SL 7 | Kesempatan

1.6K 183 16
                                    

"Allah selalu memberi kesempatan kepada hamba-hambanya untuk bertaubat. Sekalipun dosanya setinggi gunung, seluas lautan dan sebanyak makhluk di bumi, Allah tetap menunggu hamba-Nya untuk bersujud dan meminta ampun pada-Nya. Untuk itu sebagai manusia, kita harus mau memberi kesempatan kepada orang lain."

_________

Nayla menatapku, dengan kedua tangan yang bersidekap di dada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nayla menatapku, dengan kedua tangan yang bersidekap di dada. Bumil cantik itu menatapku dengan sorot yang tak aku mengerti. Nayla sepertinya ingin bertanya banyak, tapi takut menyinggung privasiku. Nayla juga sepertinya ingin marah karena sikapku yang terkesan plin-plan, tapi Nayla tidak pandai memulainya.

"Lo nerima dia karena apa?"

Nah, loh. Pertanyaannya to the point langsung pada inti permasalahan. Nayla memang tak pandai basa-basi, biasanya aku suka sikapnya yang satu ini. Tapi kali ini, aku terlalu terkejut. Aku tidak menyiapkan jawaban untuk pertanyaan sensitif ini.

"Alea, jawab gue."

Aku mendongak, memainkan ujung-ujung sepatuku. Kalau sudah menginterogasi, Nayla memang sebelas dua belas dengan Abu. Pandai sekali membuatku ketar-ketir mencari jawaban yang pas.

"Gue... ah." Aku menjeda kalimatku, seraya menghela napas panjang untuk kembali melanjutkan, "yang jelas bukan karena cinta."

Jawabanku tak dibalas ekspresi apapun oleh Nayla. Wanita itu tetap memasang wajah datarnya yang menyebalkan, membuatku sulit memahami apa yang terlintas di pikirannya.

"Nay... Lo tahu, kan? Gue suka--

"Kak Shen," potongnya cepat dan tepat. Aku mengangguk, menatapnya penuh dengan tatapan memohon belas kasih. Sungguh, kali ini aku bersikap seperti ini bukan karena ingin memiliki dua-duanya. Aku hanya ingin hidup bersama orang yang aku cintai, dan aku ingin Nayla memahami itu.

"Alea...." Nayla menghela napas.

"Apapun alasan lo bersikeras mempertahankan cinta untuk Kak Shen, semuanya itu tidak benar. Entah bagaimana kronologisnya lo berakhir menyepakati lamaran laki-laki itu, yang jelas itu artinya lo adalah calon istri orang. Tolong, jangan bersikap layaknya Alea yang dulu. Alea yang memang masih sendiri dan menunggu pinangan lelaki. Ingat Alea, status lo sudah hampir berubah." Tutur kata Nayla memang lembut, tapi menyadari bahwa semua perkataan Nayla itu benar, hatiku sakit.

Aku jadi membayangkan bagaimana jika keadaan tak seperti ini? Seberapa sakit rasanya saling mencintai tapi tidak bisa bersama dibanding dengan sakitnya bertepuk sebelah tangan dan dia memilih hidup bahagia dengan wanita lain.

Sepertinya kedua hal itu sama menyakitkannya. Keduanya sama-sama membuat kami tidak bisa bersatu.

"Ya, gue tahu."

Skenario Langit |Revisi-On Going|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang