XI | VERATRUM

2.3K 511 170
                                    


"Lepasin gue! Apa - apaan sih elah?!!"

Gue gak ngerti kenapa tiba - tiba ada 3 pria tinggi dan kekar, nyeret gue ke dalam mobil dan sekarang ngasingin gue di tempat serba putih ini. Padahal tadi tinggal selangkah lagi gue bisa nolongin Om Wino yang lagi dikeroyok. Sekarang gue gak tahu gimana nasib dia, apalagi nasib gue.

Gue dipaksa duduk di kursi yang berhadapan sama meja panjang, dimana di ujung sana ada perempuan berambut hijau yang entah siapa.

"Maura Sorendie?"

"Siapa lo?!" Tangan gue diborgol man, gak bisa berontak sama sekali.

"Akhirnya kita ketemu juga setelah bertahun - tahun saya menunggu." Ekspresinya licik banget itu orang.

"Ya bodo amat, lo ini yang nunggu. Udah cepetan lepasin gue ah!"

"Teman kamu pasti pernah bercerita tentang saya."

"GUE GAK PUNYA TEMEN WOI!!!" Dikuras habis kesabaran gue 3 menit duduk di sini.

"Oh baiklah, kalau begitu apa ya menyebutnya? Hm ... suami kamu?"

Gue terhenyak. Wino? Perasaan dia gak pernah cerita apa - apa soal perempuan lain. Atau mungkin kita memang belum punya waktu buat ngobrolin hal - hal sepele kayak gitu?

"Iya, dia orangnya. Kecuali kalau kamu pernah menikah lagi sebelum sama dia." Si rambut hijau bermata ungu itu ketawa, heh, apaan yang lucu coba.

"Lo siapa?"

"Oh iya maaf, saya terlalu semangat sampai lupa perkenalan. I'm Norra Sphene, the ruler of Elite on Sphene region. Elite is under my clan authority."

"Lo gubernur Elite?"

"Sort of?"

"Okay good. Sebagai pemimpin lo tahu kan ada undang - undang yang ngelindungin hak asasi dan kebebasan rakyat? Now get this fcking thing off me!!" Borgol itu beneran nyakitin pergelangan tangan gue.

"Rakyat? Kamu bukan rakyat saya. Atau mungkin belum menjadi rakyat saya. Wino masih berhutang banyak penjelasan pada saya setelah dia berani meninggalkan Elite."

Benar, gue tahu Wino kabur saat usia 16 tahun, tapi gue gak tahu alasannya.

"Kenapa dia bisa kabur dari sini?"

"Kamu sebagai istri nya tidak tahu? Wah, dia memang sehebat itu. Tidak salah saya pernah yakin untuk menikah dengannya."

"Menㅡwhat??"

"Wino Aldzrae itu terkenal dengan kecendekiawannya di akademi bergengsi Elite. Kemampuan berpikirnya tidak dapat diprediksi bahkan oleh seorang ilmuwan sekalipun. Dia terlahir dengan bakat dan paras se-indah itu. Bukankah menurutmu begitu, Maura?"

"Wino emang pinter, tapi dia ada tololnya juga plis jangan berlebihan."

"Sayangnya karena terlalu jenius, banyak kesempatan yang dia sia - siakan demi mempertahankan egosentrisme nya. Termasuk percaya bahwa kamulah orang itu."

Dahi gue mengernyit. "Fyi, IQ gue 106 dan itu artinya otak gue bekerja di batas rata - rata, jadi tolong gak usah ngomong berbelit - belit biar gue gak perlu banyak mikir."

Norra malah bertepuk tangan bangga. "Marvelous! Sebelumnya saya kira kamu butuh transplantasi otak. Syukurlah kalau tidak perlu."

Hm. Lumayan sialan juga.

Predators Next Door [DAY6 Wonpil]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang