"Ahh.. Oh ya, right there. Fast. Ough. Fuck. Ahhh fuck me harder.." kata seorang wanita jalang yang bertelanjang. Mulutnya sedikit terbuka sambil mengeluarkan desahan. Diremasnya payudara sebelah kirinya, sedang tangan kanannya mengusap klitoris. Ia terlihat sangat menikmati genjotan dari lawan mainnya, sedang aku, Raka, dan Alvian tengah tersiksa mengocok kejantanan masing-masing. Sudah 3 video bokep genre yang berbeda dengan durasi 34 menit pervideo kami tonton, namun tak ada satupun dari kami yang mencapai puncak.
"Ais.. Aku lelah. Sudah berjam-jam kita melakukan ini tapi g pernah mencapai akhir" kesal Raka
"Dan kita sudah ketinggalan pelajaran pertama" keluh Alvian
"Apa susahnya meminta uang ke orang tuamu? Kau tinggal mengatakan kalau kau perlu uang untuk kebutuhan sekolah, setelah itu kita pergi ke klub malam. Tidur sambil melakukan orgasme berkali-kali ditemani oleh seorang wanita sampai pagi tiba. Kita g perlu lagi nyiksa diri sendiri sambil nonton bokep" ucap Raka panjang lebar sambil menatap kearahku.
Ya.. Raka acap kali menawariku untuk pergi ke klub malam dan bercinta dengan wanita malam di sana. Tapi, aku sama sekali tak memiliki minat bercinta bila dengan wanita malam. Bukannya aku pemilih, tapi vagina wanita malam sudah tak kencang lagi lubangnya karena keseringan digenjot oleh pria hidung belang, dan aku yakin itu akan mengurangi kenikmatan bercinta.
Jika sedang sange, biasanya aku hanya melakukan masturbasi di kostan menggunakan sabun bolong. Tapi entah kenapa, pagi ini di halaman paling belakang SMA Martamulya, aku tak kunjung mendapati puncak. Melihat wajah Raka dan Alvian yang sedang tidak dalam mood bagus, aku kemudian berjongkok di depan Raka. Kuraih penisnya yang sudah tegang. Ku elus secara perlahan lalu kukulum dengan cepat. Raka, hanya mendongakkan kepala, matanya merem melek menikmati kuluman ku di penisnya.
Digoyangkannya pinggulnya kedepan belakang guna membantuku memasukkan penisnya ke mulutku lebih dalam.
"Hei. Aku juga mau. Adit, sekarang giliranku" kata Alvian meraih kepalaku dan menuntunnya untuk mengulum penisnya. Raksinya tak berbeda jauh dengan Raka. Kulirik Raka yang menatap kesal kearah Alvian. Sebelum membuat Raka tambah kesal, ku raih kejantanan Raka dengan tangan kananku. Ku elus, ku remas penisnya dengan cepat agar ia dapat mencapai orgasmenya. Sedang tangan kiriku mengelus dengan pelan puting susu Alvian dari balik seragam putihnya.
30 menit berlalu, kedua sahabatku mencapai pelepasannya. Cairan putih nan kental mengucur dari penis Raka, dan Alvian kubiarkan dia mengeluarkannya di mulutku. Alvian kemudian menatapku
"Bagaimana denganmu?" tanya Alvian
"Tidak apa-apa. Kalian duluanlah memasuki kelas. Tidak lama lagi aku juga akan mencapai orgasmeku"
"Yasudah, kalau begitu kami duluan ya Dit" kata raka setelah membersihkan penisnya dari spermanya sendiri.
Aku menarik nafas dalam-dalam. Memilih video bokep dari ponselku yang berdurasi cukup lama untuk mengejar kenikmatan. Aku mulai memplay video tersebut dan mengocok penisku. Kukeluarkan sedikit saliva kepenisku agar kocokanku lebih licin. Dengan terburu-buru kukocok penisku menggunakan dua tangan. Aarrgg... Ini sungguh nikmat. Membuatku seakan-akan melayang. Pahaku sedikit bergetar merasakan kenikmatan sesaat itu, karena setelahnya aku kembali menelan kekecewaan sebab gagal mencapai puncak.
"Harus kuapakan penisku ini? Apa aku ikut Raka saja ke klub malam?" gumamku sambil memainkan ujung penisku yang agak mirip dengan bentuk jamur.
"Jadi ini yang wakil ketua osis lakukan dipagi hari sampai-sampai melewatkan pelajaran pagi?" celetuk seorang perempuan dari arah belakang. Dengan cepat aku berbalik menatap sumber suara itu.
"Fany!? " aku terkejut melihat Fany yang muncul dari arah belakang. Bagaimana bisa? Halaman belakang sekolah ini hutan. Tak ada siswa kesini karena memang dilarang oleh pihak sekolah. Selain aku dan teman ku tentunya.
"Sedang apa kau disini? Bukannya hari ini giliranmu untuk berpatroli pagi?"
"ya, memang. Dan itulah yang aku lakukan sekarang. Menergoki siswa yang membolos di pagi hari untuk menonton bokep" kata Fany sambil terus menatap kearah tanganku yang menggenggam penis. Aku sedikit tersipu malu karenanya.
"Kenapa kau membiarkan Raka dan Alvian pergi sedang dirimu sendiri belum mencapai puncak?" Tanya Fany kemudian berjongkok dihadapanku. Tangan kanannya meraih penisku. Diremas dan dikocoknya penisku secara perlahan. Ia melirikku, kemudian mengulum penisku
"Kenapa kau melakukan itu ahh.. " tanyaku sembari menikmati kulumannya.
"Darimana kau tau soal beginian? Kau sudah serinv melakukannya?" tanyaku lagi
"Tidak. Ini pertama bagiku. Dan aku tahu cara ini darimu. Aku memperhatian apa yang kalian bertiga lakukan dari awal" jawabnya lalu kembali mengulum penisku
Fany berdiri. Ia melepas kancing seragamnya satu persatu lalu menurunkan resleting roknya. Fany kini setengah naked. Diremasnya kedua payudaranya yang masih terbungkus bra hitam, sangat kontras dengan kulitnya yang putih bersih
"Kau membuatku penasaran. Maka bertanggung jawablah" beberapa detik kemuadian, bra dan celana dalamnya telah ia lepas. Fany kemudian naik mengangkangiku. Ia melepas seragamku lalu memposisikan penisku kearah vaginanya. Kurasakan penisku mulai memasuki liang vaginanya. Fany mengerang kesakitan.
"Sesakit ini kah? Aku kira akan nikmat rasanya"
"itu karena kau masih perawan. Tapi aku jamin, setelah ini rasa sakitnya akan hilang" kupegang pinggang Fany dan mrmaksa penisku masuk.
Berhsil.
Kutuntun Fany untuk bergerak naik turun. Wajah putih mulusnya memerah menahan rasa sakit di bagian vaginanya. Kuremas payudara sebelah kirinya dan ku kulum yang sebelah kanan guna mengurangi rasa sakitnya. Beberapa menit kemudian, Fany kini menggoyangkan sendiri pinggulnya. Menikmati rasa nikmat dari genjotan penisku
Aku cukup tahu diri, penisku memanglah berukuran besar dibanding Raka dan Alvian. Dan itu menjadi poin tambahan dan menambah kadar kenikmatan saat bercinta. Terbukti, tak cukup setengah jam Fany telah orgasme dan akupun sama. Liang vagina Fany sangatlah sempit dan nikmat.
Fany merebahkan kepalanya dipundakku. Ia mengatur nafasnya yang memburu akibat pelepasan. Dan hanya srkedar memberi tahu, akh mengeluarkan spermaku didalam.
Dirasa lelahnya sudah berangsur-angsur menghilang, Fany mulai mengendus, menjilat, menghisap leherku dan meninggalkan beberapa bekas biru keunguan disana. Ia mulai menggoyangkan pinggulnya dari gerakan pelan dan kini menjadi sedikit terburu-buru. Aku tahu, Fany sangat menikmati semua ini dan ia belum puas dengan orgasme hanya sekali.
Kuubah posisiku, dari fany yang mengangkang diatasku kini kududukan di kursi. Kali ini aku ingin memimpin percintaan ini.
Sebelum ku goyangkan pinggulku, kuremas kedua payudara montok milik Fany. Ia terus menatapku dengan tatapan penuh nafsu. Kuludahi payudara sebelah kirinya agar lebih licin dan asyik meremasnya. Dan yang sebelah kanan ku kulum dengan ganas. Payudaranya besar dan kenyal. Putingnya yang berwarna pink mengeras dan menegang dengan sangat menjadi nilai plus dalam meningkatkan nafsu liarku.
"Please..." pintanya
Ku hentakan penisku ke vaginanya dengan kasar dan cepat. Ia melenguh, antara kesakitan dan kenikmatan. Tidak kubiarkan penisku beristirahat sedetikpun. Kegenjot milik tanpa henti. Ini adalah kenikmatan bercinta yang ku bayangkan dan kudambakan selama ini. Pikiran liarku mulai berkelana, kedepannya akan aku genjot fany. Sedikitnya 3 ronde di pagi hari. 2 ronde saat istirahan disiang hari, dan minimal 5 ronde dimalam hari
Fin.
Nantikan karyaku selanjutnya