What happened between us, everyone said i was wrong~
For saying goodbye and hurt your feeling~
But nobody knows that we couldn't get along~
We couldn't be together just because of love and to be looked good~
But i know you also felt the uncomfortable situation between us~
I'm just the person who said goodbye first~I'm okay to take all the blames for leaving you~
I'm sorry for changing my heart from you~
I'm okay to take all the blames without any excuses~
Even though it hurts me too~
I cannot stand it any longer~When you cannot change~
So can't I~
It useless to keep the relationship~●●●●●
Cuma lewat :v
Happy reading~
OAUJUN POV
Hari ini bunda boleh pulang setelah beberapa hari beliau mengalami cidera yang harus dirawat secara intensif. Aku kembali bersyukur Tuhan hanya memberinya ujian berupa gagar otak ringan kalau saja Tuhan memberi takdir yang lebih berat mungkin aku tidak akan sanggup menghadapinya.
Baru beberapa hari aku tidak bertemu dengan fiat karena ia harus menempuh ujian selama 2 minggu penuh. Bukan karena tidak merasa rindu tapi aku hanya menjaga jarak sedikit agar ia tetap konsen pada belajarnya. Aku hanya tidak bertemu dengannya. Beda hal dengan mengabari nya. Aku masih sering menghubungi dan mengirimi pesan untuknya.
"Dek Jun....."
Kakak ku memanggil saat aku duduk di pojokan tempat tidurku."Ha? Apaan?" Jawabku malas. Khusus hari ini aku hanya ingin malas malasan. Ada kuliah sore, dan itupun cuma 2 jam matkul. Aku ga tau harus ngelakuin hal apa, karena selain mager, aku juga gak minat mikirin sesuatu.
"Dek, mau gak refreshing sekeluarga gitu? Sekalian buat ngerefresh pikiran bunda. Rei juga pingin main sama kamu loh. Dia bilang "pah... aku mau ngajak paman O ke kebun binatang boleh?" Gituu... sekali kali lah kamu main main sama rei. Kasihan Rei nya jarang ketemu kamu"
Cerocos kakakku yang memang ga ngaruh ke otakku sama sekali karna aku males mikir. Just info, Rei itu anaknya kakak ku. Dia masih SD kelas 2."Kenapa ga sama kak Nina aja? Kakak, Rei sama Kak Nina." Jujur asli aku lagi ga mood ngomong. Aku ga ngerti di otakku lagi mikirin apa, tapi yang jelas ini sangat mengganggu mood ku. Si kakak juga, kenapa dia ga ngajak keluarga nya aja, kenapa kita juga diajak.
"Dek.... kamu kenapa sih. Kalo ga mau ya bilang aja, kakak ga maksa. Lagian muka kamu asem banget. Kalo ada apa apa cerita ke kakak, udah lama kita ga ngobrol lama lagi"
"Yekan kita uda gede. Uda bisa nentuin jalan masing masing. "
"Karna cinta ya?"
"Sotoy"
"Kan...."
"Apaan sih"
"Gini ya....dulu, sebelum kakak ketemu sama nina, seperti yg kamu tau sendiri, kakak cuek ke semua perempuan seangkatan kakak. Kakak seneng, kakak merasa bebas aja masa masa itu ga mikirin pacaran. Kakak merasa hal itu ga penting banget. Kakak kira kakak bisa ngelakuin semuanya sendiri, sampe kerja pun kakak masih belum minat punya pacar. Akhirnya ayah sama bunda minta kakak buat segera menikah. Boro boro menikah, punya pacar aja ogah. Kakak jujur ke mereka kalo kakak ga ada calon dan kakak masih belum rela waktu kakak terbagi cuma buat seorang wanita. Ayah bunda mau ngenalin kakak ke anak kolega nya ayah. Ya kakak menolak dong. Kakak minta ayah bunda buat menunggu kakak nyari calon. Akhirnya kakak ketemu sama Nina. Dia cuma perempuan biasa. Keluarganya sederhana. Dia cantik, sopan, bertata krama, dan yang paling kakak suka itu, dia perempuan yang sabar. Setelah berminggu minggu kakak berhubungan dengan nina, rasa yang kita sebut cinta itu semakin kuat. Dan waktu hari minggu, aku membawa nina kehadapan kalian semua untuk ngerencanain pernikahan. Kamu tau sendiri kan selama ini perempuan kakak cuma Nina. Sekarang kakak bersyukur punya dia dihidup kakak. Kakak udah diajarin banyak hal yang belum kakak ngerti dan itu semua juga merupakan pelajaran penting bagi kakak"
Aku mendengarkan dengan seksama apa yang dibicarakan kakakku ini. Memang bener sih dia gak pernah punya pacar. Aneh!. Dia itu pinter, ganteng juga. Biasanya orang orang seperti itu lebih banyak wanita. Dia beda, dia ga percaya cinta cintaan. Tapi pada akhirnya dia luluh juga ke perempuan namanya Nina. Untung ada kak nina, coba kalo engga, sampe sekarangpun mungkin kakak ku masih betah ngejomblo. Entah sihir apa yang digunakan Nina ke kakakku. Apa jangan jangan sihir itu sama dengan apa yang fiat gunakan ke aku.