susu pisang

67 15 4
                                    

hana mencoba menahan air mata. untuk yang kesekian kalinya, hana merasa orangtuanya sudah tak peduli lagi dengannya.

hari ini, 6 desember, adalah hari ulang tahunnya. yang ke-17, namun tak ada sedikitpun basa-basi dari mereka untuk merayakan hari spesial ini seperti keluarga lainnya.

"aku mau keluar sebentar," hana bangun dari sofa empuk yang ditidurinya, menuju kamar untuk mengganti pakaian.

"mau kemana kamu?" tanya mama pada hana yang sudah siap pergi. "nggak kemana-mana. cuma pengen minum susu pisang," jawab hana hambar. "sudah jam 8," ujar mama menunjuk jam dinding. "30 menit saja. jangan lewat dari itu kalau nggak mau—" "iya," hana memotong omongan mama dengan cuek. ia kemudian memasukkan kedua tangannya kedalam kantong hoodie, tak ingin angin malam membuat dingin jemarinya.

benar, ia membeli susu pisang. dua botol. entah yang satunya lagi untuk siapa. "hft, buang-buang uang aja."

ada satu gedung yang belum selesai di daerah itu. hana merasa penasaran. ia cukup berani untuk naik kesana sendirian di malam hari.

"nggak buruk juga," hana tersenyum tipis. meski dingin, ia terlihat menikmati pemandangan lampu-lampu kota yang menyala terang ditengah gelapnya malam.

**

dari siniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang