Prolog

239 32 84
                                    

Mafka Malihah Farha adalah seorang perempuan yang sedang belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Ia merasa tidak pernah beruntung masalah hati, bagaimana tidak! Setiap orang yang dicintainya tidak pernah mencintainya bahkan meliriknya pun tidak pernah.

Mafka adalah orang yang sangat tertutup, bahkan kepada teman-teman lamanya. Entah apa yang membuatnya seperti itu, mungkin karena ia jauh dari orang tua kandungnya. Ia tinggal bersama keluarga angkatnya, di mana ia hanya anak tunggal di sana.

Ardan Putra Mahendra, lelaki yang mengisi masa putih abu Mafka yang tak pernah diketahui orang. Mafka memang orang yang tertutup, ia tidak terlalu menyukai keramaian. Hanya Ardan yang mengerti, walaupun dia seorang yang famous di sekolah.

Berbeda dengan Fazrin, ia adalah orang yang dipaksa untuk mengisi warna lain dikehidupan Mafka. Entahlah siapa akhirnya yang menjadi jodoh dalam kehidupan gadis itu.

Tapi untuk saat ini Fazrin adalah orang yang selalu diharapkannya dari dulu. Karena takdir ia dipertemukan, bukan pertemuan yang biasa melainkan sebuah rencana untuk bersama.

Sedangkan Fazrin Rafando Putra, sangat membenci kehadiran Mafka di sisinya. Bahkan saat satu SMA pun ia tidak pernah tertarik pada gadis itu. Tapi tak ada yang bisa diperbuat saat gadis itu menjadi makmumnya.
Seseorang yang diharapkannya ternyata jauh dari kehidupan.

Berawal dari pertemuan Mafka dengan ibu dari Fazrin membuat mereka harus menjalankan sandiwara. Mafka bahagia bisa bersama dengan lelaki itu, tetapi tidak dengan Fazrin yang telah mencintai orang lain.

Seorang wanita separuh baya sedang melirik ke arah kanan dan kiri, ia akan pergi ke sebuah masjid di seberang jalan.

Namun karena terburu-buru ia menyebrang asal hingga sebuah motor yang melaju begitu cepat hampir saja menabrak dan menghempaskan badannya.

Brakkk...

Namun sebuah tangan mendorong wanita separuh baya itu hingga jatuh di trotoar jalan. Untung saja tangan itu begitu pelan mendorong, sehingga tidak terjadi benturan dengan bahu jalan.

Ya beliau baik-baik saja! Tapi gadis yang menyelamatkannya terkulai lemas di bahu jalan. Darah yang berada dipelipisnya mengucur tanpa henti.

Gadis itu begitu cantik.

Wanita separuh baya itu gemetar, tangannya mencoba memegang si gadis. Namun tak jadi, tangannya menutup mulutnya yang menganga tak percaya atas kejadian yang diluhat di deoan matanya sendiri. Bahkan gadis itu berkorban.

Mata ibu itu menutup, memikirkan bagaimana jika dirinya yang ada di posisi itu. Ia terduduk lemah, matanya menggenang bahkan sekarang air mata itu tak bisa tertahan, mengalir dengan begitu deras di wajah.

Kini semakin parah, rasa khawatir bercampur tak percaya menjadi kegelisahan yang membuatnya terisak di depan gadis yang tidak tau nasibnya. Apakah masih bernapas atau tidak. Sesal pun mulai muncul dalam pikirannya.

"Ya Allah, tolong selamatakan gadis ini. Hiks... Hiks... Hiksss... Hamba mohon ampunan-Mu Ya Rabb. Huhuhu," isaknya dengan nada begitu pelan tapi begitu menyaya

"Tolonggg!" Teriak wanita separuh baya itu  dengan mata berkeliling memohon bantuan dari mereka yang hanya berkerumun.

Di situlah awal perencanaan yang mungkin menguntungkan bagi si gadis, tetapi tidak bagi si lelaki.

Semua telah direncanakan oleh Allah, mungkin ini jawaban dari doa-doanya selama ini-Mafka.

Sampai disini dulu, semoga kalian suka dan punya keinginan untuk membaca cerita ke chapter selanjutnya.

2019

@Marayna16
Ig:mega_rohayana16

Harapku HadirmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang