sekolah baru

36 4 0
                                    

Ada yang pernah merasakan seperti apa yang aku rasakan "Bosan" dalam sepanjang hidup berpindah pindah sekolah hingga 4 kali hanya merasakan satu bulan, duduk dikursi dan asrama nya. Mungkin itu hanya aku yang merasakannya.

Hari ini adalah hari pertama ku menemukan sekolah baru dan aku berharap ini adalah sekolah terakhir hingga aku lulus. Dan aku banyak berharap tidak mengulang hal hal aneh yang aku lakukan setiap akan tidur, mengeluarkan cahaya dari tangan ku dan mengucapkan mantra yang aku sendiri tidak tahu apa yang aku ucapkan.

Aku bahkan selama sekolah tidak pernah mempunyai teman satu pun, karena hal sepele saat aku mempunyai teman. Mereka akan terus mengatakan aku penyihir.
Aku tak pernah tahu dan tak ingin mengetahui mereka tahu dari mana, tapi itu sangat menganggu ku. Hingga akhirnya aku tak sengaja terbawa emosi dan melukai mereka dengan cahaya yang keluar dari tangan ku dan akhirnya aku harus mengalah keluar dari sekolah dan mencari sekolah yang cocok dengan diriku sendiri.

Aku tak pernah kecewa dengan apa yang aku punya karena dengan adanya kekuatan yang ada dalam keluarga ku dan diriku, aku bisa menjaga diriku sendiri tanpa bantuan  orang lain.

Ayah dan ibu ku akhirnya memasukan ku kesekolah dahulu mereka melatik kekuatannya dan disini mereka bertemu dan akhirnya menikah.

Bukan hal aneh jika aku mempunyai kekuatan karena orangtua ku sendiri mempunyai kekuatan. Tapi anehnya dalam diri mereka tak pernah sekali pun mengeluarkan mantra dan setiap orang yang mempunyai kekuatan seperti kami tidak ada yang mengucapkan mantra, tapi bagaimana dengan ku apa yang terjadi kenapa aku berbeda.

"luna ini sekolah baru mu, ingat jangan mengucapkan mantra apa pun dan disini kamu bisa bebas mengeluarkan kekuatan mu"

Ayah ku terus mengingatkan ku tentang hal itu dan aku hanya terus meresponnya dengan anggukan kepala.

Sementara ayah dan ibu ku mengobrol dengan kepala sekolah, aku mencari kesempatan untuk mengenal sekolah yang akan aku tempati. Aku terus berjalan kearah asrama dan tidak sengaja aku menemukan tatapan mata yang terus menatapku tanpa senyum bahkan jika dilihat lebih dekat sangat menakutkan.
Matanya yang biru dan rambut hitam yang pekat membuatku penasaran untuk mendekatinya, dan tanpa sadar aku telah ada didepan lelaki bermata biru itu. Dan tiba tiba dia menyerang ku dengan kekuatan cahaya gelap di tangannya dan terus membisikan mantra yang sering sekali aku ucapkan akhir akhir ini.

"Hancurlah dengan hati terluka, dan lukailah mereka yang telah melukaimu"

Dan entah mengapa aku terus mengikuti ucapannya dengan berbisik di telingannya dan terulang lagi aku mengeluarkan kekuatan ku dan membuat dia terlempar.

Semua orang tak hentinya menatap ku dan aku dengan mata ketakutan tak bisa menghentikan cahaya biru yang terus keluar dari tangan ku bahkan rambut ku kali ini ikut menyala.

"luna hentikan!!!"

Suara ayah ku sangat terdengar dan membuat ku terjatuh dengan lutut terlipat, semua orang akhirnya meninggalkan tempat dan lelaki bermata biru itu terus menatapku tanpa henti. Seakan mengajak ku beradu kekuatan detik ini juga.

"robin, hentikan dan pergilah kekamar mu. Kendalikan kekuatan mu dan jangan melukai orang lain"

Lelaki bermata biru itu langsung berdiri dan meninggalkan kami, setelah di perintahkan oleh kepala sekolah.

Suasana langsung berganti seketika seperti tidak ada kejadian yang membuat orang lain menatapku.
Dan akhirnya aku telah di tempatkan di kamar no 16, dan dengan seorang anak berambut pirang aku sekamar dengannya.

kalilunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang