Bagian 8

704 19 3
                                    

Author POV

Tim Penjualan ini memang seperti kata orang-orang, lihat saja mereka, ini masih jam kerja, tapi mereka malah bersantai-santai ria dengan keadaan ruangan yang begitu berantakan. Namun begitu, aku tetap memperkenalkan diriku secara formal.

“Halo semuanya, saya Karin Dahlia dari bagian kesekretariatan. Mulai hari ini saya dipindahkan ke Tim Penjualan 3. Mohon bimbingannya,” ucapku lantang sambil membungkuk setelahnya tak lupa dengan tersenyum. Namun, setelah sekian detik, taka da respin dari mereka.

Tiba-tiba ada yang bersuara…

“Ding-dong, peringatan di matikan,” ucap seseorang yang ternyata adalah Kepala Bagian tim ini.

“Mmm, mbak Nadya, ada orang tuh,” ujar seorang cowok yang diketahui bernama Rizky sedang berbicara dengan Nadya, Sang Kepala Bagian.

“Bukan apa-apa. Itu adalah rekan kerja baru kita,” ujar seseorang bernama Mei.

“Aaaaa, apa yang sedang kau lakukan? Aku sangat merindukanmu,” ucap seorang perempuan yang ternyata sedang bervideo call dengan anaknya. Dia adalah Sekar.

Karin yang melihat suasana ini pun sangat speechless karena Tim ini benar-benar kacau. Tiba-tiba seseorang yang ia ketahui bernama Mei memanggilnya.

“Aku?” ucap Karin ketika sudah berhadapan dengan Mei.

“Berapa nomor telfonmu?” ucap Mei.

“Ah…087691728478” ujar Karin mengeja dan Mei mengetik.

“Sebetulnya aka membawa-“ ucap Karin terpotong karena Mei mengehentikannya.

“Aku sudah menambahkan akunmu, dengan begitu aku bisa menjual sepasang sumpit lagi,” ucap Mei tidak terduga sambil menyerahkan sepasang sumpit pada Karin.

“Ah…” ucap Karin yang sangat tidak menduga hal itu.

“Bolehkah aku bertanya-“ ucap Karin lagi-lagi terpotong okeh ucapan Mei.

“Aku mau tidur,” ujar Mei sambil menutup matanya menggunakan penutup mata dan menaruh bantal di mejanya kemudian tidur.

“Maaf, tetapa siapa Kepala Bagiannya?” tanya Karin dengan lantang.

Setelah itu, Rizky dan Mei secara kompak menunjuk Nadya yang sedang sibuk dengan manisan buahnya tanpa melihat kea rah Karin.

“Apakah kau akan melapor?” ujar Nadya langsung setelah Karin sampai dihadapannya.

Karin yang mendengar itupun tersenyum karena Kepala Bagiannya tau maksudnya.

“Halo, Bu,” ujar Karin menyapa.

“Ada apa?” tanya Nadya to the point. Namun belum sempat Karin berucap, tiba-tiba Nadya terbangun sambil bertanya pada Karin apakah Karin ingin kopi?

“Apakah ibu ingin kopi?” ujar Karin balik bertanya,”jangan menyusahkan diri Anda, biar saya yang melakukannya,” ujar Karin ramah. Menurutnya ini memang tugasnya karena ia juga sudah terbiasa membuatkan kopi untuk para direktur.

“Oke, gulanya 5 bungkus,” ujar Nadya menyetujui, Karin yang mendengar itupun sangat terkejut,

“Apa itu tidak terlalu manis?” batin Karin dalam hati.

“Oh…baiklah,” ujar Karin sambil menganggukkan kepalanya lalu pergi untuk membuat dapur.

Tak berapa lama kemudian, Karin pun memberikan kopi pesanan Nadya di meja Nadya.

Namun tanpa diduga….

“Kopinya untukmu, dan gulanya untukkku,” ucap Nadya lalu memberikan kopi tersebut pada Karin dan mengambil gulanya yang ternyata untuk manisan buahnya. Pantas saja ia butuh banyak gula. Karin yang melihat itupun hanya bisa menganga kebingungan atas kelakuan Nadya.

My Boss to My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang