Boston, Massachusetts
November, 2006Dale menghentikan mobilnya pada lahan kosong di dekat danau, tempat dimana bagunan tua dengan papan bertuliskan angka 11 A dipajang. Kotak surat yang terbuat dari lapisan besi berkarat berdiri di samping rumah. Kayu yang menyangganya tampak lapuk dan tua termakan usia. Sementara pagar setinggi satu meter mengelilingi bagian samping pekarangan. Suara jangkrik terdengar dari arah danau. Bangunan itu merupakan satu-satunya rumah yang terletak di sana, kecuali mereka berkendara seratus meter ke depan untuk menemukan bangunan lain.
Dengan struktur rangka berupa kayu yang membentuk bagian depannya, jalanan berbatu yang mulai ditumbuhi rumput setinggi mata kaki juga tumpukan daun kering yang terabaikan, rumah itu tampak seperti tak berpenghuni. Kaca jendela bagian depan yang kusam terlihat retak. Pintu depannya reyot, dan ada sebuah pajangan besi yang menggantung di teras dan berdenting setiap kali tertiup angin.
Judd yang duduk di kursi penumpang menatap ke sekitar rumah. Ia membuka ponselnya untuk memastikan gambar dan alamat rumah itu sesuai sebelum akhirnya ia memutuskan untuk turun dari dalam mobil.
"Tahun berapa Hillary menempati bagunan ini?"
"Seribu sembilan ratus sembilan puluh tiga. Sekitar tiga belas tahun yang lalu. Satu tahun setelah dia menikahi Monroe," sahut Judd.
"Maksudmu, mereka tinggal di sini bersama-sama?"
"Tidak. Rumah ini peninggalan keluarga Hillary. Hillary menempatinya sendiri, aku rasa setelah keretakan hubungan rumah tangganya dengan Monroe."
"Sial!" Dale mematikan mesin mobilnya dan menyusul Judd turun dari mobil itu. "Kejadiannya sudah tiga belas tahun yang lalu! Menurutmu pembeli rumah ini masih orang yang sama?"
"Berharap saja begitu."
Judd berjalan lebih depan dan Dale mengekor di belakangnya hingga mereka sampai di depan pintu masuk. Matanya mencari-cari ke sekitar pintu depan dan ketika ia tidak menemukan tombol bel di sana, ia mengangkat kepalan tangannya kemudian mengetuk pintu.
"Permisi!"
Tidak ada jawaban. Setelah bertukar pandang dengan Dale di seberang, Judd mencoba ketukan berikutnya. "Permisi!"
Suara berderak dari keramik yang menghantam lantai menciptakan situasi gaduh seketika. Suara itu berasal dari bagian samping bangunan. Sementara Judd berjaga di tempatnya, Dale langsung memeriksa bagian samping bangunan. Tatapannya tampak awas begitu ia melihat seekor kucing rumah berbulu lebat keluar dari jendela yang terbuka. Kucing itu berlari ke arah danau dan menghilang di balik semak-semak.
Danau itu tampak sebening sejak kali pertama Dale melihatnya. Airnya bergerak dengan lambat dan seekor ikan yang berenang menjauh dari tepian danau telah menciptakan riak kecil yang segera hilang bersamaan dengan keheningan yang mencekam dan suara jangkrik di sekitar pekarangan. Setelah mengembuskan nafasnya dengan kesal, Dale kembali dan tepat disaat yang bersamaan seseorang menggeser pintu hingga terbuka.
Seorang wanita kurus dengan pakaian lusuh sepanjang lutut, celemek yang terikat di pinggul rampingnya juga peluh yang mengalir dari keningnya langsung menatap dua pria yang berdiri di depan seolah sedang memandangi pertunjukan sirkus yang aneh. Tulang pipinya yang terlalu cekung dan uban di rambutnya menegaskan usianya yang tidak lagi muda. Wanita itu memiliki kerutan di bawah matanya dan senyum yang aneh. Ketika ia berbicara, wanita itu memperlihatkan sederet gigi yang tidak lagi utuh dan bekas luka yang jelas di ujung bibirnya.
"Maaf? Apa aku mengenalmu?" Sang wanita memicingkan kedua mata almond-nya yang kecil. Kelopaknya bergerak-gerak dengan gelisah saat menunggu jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boston Highway (seri ke-1) PULCHRITUDE
Детектив / ТриллерBoston, Massachusetts, digemparkan oleh penemuan dua korban pembunuhan yang diletakkan dalam peti mayat dengan kondisi yang siap untuk dikuburkan. Setiap korban memiliki ciri identik yang sama: muda, atraktif, berambut pirang dan memiliki warna mata...