Sesuatu terjatuh dari serbet yang menggeletak dimeja makan ketika Sehun hendak mengambilnya. Sebuah kotak kertas berwarna biru yang sudah menggeletak dilantai mengalihkan perhatian Sehun.
Tangan kecilnya mengambil benda kotak itu. Diamatinya dengan teliti. Tetapi dia tidak mengerti meski sudah membaca tulisan yang tertera dibungkusnya.
Lalu perhatiannya pada benda kotak teralihkan ketika mamanya datang mendekat. Sehun pun langsung bertanya, "mama ini apa?"
"Hm? Oh.. itu namanya alat pendeteksi kehamilan sayang."
"Kehamilan itu apa ma?"
"Hamil itu berarti ada calon bayi di perut seorang wanita."
"Wanita itu berarti mama..... Waaaa Sehun mau punya adek ma?!"
Sena mengangguk. "Iya, Sehun mau jadi kakak."
"Wah..."
Melihat ekspresi Sehun yang antara bingung dan tidak tau harus bagaimana membuat Sena sedikit banyak berfikir bahwa Sehun tidak suka jika dia akan menjadi anak sulung di keluarganya.
"Sehun sayang?"
"Iya ma?"
"Sehun ngga suka punya adek?"
"Suka sih ma.. tapi.. Sehun bingung."
"Bingung kenapa?"
"Kan kemaren Jongdae punya adek, trus adek tanya ayah gimana caranya adeknya Jongdae dimasukin ke dalam perut mamanya?"
Sena menunggu penjelasan Sehun dengan sabar. Bocah itu berpikir lagi.
"Terus?"
"Sehun bingung adeknya Sehun kapan dimasukin ke perut mama?"
Sena tertawa. Ternyata Sehun belum lupa dengan kejadian itu. Dia ingat suaminya berpikir keras untuk memberi jawaban pada Sehun tentang bagaimana adek Jongdae bisa masuk ke dalam perut mamanya. Tetapi, setelah Changmin mendapatkan jawaban, Sehun justru lupa dan tertidur di sofa setelah menyelesaikan tugas bahasa Inggris dari Miss Tiffany.
"Sehun, sayangnya mama, coba sini dengerin mama."
Bocah tampan itu kemudian duduk dipangkuan sang mama. Binar matanya terlihat antusias. Sehun memang anak yang punya tingkat kekepoan yang tinggi.
"Sehun ingat ayah sama mama pernah mengajari kalo Tuhan itu ada?"
Sehun mengangguk. "Tapi Sehun belum pernah lihat Tuhan ma... Tuhan itu kayak gimana ma?"
"Tuhan itu ada di jauuuh sana, tetapi jika Sehun percaya kalo Tuhan itu ada, Tuhan akan selalu ada dihati Sehun." Sehun masih mendengarkan.
"Tuhan akan bantu Sehun kalo Sehun lagi kesusahan, Tuhan akan kasih Sehun bahagia. Itu kalo Sehun taat sama Tuhan. Kalo Sehun ngga taat sama Tuhan nanti kalo Sehun minta apa-apa sama Tuhan, ngga dikasih."
Sehun diam mencerna kata-kata mamanya. Sedikit pusing juga dia karena ini adalah hal baru.
"Sampai disini Sehun mengerti maksud mama?"
"Sehun bingung ma.. ehehe."
"Ya udah ngga apa-apa. Lain kali mama jelasin lagi ya. Yang jelas, yang masukin adek ke perut mama, mamanya Jongdae dan mama-mama lain diluar sana itu ya semua karena Tuhan."
"Waaa.. kalo gitu Tuhan baik ya ma?"
"Tuhan selalu baik dong sayang. Makanya mama juga dikasih anak sebaik Sehun." Si sulung tersenyum bangga mendengar pujian untuk dirinya. Dia tidak tau banyak, tetapi yang jelas dia tau kalo Tuhan itu baik.
"Kalo gitu nanti Sehun juga mau perutnya dimasukin adek ma!"
Sena menjengit. "Sayang... yang bisa dimasukin adek ke dalam perut cuma perempuan sayang. Yang seperti mama, mamanya Jaehyun, kakak Irene, kakak Krystal, akak Jess, kakak Chae. Pokoknya yang perempuan aja yang bisa dikasih adek di perutnya."
"Ih! Kenapa gitu ma?"
"Karena itu lah beda laki-laki sama perempuan. Sehun bisa lihat kan ayah sama mama berbeda?"
Sehun mengangguk. Tetepi dia masih belum terima kalo perutnya tidak bisa dimasukin adek!
"Gini deh dek.. eh mama panggil kakak aja ya, kan Sehun udah mau jadi kakak." Sehun mengangguk lagi.
"Nanti kalo ayah udah pulang kerja, tanya sama ayah bedanya ayah sama mama gimana, terus tanya juga kenapa perut ayah ngga bisa dimasukin adek."
Modus Sena untuk menghindar dari pertanyaan tanpa ujung tentang memasukkan adek ke dalam perut memang patut ditiru. Sena sudah mual dan pusing karena efek dari kehamilannya. Dia hampir oleng, jadi tidak bisa berfikir banyak. Tetapi si sulung memang harus diberi jawaban untuk kehausannya bertanya karena termasuk tugasnya mendidik sang anak.
"Mama mau istirahat dulu ya sayang.. Mama pusing juga. Pintu kamar ngga mama kunci kalo adek bosen masuk aja boboan samping mama."
"Eh.. mama sakit?"
"Enggak, cuma capek dikit. Nanti kalo habis istirahat udah ngga pusing lagi kok. Kakak mainan sendiri dulu ya. Sebentar lagi ayah pulang."
Setelah mamanya masuk ke kamar, Sehun termenung sendirian memikirkan bagaimana Tuhan memasukkan adek ke dalam perut sang mama.
Bagaimana adeknya bisa masuk jika perut mamanya tidak ada lubang?
Bagaimana nanti adeknya keluar dari perut mamanya?
Bagaimana adek makan dan minum di dalam perut mamanya?
Aduh.. Sehun penasaran!
Dia harus bertanya sama ayahnya kalo udah pulang nanti.
Harus!
.
.
.🌼🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
Dedek Sehun
De TodoBocah ✔ Manja ✔ Ucul ✔ Ganteng ✔✔✔ 🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼🍼 Cerita ini mengandung alur dan bahasa campur aduk⛔