6. Pertemuan Lama

4.1K 134 3
                                    

Natasya terbangun dini hari dengan mata yang sembab, menangisi seseorang bukanlah kelemahan dirinya.

"Ca! kenapa mata lo?" tanya Indy, biasa nonton drakor jawabnya berbohong. Ia harus kejam mengenai alibi apa yang akan ia ucap kepada kedua sahabatnya, seakan hal yang biasa bagi Indy dan Ranti. Jawaban itu pun tidak mengundang teka-teki, kalau ia bilang semalam ia menangis karena lelaki berhati dingin itu. Mungkin balasan dari kedua sahabatnya ia akan diterkam dan ditindas saat itu juga karena, ia bodoh masih berharap dengan pemuda itu akan menoleh kearahnya.

"Jangan keseringan deh, ga baik buat lo" ucap Ranti, Natasya hanya mengangguk.

"Kemana dulu nih?" tanya Indy sambil menyetir mobilnya, "sarapan dulu dong laper" balas Ranti dikursi belakang. "Makannya entaran aja! Nanti siang" Ranti berdecak kesal, "lo mau bikin gue mati kelaparan?."

Tak mau mendengar ocehan Ranti lebih lama maka, Indy memutuskan untuk berhenti di MCD.

"Gak ada yang protes," ayo ucapnya.

🌸🌸🌸

Seharian penuh ketiga gadis ini menghabiskan waktu bersama, mulai dari belanja, foto-foto, melihat buku novel keluaran terbaru lalu memutuskan untuk membelinya atau tidak, dan lain halnya. Dirasa sudah begitu lama mereka meninggalkan rumah, akhirnya mereka mutuskan untuk pulang.

"Gue misah aja deh" ucap Ranti tiba-tiba, Natasya dan Indy saling menoleh. Gue disuruh balik, ada Kakek Nenek gue dari Sukabumi.

"Gak mau gue anter?" Tawar Indy, "gak usah lo juga kan harus kerumah sakit temenin Ibu lo yang mau lahiran" balas Ranti.

"Kalau gitu hati-hati."

Natasya, Indy, dan Ranti berpamitan setelah Ranti mendapatkan pesanan Ojek Onlinenya yang baru saja sampai.

"Ayo Ca!, gue anter" Indy menarik Natasya kearah mobilnya kayaknya gak usah deh. "Lo mending langsung kerumah sakit, kasian Ibu lo nungguinn."

"Terus lo pulang sama siapa?" tanya Indy, "gue bisa naik taxi atau angkutan umum gue juga bisa telepon Abang gue" jawab Natasya yang membuat Indy mengangguk.

Setelah kepergian Indy dari hadapannya, Natasya mulai berjalan kedepan dan menyebrangi halte. Menunggu angkutan umum datang atau mencegat taxi yang lewat, lebih baik naik taxi pikirnya, dirasa sudah hampir 45 menit ia duduk dihalte dan tidak ada taxi lewat bahkan angkutan umum yang lewat pun selalu penuh. Natasya tidak mau bersesakkan didalam sana, jadi ia memutuskan untuk berjalan sambil mengurangi rasa bosan dan tidak cepat terserang rasa kantuk sambil menunggu taxi atau angkutan umum yang lewat.

Tinnn,,,

Natasya berbalik sambil menaikan alis, siapa pikirnya. Pengemudi motor besar itu turun dan mencopot helmnya, "kayaknya kita saling kenal" ucap orang itu sambil tersenyum miring. Natasya gelagapan, "tapi gue gak kenal siapa lo."

"Lo cukup terkenal buat jadi topik pembasan gue sama temen-temen" lanjutnya lagi.

Natasya hanya berdecih kecil aneh, ia berbalik namun orang itu mencekal lengannya. Mau kemana?, orang berjaket hitam itu menaikan satu alisnya sambil menyeringai.

"Jaga sopan santun lo buat gak pegang sembarangan!, gue bisa aja teriak lo penjahat" ucapan Natasya malah membuat orang itu terkekeh.

"Gu-."

"Oi, Anjim" seru orang lain dibelakang sana.

Orang itu berbalik dan mendapati Sandy yang berkacak pinggang berdiri tidak jauh darinya, Sandy memiringkan kepalanya menatap Natasya disana "Kak! Ayo pulang bareng gue."

NATASYA (sudah selesai-revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang