"Takdir itu tidak bisa di rencana,
Tapi tersurat untuk di siratkan."🌼🌼🌼🌼🌼
Kicau burung terdengar beralun, bagaikan nada berbunyi yang menyentak pagi.
Matahari pun tampak bahagia, terbukti dari cahaya hangatnya yang membias masuk pada setiap celah penjuru bumi. Tanpa terkecuali pada jendela kamar terbuka milik seseorang.
Kamar dengan desain bertemakan vintage itu terlihat luas, juga menyebar bau parfum khas blossom bercampur roses yang semerbak wangi.
Dan disinilah dia. Gadis cantik dengan rambut hitamnya yang tergerai panjang itu tengah duduk di sebuah kursi, menghadap pada pantulan cermin besar yang memperlihatkan pantulan diri.
Senyuman manis terukir di bibir ranumnya. "Selesai." Ia bergumam setelah memberikan polesan terakhir dipipi.
Sebelum keluar dari kamar sang gadis kembali merapikan celana jeans hitam yang di padukan dengan kemeja putih oblong, setelah itu memakai blazer hitam sebagai pemanis setelan casualnya kali ini.
Dia terlihat berkelas, anggun, dan cantik. Sama seperti namanya yang juga menarik dan unik. Chou Tzuyu.
"Eomma, Appa, aku berangkat!" Teriaknya.
Tzuyu menuruni anak tangga dengan sedikit tergesa, menuju lantai bawah yang langsung memperlihatkan kedua orang tuanya yang tengah menyantap sarapan.
"Makan dulu, sayang." Cegah Nyonya Chou, Ibunya.
"Nanti saja Eomma, dikampus. Hari ini aku harus berangkat pagi, ada hal penting yang harus ku kerjakan."
"Tapi sayang, kau belum makan apa-apa! Bagaimana mungkin kau-"
"Sudahlah Yeobbo, sudah. Putri kita sedang buru-buru." Tuan Chou ikut menimpali, lalu tersenyum pada Tzuyu. "Oke, sayang. Berangkatlah, tapi hati-hati dan jangan ngebut."
Tzuyu tersenyum lebar, "Siap laksanakan Appa!"
Dan sebelum pergi tidak lupa Tzuyu menyempatkan mengecup singkat pipi Ibunya yang membuat wanita paruh baya itu menggeleng pasrah atas kelakuan putrinya.
_________
Tzuyu menghampiri mobil putihnya yang sudah terparkir siap. Tapi ketika hendak masuk, netranya tak sengaja menangkap sesosok pria dengan pakaian fotmal. Pria itu tengah berkacak pinggang tepat di depan gerbang rumahnya, sambil bersandar di mobil merah miliknya.
"Aku datang untuk menjemputmu Tuan Putri!" Teriaknya memekakan telinga.
Bibir ranum Tzuyu terangkat membentuk senyuman memikat.
Mulai lagi.
"Aku akan berangkat sendiri Oppa! Terimakasih!" Dengan sedikit berteriak dia menolak.
"Ck. Ayolah! Mobil ku terus mengeluh ingin kau naiki!" Dia berteriak kembali, wajah tampannya menampilkan rajukan yang membuat Tzuyu geli.
"Maaf Oppa, tapi aku harus segera pergi. Lagi pula bukankah hari ini kau tak ada jadwal kampus?"
"Memang! Aku sengaja datang untuk mengantarmu. Hari ini aku akan pergi ke kantor, jadi sekalian. Ayo cepat!" Bujuknya lagi.
"Tidak, itu akan sangat merepotkan! Dan jika Oppa lupa, kampusnya tak searah dengan kantormu Oppa. Jadi lain kali saja ya, aku juga sedang buru-buru, dah!" Setelah mengatakan itu Tzuyu memasuki mobilnya, membiarkan si pria menggerutu di seberang sana.
"Cih! Aku di tolak lagi?! Menyebalkan!!" Dengusnya dengan wajah masam yang semakin muram ketika melihat mobil putih itu keluar dari halaman.
TIIINN!
KAMU SEDANG MEMBACA
• UTOPIA • REVISI
RomantizmKetika semua kebahagiaan di renggut karena sebuah kecelakaan yang menyebabkan hilangnya ingatan, Chou Tzuyu memendam cintanya sendirian. Karena sang kekasih melupakan segalanya. Dan hati yang lelah menunggu membuatnya hampir menyerah untuk berpalin...