•SEPULUH•

1.7K 78 2
                                    

[Edisi Revisi 21.06.19]

Sandra berjalan di koridor untuk menuju ke kelasnya. Dengan langkah santai, ia berjalan di koridor yang saat ini cukup ramai dilalui para siswa.

"Halo epribadehhh! Pacarnya Johnny Orlando udah dateng nih. Karpet merahnya dong!" ucapan Sandra menggema di ruang kelasnya. Membuat siswa yang sudah berada di kelas tersebut menutup telinga mereka dan juga memberikan sumpah serapah pada gadis itu.

"Noh karpet merah." sebuah buku catatan tiba-tiba terlempar ke hadapan Sandra.

"Apaan nih, orang gue bilang karpet merah juga. Masa dilempar buku sih," gerutu gadis itu pada Adit, pelaku pelempar buku tadi.

"Gue tau lo belum ngerjain PPKn. Sekarang udah jam tujuh kurang lima belas menit," ucap Adit sambil melihat jam yang menempel di bawah foto orang nomor satu di Indonesia itu.

Sandra melebarkan matanya. Ia lupa jika hari ini ada pelajaran PPKn, dan ia belum mengerjakan tugas yang diberikan pada pertemuan minggu lalu.

Ia langsung berlari menuju bangkunya dan langsung mengeluarkan buku tugasnya untuk menyalin tugas dari buku yang dilemparkan Adit tadi. Tak peduli siapa pemilik buku tersebut, yang penting ia harus menyalin tugas tersebut karena PPKn adalah mata pelajaran pertama hari ini dan Bu Dini, guru yang mengampu sangat terkenal dengan ketegasannya pada para siswa yang tidak tertib.

"Sandra lo belum piket!" sebuah teriakan masuk ke telinga gadis yang tengah menyalin tugas tersebut.

"Bentar Nggi, suruh lari keliling lapangan entar gue sama Bu Din." Sandra tak mengindahkan ucapan Anggi yang menyuruhnya piket.

Anggi melangkah mendekati Sandra sambil membawa sebuah sapu di tangan kanannya.

"Lo piket sekarang atau denda lima ribu." ucap Anggi dengan penuh penekanan sambil meletakkan sapu tersebut di atas meja Sandra.

Sandra melebarkan matanya. Bagaimana bisa dia tidak piket saja harus membayar denda lima ribu. Itu tidak akan terjadi.

Gadis itu segera meninggalkan tugas menyalinnya dan segera menyapu lantai kelas. Ia tidak akan mau mengeluarkan uangnya hanya untuk membayar denda. Bisa dibilang jika Sandra itu termasuk orang yang pelit.

Kringgg

Tepat setelah Sandra selesai menyapu lantai kelas, bel masuk berbunyi nyaring. Gadis itu segera kembali ke bangkunya untuk menyelesaikan tugas yang tadi belum selesai ia salin dari buku yang entah milik siapa.

"Tugas gue! Adit, bukunya tadi mana?!" teriak Sandra saat tak mendapati buku yang tadi berada di atas mejanya.

"Diambil sama yang punya." jawab Adit santai.

"Kan gue belum selesai." pekik Sandra heboh.

"Selamat pagi anak-anak." ucap Bu Dini tiba-tiba yang membuat Sandra langsung diam di tempat memikirkan nasib yang akan menimpanya hari ini.

"Pagi Bu!"

"Silahkan kumpulkan tugas yang saya berikan minggu lalu. Yang belum mengerjakan, yang ketinggalan, dan yang belum selesai mengerjakan silahkan keluar dari kelas ini selama jam saya berlangsung." ucap Bu Dini yang langsung membuat Sandra membeku di tempat.

"Ada yang belum atau tidak mengerjakan?" tanya Bu Dini yang matanya menyapu seluruh penjuru kelas.

Sandra dengan ragu mengangkat tangannya.

"Kamu tidak mengerjakan Sandra?" tanya Bu Dini.

"Belum selesai Bu." jawab Sandra takut-takut.

"Berapa nomor yang belum kamu kerjakan?"

"Tiga Bu."

ABIMANYU✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang