Boston, Massachusetts
November, 2006Hugh berdiri memandangi jendela yang terkunci rapat itu, berpikir apa sebaiknya ia memecahkan jendela itu, memicu kegaduhan dan melarikan diri dari sana. Tapi tentu saja, itu tindakan bodoh dan Hugh cukup yakin kalau wanita itu akan menembak kepalanya jauh sebelum Hugh mencapai pintu masuk. Tapi, sial! Hugh bahkan tidak tahu dimana ia berada. Ponsel dan dompetnya disita. Ia tidak memiliki apapun untuk menghubungi agen Davisson dan meminta bantuan.
Iblis penjilat itu telah membiarkannnya terkurung di ruangan yang sesak selama semalaman. Ruangan yang tidak lebih besar dari area konter di Davisson Rest. Tanpa sofa empuk, tanpa televisi, radio, dan hanya ada sebuah kursi yang sudah reyot juga ranjang keras yang bahkan tidak lebih besar darinya. Ranjang itu disanggah oleh kayu tua yang sudah reyot. Dan setiap kali duduk di atasnya, Hugh merasa khawatir kalau-kalau bobot tubuhnya akan mematahkan kayu penyangga.
Tumpukan barang tidak terpakai di letakkan di sudut ruangan. Beberapa diantaranya hanya berupa pakaian lusuh, lemari yang sudah hancur dan tirai-tirai berdebu. Selama beberapa jam di sana, Hugh telah berkeliling untuk mencari sesuatu yang mungkin dapat membantunya keluar dari sana. Namun hanya ada tumpukan buku-buku bekas di dalam kardus penyimpanan yang sudah diberi perekat. Sisanya hanya berupa mainan kayu yang berdebu dan lampu tidur yang tidak lagi berfungsi.
Menjelang malam, Hugh mendengar suara keributan di depan. Suara feminin yang ia kenali itu berusaha mendebat suara seorang pria tak di kenal yang dipanggil Aaron. Siapa Aaron? Hugh mendekat ke arah pintu dan mendengar sekilas perdebatan mereka. Aaron memanggil wanita itu dengan nama Kendall, suaranya tidak begitu keras tapi cukup menegaskan maksudnya. Dan mendengar dari isi percakapan mereka, Hugh merasa kalau Aaron berusaha memeras Kendall.
"Aku butuh uang itu untuk membayar ganti rugi kerusakan mobilnya," kata Aaron. Hugh bisa membayangkan Kendall bergerak bangkit dari atas kursi ketika ia mendengar suara berderit kaki kursi yang bergeser di lantai kayu.
"Aku tidak punya uang sebanyak itu Aaron!"
"Aku tahu kau punya tabungan. Apa salahnya meminjamkan sedikit uang itu untuk menolongku? Aku baru saja mendapat tawaran pekerjaan dan aku janji akan mengembalikan uangmu setelah aku mendapat gaji pertamaku. Tolong, Kendall, kecuali kau ingin melihatku di penjara karena tidak membayar ganti rugi."
Wanita itu mengerang cukup keras.
"Demi Tuhan, Aaron! Apa kau tidak bisa berhenti minum untuk sehari saja?! Kalau kau tidak mabuk.."
"Aku hanya bermaksud meminjam uangmu untuk biaya perbaikan," sanggah Aaron dengan cepat. "Itu tidak ada hubungannya dengan kebiasaan minumku. Semua orang butuh alkohol. Kau, ayah, bahkan ibu juga minum alkohol. Jangan salahkan aku kalau aku minum alkohol!"
"Jangan mencari alasan! Aku tahu kau menabrak mobil itu karena kau mabuk! Dengar Aaron! Aku tidak tahu apa ini rencana burukmu yang lain. Tapi katakan dengan jujur apa kau berjudi? Kau berjudi lagi dan menghabiskan uangmu di sana, kan?"
"Tidak!"
"Jangan membohongiku!"
"Aku tidak bohong padamu!" Aaron tampak bersikeras. "Aku menggunakan uang itu di tempat pelatihan untuk pekerjaan baruku. Aku bersumpah!"
Dari tempatnya Hugh bisa mendengar suara langkah kaki yang berat ketika Kendall menyeret bot besarnya dan berjalan mendekati pria itu sembari memudingkan satu jarinya di depan wajah Aaron.
"Hentikan omong kosongmu! Aku tau kau bersama teman berandalanmu itu, Jerome. Kau dan dia naik ke mobil Jeep bersama berandalan lainnya. Apa yang kau lakukan? Tolong jangan katakan padaku kau terlibat dalam pencurian!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Boston Highway (seri ke-1) PULCHRITUDE
Misteri / ThrillerBoston, Massachusetts, digemparkan oleh penemuan dua korban pembunuhan yang diletakkan dalam peti mayat dengan kondisi yang siap untuk dikuburkan. Setiap korban memiliki ciri identik yang sama: muda, atraktif, berambut pirang dan memiliki warna mata...