" Gagal dalam suatu hal bukanlah akhir dari kehidupan. Justru merupakan awal keberhasilan yang akan diberikan Tuhan. jika kerja kerasmu sudah mencapai puncak lelah dan air mata."
- Jungkook -
............................................
(Author **** POV)
Dua minggu selepas kejadian mengerikan tersebut. manakala peredebatan yang diakhiri adu jotos itu seakan terlupakan olehnya. Seorang namja dengan kelopak sipit yang melakukan tugasnya sebagai seorang kakak sekaligus Alpha bagi adiknya.
Tanggung jawab yang dibawa mati sebagai saudara dalam ikatan keluarga.
Itulah mengapa semua itu menjadi tindak tanduk lahirnya kesetiaan. Sampai akhirnya, dia yang menjadi tokoh utama dalam cerita ini. berdiri dengan tegap, memakai jaket hitam favoritnya yang mana menjadi pengenalnya. Jeon Yoongi itulah nama lengkapnya.
Yang kini disibukan, membawa benda dengan ukuran cukup besar pada kedua tangannya. senyum dengan harapan penuh ia nampakan, membuat wajah tampannya terlihat manis bagaikan gula. Ia memang dianugerahi wajah tampan dan manis secara bersamaan. itulah mengapa banyak wanita yang ingin menjadikan Yoongi miliknya.
Hanya saja, ralat... Yoongi belum ingin dan belum memikirkan hal soal asmara. Menurutnya asmara itu rumit seperti yang pernah ia baca di novel terkenal kesayangannya. Memikirkan cinta saja Yoongi pusing, apalagi menjalin hubungan dengan seseorang. Tolong ingatkan Yoongi bukanlah manusia yang berambisi mengejara cinta ataupun budak cinta.
Ia lebih suka menjalani hari dengan caranya sendiri.
Sekalipun dia dikatakan jomblo oleh beberapa orang yang ia kenal. Tak masalah, karena kebahagiaan bersama seseorang sudah ada yang mengatur.
Kepercayaan Yoongi yang menjadi motto hidupnya. Ia lebih mementingkan kebahagiaan sang adik esoknya. Seperti sekarang ia melakukan kerja kerasnya.
"Aku harap, Beta kesayanganku menyukainya." Penuh harap, berdoa jika apa yang ia lakukan bukanlah suatu sia-sia. Membeli sesutau yang disukai oleh kesayangannya adalah kebanggaan tersendiri menurutnya. Ia ingin Jungkook hidup dengan lingkungan yang ia senangi.
Dan itu adalah melukis.
Yoongi yang kesusahan membawa, hingga sesekali membenarkan bawaannya melorot akhirnya bisa sampai di depan pintu. dengan cekatan tangannya yang membawa kanvas berukuran sedang itu berhasil membuka kenop. Masuklah ia ke dalam, disuguhkan ruangan yang sepi penuh barang-barang rumah tangga yang mewah.
Tak ambil pusing, karena kedua orang tuanya adalah pembisnis dan orang karir.
"Jungkook, aku pulang."
Ucapnya, setelah menutup pintu dengan dorongan di kakinya. Hingga menimbulkan bunyi pintu yang menutup.
Tak ada siapapun....
Itulah yang dilihat Yoongi. sedikit remang lantaran senja hendak tiba. Namun lampu belum dinyalakan, sadar jika beberapa pembantu di rumahnya libur untuk perayaan yang terjadi hari ini. Menaruh barang bawaannya, dan menghidupkan saklar yang dibuat di sisi tembok kanan.
Ctak!
Tombol saklar berbunyi, dimana cahaya lampu langsung menyerang kedua netranya. Membuat silau penglihatan dan berkunang. Beberapa kali juga Yoongi mengedipkan kedua kelopak sipitnya. Seharusnya ia tak melihat secara langsung ketika lampu dihidupkan.
"Jungkook? hyung pulang.... apakah kau tidur?"
Sadar jika dari tadi tak ada yang menanggapi panggilannya, membuat Yoongi mengulangkan vocal nama sang adik. Berharap jika sang adik di dalam rumah dan beristirahat setelah seminggu bersekolah dan menjalankan ekstra yang padat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha Beta (Sad Story Yoonkook) [Spesial Tears]
Fiksi Penggemar'Tidak ada alasanku untuk berhenti mempedulikanmu, karena yang kutahu bahwa kau adalah Beta bagiku. Maka aku katakan dengan lantang di depan dunia, bahwa aku menyayangimu... sangat menyayangimu. Betaku sekaligus adikku. Ya, tentu saja... Karena seor...