Srekk srekk
Terdengar seseorang seperti membuka sesuatu.
Wanita itu masih dalam keadaan tak sadarkan diri. Netranya masih sayup sayup untuk menyesuaikan dengan keadaan sekitar. Pusing, yang ia rasakan. Sebelumnya ia tak merasakan seperti ini.
Kreekk
Kali ini terdengar seperti sobekan keras. Wanita itu bingung, aku ada dimana sekarang? Batinnya.
Beberapa cahaya masuk, membuat wanita itu mengerjap ngerjap silau. Kali ini ia bisa melihat dengan jelas. Dimana? Batinnya lagi.
Kini yang ia lihat pertama kali ialah sebuah sofa. Sofa panjang berwarna putih. Ruang tamu? Batinnya.
Wanita itu semakin bingung, apa yang terjadi selama ia tidur?. Semuanya tampak asing dimatanya. Dan lagi ia bertanya tanya rumah siapa ini?.
Terdengar langkah kaki seseorang. Lama lama semakin mendekat.
Wanita itu memejamkan matanya. Jujur sekarang ia sedang dilanda rasa takut beserta bingung, yang sekarang ia lakukan hanyalah berdiri, merapatkan punggungnya pada dinding berharap tidak akan terjadi apa apa padanya.
Langkah kaki itu semakin mendekatinya, sampai sampai Ia gemetar hebat. Hingga akhirnya suara itu tak terdengar lagi.
Ia memberanikan diri tuk mencoba membuka matanya. Pelan, sangat pelan ia buka. Hingga ia dikejutkan oleh sosok pria yang duduk di sofa putih.
Deg
"Sss-siapa?" ucapnya terbata-bata.
Pria itu menyodorkan sesuatu. Tidak lama, pria itu menariknya kembali. Seperti benda hitam panjang.
"Aa-ppa mm-mau mu?" tanya wanita itu sambil menahan isak tangisnya.
Tapi dari gerak geriknya. Jika diperhatikan, pria itu tampak bingung. Ia berdiri, lalu sedikit menjauh, wajahnya rada pucat seperti orang melihat hantu?.
Pria itu terus menatapnya. Sesekali ia menoleh kebelakangnya, ke samping kanan bahkan kiri. Hingga, ia berhenti disamping tumpukan sesuatu.
Wanita itu semakin bingung, apa maksudnya ini? Batinnya. Ada pria aneh yang tiba tiba muncul di hadapannya.
Wanita itu mencoba bertanya lagi, Kali ini dengan suara tegas tak ada isakan di suaranya.
"Siapa kau? Dan dimana aku?"
Pria itu tak menjawab, malahan ia mengabaikan ucapan wanita itu. Wajah pria itu semakin pucat. Hingga akhirnya sebuah suara mengagetkan pria itu.
"…."
***
"Duduklah, jangan kacaukan apartemen ku"
"Hmm" angguk Jimin, "Kau membeli TV baru?" tanyanya.
Pria itu mengangguk, "Mau minum apa?"
"Terserah, tapi aku lebih suka es" jawabnya.
Pria itu pergi menuju dapurnya, mengambil 2 gelas kaca dan tak lupa sekotak jus jeruk segar dari kulkas untuk diminumnya bersama sama.
"Ada apa dengan TV mu yang lama? Setau ku masih bagus?" tanya Jimin berbasa basi.
Pria itu menghela nafas, "2 hari yang lalu, keponakan ku datang kemari. Lalu ia tak sengaja bermain mobil mobilan yang ada magnetnya. Alhasil membuat TVku berubah menjadi warna ungu" jelas pria itu.
"Hmm" angguk Jimin mengerti, lalu menegak jus jeruknya.
"Ada apa kau kemari?" tanya pria itu.
Jimin berdiri dari duduknya, ia merenggangkan tubuhnya. "Tidak ada, hanya saja aku bosan di apartemen ku". Sahutnya. Lalu ia berjalan melihat TV baru temannya itu dari dekat.
"Kapan kau membelinya?"
"Kemarin sore" jawab pria itu.
"Kurasa seleramu memang bagus" Jimin mengcungkan jempolnya. Hendak ia berbalik menghadap temannya itu. Seketika tercium semilir aroma wanita.
"Apa ada kakakmu disini Tae?" tanya Jimin memastikan. Lalu ia berjalan kembali duduk disebelah Taehyung.
"Tidak ada. Kakakku sudah pulang 2 hari yang lalu. Aku sendirian disini. Wae?" jawab Taehyung.
Jimin berusaha untuk tidak terlihat takut. Namun ia sedikit menegang. "Kau membeli parfum baru?" tanyanya memastikan lagi.
Taehyung mengerutkan dahinya. Pertanyaan Jimin sungguh membuatnya ambigu. "Wae? Aku masih pakai parfum yang lama" Taehyung mengibaskan bajunya sekilas, lalu menimbulkan aroma maskulin dari kibasannya.
Jimin menggangguk. Menyetujui perkataan Taehyung. Tapi ia tidak salah mencium bukan? Ia tadi benar benar mencium aroma wanita disini.
"Apa kau membawa wanita ke apartemenmu?" Jimin memastikan lagi.
Taehyung lama lama jengah dengan pertanyaan tak jelas Jimin. Ia memutar bola matanya malas. "Waee? Aku sendirian disini. Baik kemarin sore, tadi malam, tadi pagi, hingga kau datang kemari. Tidak ada siapapun hanya aku." jelasnya panjang lebar.
Oke kali ini Jimin tiba tiba merinding. Ia meyakinkan dirinya, untuk tak percaya pada hantu. Kini ia menghela nafas, berusaha membuat dirinya tenang.
"Aku mencium aroma wanita disini" ucap Jimin.
.
.
.
TBC