Ternyata Dia Baik

20 1 0
                                    

Nala Alea.

Jam pulang sekolah sudah lewat dari tadi.Tapi aku dan Puput masih sibuk untuk berjalan mengelilingi sekolah besar ini.Ruangan parkir di sini dibagi menjadi dua,satu untuk kendaraan bermotor atau beroda empat dan satunya lagi adalah kendaraan beroda dua~sepedha lo.Puput menuntunku ke sini karena dia ingin mengambil sepedha untuk segera pulang.

"La,aku duluan ya,"Puput mulai menggoes sepedhanya.Dia memaksaku untuk memperhatikannya sampai di ujung gang dan siap untuk menghilang.

Aku melihat pemuda berhoodie yang tadi pagi aku temui.Dia mulai mendekat.

"Kalau lo mau macam-macam sama gue,detik ini juga gue teriak,"tapi gertakanku tidak di gubrisnya,dia mendekat sampai tidak menyisakan jarak antara aku dengannya.

"Tolooooong,ada yang mau melecehkan gue!!,"teriakku.

Dia berbisik tepat ditelingaku"B*ngs*t,gue sama sekali ngga nafsu,"

Tubuhku bergetar,mataku nanar menatapnya.Sepertinya kecurigaanku salah.Dia ingin mengucapkan sesuatu.Bodohnya aku.

"Bodoh,aku hanya ingin meminta maaf soal tadi pagi,"katanya

Ternyata dia bisa mengucapkan kata maaf juga.Dengan tampang sombong seperti itu,aku tidak menyangkanya.

"Iya,tapi bisa dong ngga mepet aku,"aku selangkah mundur
"Cuma itu yang bisa ngebuat lo berhenti,"jawabnya

"Mau pulang bareng?,"tanyanya
"Boleh,kayanya Bag Satrya ngga jemput,"

"Tapi jalan ya,hehe"aku tidak menyangka kalau pemuda ini bisa berbicara dengan normal.

Sepanjang perjalanan hanya hening yang menyita.Aku berjalan,sementara dia berjalan sambil menuntun sepedhanya.Aku mengeluarkan sisa gulali tadi.Kemudian aku memberanikan diri untuk membuka pembicaraan.
"Kenapa lo tadi pagi cengkeram pundak gue?,"tanyaku

"Lo suka gulali?"tanyanya balik.

"Ngga begitu suka,tapi yang aku tahu Mom sangat menyukainya,bahkan beliau sangat mahir membuatnya,"jawabku

"Oh ya?,bisa aku bertemu dengannya?,"wajahnya menyiratkan antusias yang tinggi

"Beliau sudah bahagia di sana,"aku menunjuk ke arah langit.Aku sedikit sedih mengatakannya.

"Maaf,"dia mengatakan kata itu untuk kedua kalinya

"Kenapa lo minta maaf untuk kedua kalinya?,"tanyaku heran

"Seorang anak kecil mengajariku untuk selalu meminta maaf sebelum semuanya terlambat,"jawabnya sambil menundukkan kepala.

"Btw,rumah lo dimana?,"tanyanya.

Aku berpikir sejenak.Karena aku perlu waspada,aku baru mengenalnya.

"Perlu dicatat,gue ini bukan perampok,bukan psikopat,jangan aneh-aneh berpikir tentang gue,"

"Jl.Tos Sudarso No 7A,"jawabku singkat.

"Kita searah,"entah kenapa kata-kata kita agak menggangguku.

Sesampainya di rumah,

"Udah sampe nih,"kataku

"Rumah yang bagus,"pujinya

"Makasih ya,udah mau nemenin pulang,"ucapku sambil membuka gerbang.

Tapi aku tidak mendapati pemuda berhoodie itu.Dan....aku lupa menanyakan namanya.

Sial..


HippopotamusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang