Secuil Kisah Baru.

2 1 0
                                    

"Aqilla.... Bangun!!" Teriak bunda yang menghancurkan rajutan mimpi Aqilla.

"Emh.. Iya" ujar Aqilla yang masih setengah sadar. Kemudian beranjak menuju kamar mandi.

Cuaca hari ini sangat mendukung, matahari sepertinya sedang berbahagia namun tidak dengan hati Aqilla yang di selimuti mendung karena akan berpisah dengan teman-temannya.
Setelah hampir 30 menit akhirnya Aqilla siap menuju sekolah tapi kali ini ayahnya yang mengantar Aqilla sembari menyelesaikan beberapa berkas kepindahanya.

"Aqilla berangkat dulu bunda, nanti bunda jemput Aqilla ya" ujar Aqilla kemudian mencium pipi Bunda

"Iya sayang, take care" begitulah ucapanya mengantar kepergian Aqilla bersama ayahnya.

.....

20 menit kemudian mereka sampai di SMAN Harapan tempat sekolah Aqilla.
Aqilla dan ayahnya pergi menuju tempat yang berbeda. Hari ini sekolah belum begitu ramai mungkin karena mereka masih terbawa suasana liburan jadi bisa saja telat bangun dan bermalas-malasan.

"Pagi Qilla" Sapa kak Nadien siswa yang notabene anak kepala sekolah SMA ini.

"Oh, pagi juga kak" Sapa Aqilla dengan ramah walah sebenarnya dia tidak begitu akrab dengannya.

"Kakak denger lo mau pindah ya?" tanyanya dengan santai

"Aku rasa begitu" ucap Aqilla dengan terseyum

"Mau pindah kemana?" tanyanya lagi seperti mengitrogasi sesuatu saja.

" SMANSA mungkin kak" sembari melihat kondisi sekolah yang sudah mulai ramai.

"Kak aku mau ke kelas dulu ya. Bye kak" ujarnya meninggalkan Kak Nadien

Saat berjalan menuju kelas entah mengapa setiap pasang mata melihatnya dengan tatapan aneh.

"Apa apaan ini, kenapa semua ngelihat gue? Apa jangan jangan berita gue pindah udah kesebar? Padahal gue baru cerita barusan deh" ujarnya dalam hati dengan penuh tanda tanya.

Sesampainya Aqilla di kelas XI IPS 1 tidak ada satupun temanya yang menyapanya semua hanya terdiam melihat kedatanganya untung saja seuasana tersebut tidak berlangsung lama.

"Selamat pagi anak anak" ujar Pak Ifam memasuki kelas

"Pagi pak" jawab kami serentak

"Aqilla, silahkan maju kedepan! Sepertinya ada yang harus kamu sampaikan" ucap pak Ifam menghadap Aqilla

Dengan penuh keraguan melakah kakinya kedepan.

"Selamat pagi teman teman yang aku sayangi. Mungkin kalian sudah dengar tentang berita kepindahan ku yang terkesan mendadak tapi berita itu benar adanya. Mungkin hari ini adalah hari terakhir ku bersama kalian tapi meskipun kita nggak lagi satu sekolah kita masih teman. Jadi makasih buat kebersamaan yang telah kita lalui, makasih udah mau jadi teman saat suka dan duka. Aku pergi bukan karena aku nggak sayang sama kalian atau bahkan benci, nggak nggak sama sekali. Maaf ya kalau Aqilla selama ini punya salah sama kalian mungkin aja sikap atau perkataan ku menyakiti kalian, aku minta maaf ya. Aqilla harus pergi dulu. Maaf dan makasih." ujar Aqilla dengan berlinang air mata.

Berat sekali rasanya haru meninggalkan seseorang yang kita cintai walau kebersamaan itu hanya dalam sekejap tapi sungguh berharga.

Aqilla tak tega melihat Nindi menangis karena kepergianya dan Aqilla berusaha menenangkan Nindi, Aqilla berjanji akan selalu memberi kabar pada sahabatnya itu dan tentu saja tidak akan melupakannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ENTAH.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang