Part 6

165 132 47
                                    

Drrrtt... Drrrttt...

"Thaaa! Ponsel lo dari tadi bunyi tuh." Ucap Nisa.

"Iya iya.. Biarin aja dulu!" Teriak Atha.

"Buruan mandinya Tha. Kita bisa telat tau." Ucap Nisa yang sedang menyisir rambutnya.

"Iyaa! Bentar lagi." Teriak Atha lagi. Dari kamar mandi.

...

"Siapa sih?" Tanya Atha yang baru keluar dari kamar mandi.

"Gak tau, Aryan kali."

Aku pun membuka ponselku. Ternyata benar. Aryan yang sedari tadi mengechat Atha.

Aryan:

"lagi apa tha?"

Hari ini

"Pagi Atha!"

"Udah bangun belum?"

"Udah pagi loh tha.. Bangun!"

"Mau gw jemput gak?"

...

Begitu lah isi pesan dari Aryan.

Aryan:

"Gak usah ar."

"Gw bareng Nisa."

"Lain kali aja ya, makasih."

"Okey kalau gitu."

"Sampai ketemu di sekolah."

Entah sejak kapan. Bibirku mulai tersenyum melihat pesan dari Aryan. Aku mungkin sudah gila.

"Tha! Buruan. Kita bisa telat tau. Pake senyum senyom sendiri lagi." Ucap Nisa menyadarkan lamunan Atha.

"Oh.. Iya iya Nis."

Setelah berpamitan dengan mama Ayah Atha. Atha dan Nisa pun berangkat sekolah dengan mobilnya Nisa. Nisa membawa mobilnya semalam.

...

Sekolah.
09.35

Di tengah lapangan yang panas. Berdiri lah dua siswi. Yang sedang menjalankan hukumannya. Di karena kan mereka terlambat masuk pelajaran Matematika minat.

"Gara gara lo sih tha.. Kelamaan mandinya." Ucap Nisa. "Jadi Telat kan. Kena hukum deh kita, panas banget lagi." Lanjutnya mengibas ibaskan tangannya.

"Kan lo juga yang kelaaman bangun tadi Nis.. Yaudah lah yah. Kita sama sama salah. Nikmatin aja, Matahari pagi bagus untuk kesehatan haha." Jawab Atha.

"Tapi ini panas goblok. Perawatan gw mahal tau!"

Atha tertawa melihat tingkah laku sahabatnya yang sedang kesal saat ini.

"HEYY KALIAN BERDUA!! BERDIRI YANG TEGAK, HORMATNYA JUGA YANG BETUL!" Teriak Bu Intan dari ruang kelas mereka.

Yap dia lah guru matematika minat yang menghukum Atha dan Nisa di tengah panasnya lapangan.

AthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang