnya dengan baik pada closet bajuku.Ini adalah hoodie bersejarah. Aku tidak akan pernah mencucinya, tidak akan!
Aku meletakkan kantung obat yang tadi digunakan noona untuk mengobatiku dengan baik diatas meja belajar. Bahkan hingga mencari kotak khusus untuk menyimpannya agar tak digunakan sembarangan oleh hyungku yang gemar memakai barang-barangku tanpa ijin.
Dia memang hyung yang tidak tahu diri.
Mataku menatap pantulan cermin yang menampilkan bayangan wajah tampan yang ditempeli plester luka. Sangat aestetik, indah sekaligus dipenuhi aura maskulin yang sepertinya mampu membuat para gadis bergetar.
Well, tapi sepertinya tidak untuk gadis kesayanganku, Yerin noona.
Aku mulai memikirkan banyak pemikiran aneh setelah mengalami momen indah bersama noona. Seperti tidak ingin mencuci wajah agar plesternya tidak basah dan rusak, tidak ingin mandi agar aroma noona yang sempat tertempel di tubuhku tidak hilang, hingga tidak ingin mencuci seluruh pakaian yang aku gunakan saat ini karena itu semua kenanganku yang berharga bersamanya.
Baiklah, tolong hujat aku dan katakan jika aku gila karena ini semua.
TAPI AKU BENAR-BENAR SUDAH GILA KARENA YERIN NOONA.
Tolong, tolong aku untuk keluar dari kegilaan ini.
Baiklah, sepertinya doaku terkabul.
Ketukan pintu tanpa henti membuat segala pemikiran gilaku memencar, hilang bersama angin yang di berhembus ketika aku berjalan membuka pintu. Kotak obat yang barusan sudah ku simpan dengan aman di tempat yang tak bisa dipikirkan oleh hyung.
"Imma! Kenapa wajahmu?" Tepat seperti yang aku perkirakan, hyung menyebalkan yang kumiliki satu-satunya ini pasti akan datang untuk mengecek keadaanku. Entah karena inisiatifnya sendiri, atau karena paksaan eomma dan appa.
"Berkelahi." Jawabku malas. "Hyung aku ingin istirahat. Silahkan lanjutkan wawancaramu besok. Pria tampan ini butuh istirahat."
"Yak! Dasar bocah kurang ajar! Yak imma!"
Pria itu mengomel ketika aku dengan cepat kembali menutup pintu dan menguncinya. Siapa suruh menganggu ketenanganku mengagumi Yerin noona huh? Dasar hyung yang menyebalkan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Noona
Fanfiction[COMPLETED] [Minibook] Noona, aku disini, didepanmu Tidak, tidak, bukan disitu, Tapi disini, tepat di depanmu. Noona, kau melihatku bukan? -18 April 2019-