Adira, mila dan siswa laki laki yang bernama azka itu sudah berdiri di depan wc lantai tiga. Azka seakan tak ingin berlama dihukum bersama dua orang perempuan ini. Dalam hatinya dia harus cepat menyelesaikan hukuman ini.
Bertanya tentang hukuman yang didapat azka, dia tertangkap Bu indah tak memotong rambutnya yang sudah panjang dan hampir terlihat gondrong itu. Itulah alasan mengapa dia juga ikut dihukum bersama adira dan mila.
Azka mengambil peralatan membersih dan mulai membersihkan bagiannya. Sedangkan adira dan mila malah melongo melihat tingkah azka. Azka merasa risih dan sadar bahwa dirinya ditatap oleh dua perempuan di belakangnya berusaha mengabaikan dan tetap menekuni pekerjaannya agar ia bisa cepat pergi dari sini.
"Lo kenapa malah bengong sih? Cepet kerjain, mau nyari kelas ga si?" ucap adira pada mila dan langsung mengambil peralatan untuk membersihkan bagiannya juga.
"Lah lo kira tadi lo ga longo hah?" balas mila tak kalah kesal.
"Yaudah si, tinggal kerjain aja ribet amat mba." balas adira lagi dan mulai membersihkan dan menyikat menyikat lantai wc.
"Lagian ini kan semua gara gara lo, gue juga jadi dihukumkan." ucap mila memelas pada adira.
"Mana gue tau lo juga bakal dihukum mil, lagiankan ini juga salah lo yang bilangnya ga upacara eh taunya ada apel pagi. Gimana sih lo?" balas adira tak terima.
"Kan gue cuman bilang ga upacara kan berarti bener dong. Masalah apel pagi mah gue gak ada bilang gitu ko. Lagian nih ya, ini juga salah lo kali kenapa datangnya telat." Mila juga tak mau kalah. Ini kenapa malah adu bacot?
"Itu kan karna lo gabilang upacara gue jadi santai siap siapnya." elak adira.
"Heh?! Itu salah lo sendiri ya bukan gue."
"Enak aja, salah lo juga ya?!!"
"Apasih elo ya, helow?!"
"Elo yang pertama malah nuduh gue, gimana sih lo?"
"Sama sama salah aja banyak bacot." Itu bukan suara mila maupun adira, melainkan siswa laki laki yang juga ikut dihukum bersamaan dengan mereka. Adira menoleh kearah suara itu dan mendelik tak suka pada siswa yang bernama azka itu.
Memang saat azka mengucapkan itu suaranya ga terlalu kencang, malah hampir seperti berbisik tapi karna disana mereka cuma bertiga jadi bisa terdengar jelas.
"LO NGOMONG KE KITA?!" Mila teriak kepada siswa laki laki tersebut. Sedangkan yang diteriaki hanya diam dan melanjutkan hukumannya membersihkan lantai wc.
"Kenapa diam lo? Gausah ngurusin hidup orang bisa ga sih lo?" Mila mengatakannya dengan mendelik. Masih tak ada respon apa apa dari siswa bernama azka itu. Adira pun hanya diam dan memperhatikan mila yang sudah capek teriak teriak tetapi malah dikacangi.
'Ga toa apa ya telinganya, sampe bisa sebatu itu? Emang dasar kurang ajar nih orang.' Batin adira pada azka.
Azka meletakkan alat bersih bersihnya dan beranjak pergi dari sana. Tetapi saat hampir keluar adira buru ngomong biar dia ga kabur seenaknya. Enak aja dia ninggalin hukumannya yang belum selesai.
"Heh! Mau kemana lo?" Tanya adira pada azka. Dia berhenti melangkah dan berbalik menghadap adira seolah bertanya 'memangnya kenapa?'.
"Lo mau kemana? Ini hukuman belum kelar lo udah mau kabur aja. Enak banget lo." Protes adira.
"Bagian gue udah selesai, tinggal bagian lo berdua aja yang daritadi ga selesai karna kebanyakan adu bacot." balas azka.
"Masa bagian lo dikit gitu si? Ga adil dong." lanjut adira. "Disini masih belum bersih nih." Tunjuk adira tak terima.
Azka hanya diam tak merespon dan melecus pergi meninggalkan kekesalan dan emosi adira dan mila. Wkwk
"Kurang ajar beneran ya lo?! Gue lagi ngomong lo malah ngerucus pergi, ish?!" teriak adira. Namun hanya dibiarkan seperti angin lalu oleh azka yang telah hilang dari sana karna sudah merucus pergi.
"Udah ah, pusing gue cepet selesein ini hukuman mau nyari kelas. Bosen gue disini" Mila sudah malas, mungkin sudah terlalu lelah hayati meladeni manusia macam azka.
***
Setelah mereka berdua menyelesaikan hukumannya, mereka pergi dari sana dengan pikiran masing masing yang sedang kacau. Bagi adira bukannya hari pertama malah menjadi hari terbahagia malah menjadi hari termenyebalkan menurutnya. Sudah datang terlambat, dipermalukan dilapangan, dihukum bu indah dan usikan menyebalkan azka.
Dia berharap hari ini adalah hari terakhir dia membenci harinya kesekolah. Dan tak akan bertemu lagi dengan manusia macam azka. 'Dasar menyebalkan' itulah yang terjadi hari ini pada adira.
***
Namun siapa menyangka bahwa takdir hukuman tadi adalah awal dari kisah antara azka dan adira. Bahkan mereka tak sadar bahwa mereka sedang didekatkan oleh takdir untuk disatukan atau mungkin hanya untuk menyadarkan kembali keduanya bahwa ada garis takdir yang sama namun terbalut dalam rahasia dan lara yang berbeda. Penasaran dengan lanjutan kisah azka dan adira? Ikutin terus cerita dandelion ya:)
***
Happy reading:b
Jangan lupa vote and comment beib✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion (MST1)
Roman pour AdolescentsTerlalu menaruh harap kamu akan terluka, cukup dengan biasa saja agar lukamu tak terlihat kasat mata. - Azka & Adira Dibalik tawa aku tersiksa, namun dengan itu setidaknya aku bahagia. Karnaku memilikimu. - Adira Viania Nakhila Seperti simbiosis mut...