“Jika ada seseorang yang ingin meminta maaf kepadamu, hendaklah kamu menerima permintaan maaf mereka. Jangan pernah tak saling sapa melebihi 3 hari karena itu tak boleh”
~ Syifa
Anggra, Fani dan Sintia sudah menemukan Syifa di tepi sungai. Karena Anggra sudah hafal dengan Syifa saat dirinya sedang banyak masalah pasti Syifa pergi ke tempat untuk menenangkan diri. Dan tempat itu adalah sungai.“Fa, kita balik yuk, sudah lama loh ada si sini. Kita juga masih MATSAMA,” bujuk Fani.
“Iya Fa."
“Kenapa Kak Fajar tak memegang janjinya? Kenapa dia kasih tahu semuanya kalau aku ini adiknya?” lirih Syifa.
“Fa, mungkin Kak Fajar tersalur emosi karena kamu ditampar Kak Rio. Dan Kak Fajar enggak terima dengan semua itu. Makanya bicara gitu supaya nanti enggak ada lagi yang gangguin kamu,” jelas Anggra yang mampu membuat Syifa terdiam. Beberapa detik kemudian mengangguk paham.
Kini mereka berempat sudah kembali ke kelasnya. Mereka berdua terpisah karena memang tak 1 kelas. Saat Syifa memasuki kelas dengan Anggra, kelas tiba-tiba hening semua anak memerhatikan Syifa termasuk wali kelas mereka.
Syifa berjalan ke arah tempat duduknya dengan diam, dengan tatapan kosong. Semuanya merasa iba pada Syifa. Siapa pun pasti akan sakit hati saat berada di posisi Syifa saat ini.
Berhubung waktu dhuhur telah tiba, jadi semua siswa siswi baru mengambil air wudu untuk salat jamaah di aula. Syifa, Anggra, Fani, Sintia dan yang lain sudah di aula untuk salat jamaah.
Suara itu ..., batin Syifa saat mendengar suara siapa yang sedang melantunkan azan. Saat mendengar suaranya, hati Syifa terasa tenang. Seakan-akan semua masalah hilang begitu saja. Syifa mendengarkan sambil memejamkan matanya.
***
Tak terasa MATSAMA sudah berakhir. Semenjak kejadian waktu itu membuat Syifa sering diam dan pikirannya selalu enggak konsentrasi. Makanya dirinya sering dihukum saat MATSAMA. Tapi Syifa melaksanakan hukuman dengan baik tanpa protes tentunya masih dengan tatapan kosongnya.
Rio yang melihat itu ingin menangis. Bagaimana bisa dirinya menampar Syifa waktu itu. Ini benar-benar salahnya. Rio sungguh menyesal karena melakukan itu semua pada Syifa.
Syifa dan ketiga sahabatnya mengambil jurusan yang sama, yakni IPS. Mereka pun juga 1 kelas. Mereka sangat beruntung bisa 1 kelas bersama lagi. Terlebih Syifa, karena dengan adanya ketiga sahabatnya itu bisa membuat hatinya nyaman dan melupakan masalahnya.
“Guys, ke kantin yuk, lapar nih."
“Yuk."
Syifa sadar, tak seharusnya dia terus seperti ini. Walau masih kecewa dengan tindakan Rio waktu itu, Syifa tak boleh lama-lama marah pada kakak sepupunya itu. Karena tak menyapa lebih dari 3 hari itu tidak boleh dilakukan.
Syifa dkk segera ke kantin saat menginjak istirahat. Sungguh mata pelajaran hari ini sangat menguras tenaga mereka. Apalagi dengan pelajaran Matematika yang membutuhkan tenaga super.
“Kamu mau pesan apa Fa?”
“Bakso sama es teh aja."
Fani beralih menatap Anggra dan Sintia. “Kalian berdua apa?”
“Samain saja deh."
“Oke, tunggu ya biar aku yang pesan." Fani segera pesan makanan serta minumannya.
“Oke."
***
Sambil menunggu waktu masuk, Syifa membaca novel di aplikasi wattpad. Sintia, Fani dan Anggra mereka sedang sibuk mengerjakan tugas bahasa Inggris yang akan dikumpulkan setelah istirahat.
“Syifa ...,” panggil seseorang. Syifa yang merasa dirinya dipanggil mendongakkan kepalanya. Dirinya terkejut saat tahu siapa yang memanggilnya. Bagaimana dia bisa ke sini, apalagi sekarang menjadi pusat perhatian.
“Kakak ngapain ke sini?”
Terlihat Rio menatap Syifa dalam. “Syifa, maafin Kakak ya karena waktu itu sudah menampar kamu. Kakak benar-benar enggak tega waktu itu. Maafin Kakak ya Syifa, apa perlu Kakak jongkok demi mendapatkan maaf dari kamu?”
Baru saja Rio akan jongkok namun ditahan oleh Syifa. “Eh Kak, enggak usah gitu. Aku sudah maafin Kakak kok walau jujur aku kecewa dengan Kakak.” Syifa enggak bisa membohongi perasaannya saat ini. Dia benar-benar kecewa. Tapi sudah memaafkan Rio.
Semua orang yang berada di kelas lantas pada keluar karena mendengar seorang Rio yang terkenal dingin dan cuek kini meminta maaf pada adik kelasnya. Adik kelas yang pernah dia tampar saat pelaksanaan MATSAMA.
“Sekali lagi maafin Kakak ya Fa. Sungguh Kakak enggak bermaksud bikin kamu kecewa apalagi sampai menangis. Kakak benar-benar menyesal. Maafin Kakak ya Fa. Kakak merasa sudah gagal menjadi Kakak kamu.” Syifa melihat ketulusan di mata Rio. Syifa tersenyum lantas mengangguk pertanda memaafkan Syifa.
“Enggak kok Kak. Aku tahu Kakak enggak sengaja melakukan itu. Aku juga sudah memaafkan Kakak. Kakak jangan pernah bicara seperti itu Kak. Selain Kak Fajar, Kakak juga sudah aku anggap seperti Kakakku sendiri. Karena kalian selalu melindungiku."
Rio sangat beruntung mempunyai adik sepupu seperti Syifa. Syifa terlalu baik menurutnya. Rio merasa tak pantas mendapat maaf seperti ini dari Syifa. Mendengar penjelasan Syifa membuat hatinya semakin tak enak padanya.
Walau mereka satu rumah tapi Syifa tak pernah membahas soal tamparan waktu itu ke Fitri dan Azzam. Karena Syifa tak ingin membuat mereka semakin khawatir dan nantinya akan mengusir Rio dari rumah. Syifa tak mau akan hal itu terjadi.
Soal Rio sendiri, dia tak pernah ada waktu untuk meminta maaf jika di rumah. Karena dirinya selalu pulang sore atau bahkan malam baru pulang. Dan di saat dirinya di rumah ingin meminta maaf ke Syifa, Syifa selalu menghindar. Maka dari itu Rio memutuskan untuk meminta maaf di sekolah saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum, Zauji (Terbit) ✅
RomansaSUDAH TERBIT #Part masih lengkap Cinta memanglah indah, apalagi jika datangnya atas kehendak-Nya, pasti akan jauh lebih indah "Uhubbuki Fillah, Zaujati," ucap Alfin di sela pelukannya dengan Syifa, lantas mencium ubun-ubunnya. "Ahabballadzi ahbab...