typo, sebagian dari konflik.
.
''ya, maaf telah membuatmu cemas, aku akan pulang beberapa hari lagi''kata Taehyung pada seseorang diujung telepon. Saat ini Taehyung sedang mengnelepon ibunya di Daegu. Raut wajahnya tampak serius, bisa dipastikan jika sosok diujung telepon sana sedang menangis. Setelah meletakkan telepon, Taehyung berjalan menghampiri Yoongi yang sedang duduk disofa.
''bagaimana?'' tanya Yoongi penasaran.
Taehyung hanya diam sorot matanya menatap Yoongi yang masih setia menatapnya meminta jawaban, tanpa di duga Taehyung memeluk Yoongi tanpa seijin sang empu. ''yah, ibuku menangis. Ia sangat cemas karena aku tak pulang kerumah'' kata Taehyung semakin mengeratkan pelukannya pada Yoongi.
Yoongi yang tak bisa melakukan apapun hanya bisa diam menerima pelukan itu. ''O- oh begitu?'' Yoongi sedikit bergerak risau karena pelukan Taehyung bertambah erat saja. Apakah taehyung tidak berpikir kalau Yoongi merasa kesakitan dipeluk seerat itu?
''maaf'' kata Taehyung melepas pelukannya pada Yoongi, yang dibalas senyuman keraguan oleh Yoongi. Yoongi tak bisa membayangkan jika ada yang mau berpacaran dengan Taehyung nantinya pasti badan sosok itu akan remuk karena sering menerima pelukan erat yang tak memiliki perasaan.
''seandainya aku tidak mau, aku bebas untuk menentukan cita-citaku. Ayahku pun katanya setuju. Bahkan pada zaman ayahku, dia boleh saja merusakkan rumah sakit. Jadi tidak ada paksaan lagi, aku disuruh pulang ke Daegu'' jelas Taehyung duduk disamping Yoongi, sorot matanya menatap kedepan, mengacuhkan Yoongi yang sejak tadi menatapnya.
''O,.. Tapi, kalau begitu urusanmu dengan lari dari rumah berhasil ya? bagus dong?''tiba-tiba saja Yoongi melontarkan kata-kata yang seharusnya tak dia katakan.
''ya''
''Tapi, rasanya sia-sia dan sayang kalau harus menutup rumah sakit''
''benar, jika boleh jujur sebenarnya aku sengsara saat hari dimana aku harus lari dari rumah. Tapi bertengkar dengan ibu, malah membuatku membulatkan tekad''
''maksudnya?''Yoongi sama sekali tak mengerti apa y ang dikatakan oleh Taehyung.
Taehyung menoleh pada Yoongi sesaat, lalu tersenyum. ''bertengkar dengan orang tua, kemudian lari begitu saja dari rumah bukanlah sesuatu yang aku sukai. Seperti yang Yoongi katakan. Tidak benar bahwa aku tidak menyukai pekerjaan dokter''kata Taehyung terus melihat kearah Yoongi, bahkan sepasang m ata indah itu tak berkedip sama sekali, sepertinya Taehyung mulai mengagumi paras Yoongi yang manis.
''kalau begitu, kenapa tidak menjadi dokter saja, aku jadi ingin melihat Taehyung memakai pakaian dokter! Pasti keren''Yoongi tersenyum.
''hee?'' Taehyung melongo mendengar kata-kata Yoongi.
''setelah bingung, susah memutuskan, lalu pada akhirnya kamu menemukan jawaban bahwa 'aku ingin menjadi dokter' bukankah itu bagus? hal itu bukanlah keputusan orang tuamu, tapi keputusan dirimu sendiri''
''hmm--'' Taehyung tampak terlihat sekali jika sedang memikirkan sesuatu.
''kamu sepertinya tidak suka kalau orang lain yang memutuskan ya? tapi sekarang ini adalah keputusan sendiri''
''umm, Yoon,...''
''aku jamin kamu pasti bisa'' Yoongi menyemangati
''tapi jangan kau abaikan keputusanmu ini. Karena ini adalah keputusan yang bulat setelah mari dari rumah hingga membuat cemas orang tua''Yoongi tepuk punggung Taehyung beberapa kali.
''iya aku paham'' Taehyung tersenyum.
''jadilah dokter yang hebat ya! Kalau ketahuan menyerah, aku akan memukulmu dengan jurus karateku''kata Yoongi yang dihadiahi kekehan lembut dari Taehyung.
''iya iya, aku tahu''jawab Taehyung tak berhenti tertawa.
''sekarang giliranku''kata Yoongi sambil berdiri ''aku tidak akan menangis lagi, aku tidak akan menghindari masalah lagi, ku rasa aku harus bicara dengan Jimin''
''mau ku temani?''tawar Taehyung
''eh?''
''aku ingin melihat keyakinan mu barusan, apakah kau yakin tidak akan menangis, atau malah kalian akan menangis bersama seperti penyanyi paduan suara''
''yak! kau mengejekku?''Yoongi mengangkat tangannya hendak memukul Taehyung, namun pemuda yang akan diserang itu tiba-tiba saja berlari menghindar dan sesekali melontarkan ejekan ringan.
''yak, berhenti disitu! Aku akan mematahkan tulang-tulangmu!''ancam Yoongi yang terus mengejar Taehyung berlari mengelilingi sofa.
''kejar aku wlee, kejar aku'' Taehyung tak henti-hentinya mengejek.
''BERHENTII!!'' teriak Yoongi, Taehyung yang sadar akan teriakan itu langsung menghentikan larinya, membalikkan badannya kemudian menangkap tubuh Yoongi yang tak siap untuk berhenti. Taehyung yang tak bisa menerima hantaman kuat itu malah ikut terjatuh dengan posisi Yoongi yang ada diatasnya. Suara gedebuk nya pun terdengar cukup keras menggema didalam ruangan.
''AKHH,.. punggungku'' Taehyung mengaduh kesakitan ketika punggung dan bahunya membentur lantai tatami. Sedangkan Yoongi merasa pusing ketika kepalanya berbenturan dengan wajah Taehyung.
''auhhh, sakit''Yoongi memegangi keningnya, mengubah posisi duduk diatas perut Taehyung. Cukup lama Yoongi sadar akan rasa pusing dikepalanya, perlahan-lahan dia lihat Taehyung yang terbaring dibawahnya, tangan kanan pemuda itu sedikit memijit bahu kirinya, bibir indahnya sesekali meringiskan perasaan sakit hasil dari jatuhnya beberapa saat yang lalu.
''eh Taehyung, hidungmu berdarah!'' Yoongi segera bangun dari atas tubuh Taehyung, menarik tangan pemuda dibawahnya untuk diobati, mungkin Yoongi yang tidak kuat atau justru Taehyung yang menariknya, tubuh Yoongi kembali terhuyung kearah Taehyung, membuat benturan wajah itu terulang kembali namun kali ini agak lembut.
Sepasang mata Yoongi berkedip dua kali, ah tidak tiga kali bahkan empat kali. Suhu tubuhnya tiba-tiba terasa panas dingin dan kaku, bibirnya terbungkam oleh sesuatu yang sama yang dimiliki Taehyung, ketika Yoongi mencoba untuk memberontak kedua tangan Taehyung malah mengunci tubuhnya dengan sebuah pelukan.
''unghh,...''dengan tenaga yang dia punya Yoongi berusaha mendorong Taehyung menjauh, sayangnya hal itu tak dituruti sang empu.
''Taa ummnnt,...''mata Yoongi malah terpejam ketika Taehyung menerobos pertahanan mulutnya. Secepat itu mulut Yoongi dikuasai. Perlahan, Yoongi merasa jika Tubuhnya terdorong kebelakang kemudian ditidurkan diatas lantai, pelukan pada tubuhnya mengendur, akan tetapi ciuman itu tak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti, sadar atau tidak Yoongi malah membalas ciuman itu sejak merasa pelukan ditubuhnya benar-benar terlepas.
''Tae umnn''suhu tubuh Yoongi semakin panas, mungkin sebentar lagi Yoongi akan meledak merasakan betapa panasnya tubuhnya kkali ini.
Ini gila, bukankah kemaren Taehyung bilang kalau dia tak menyukai laki-laki? Lalu kenapa sekarang malah mencium Yoongi yang notabe adalah seorang laki-laki. Lebih gila lagi, kenapa Yoongi malah menerima ciuman itu.
''Taehyunghh!'' jemari Yoongi mencengkeram kuat kaos yang dikenakan oleh Taehyung, menariknya lebih dekat sampai dada sosok diatas membentur dadanya sendiri.
''hmmm'' hanya itu yang dijawab oleh Taehyung, kemudian dia pindahkan ciumannya ke area leher Yoongi, menghirup aroma manis si mungil, sebelum akhirnya memberi satu gigitan yang membuat sang empu memekik kesakitan.
''henti aahh... hentikhan! sakit!'' Yoongi tarik kepala Taehyung berniat untuk menyingkirkan kepala itu agar tak mengigit lehernya, tanpa diduga Taehyung mengangkat wajahnya lalu menatap wajah Yoongi dengan perasaan malu, wajahnya merah padam, sama halnya dengan wajah Yoongi yang sudah padam hampir meledak.
''Yoongi? aku--- BRUUKKK,... Tiba-tiba saja Taehyung jatuh tak sadarkan diri diatas tubuh Yoongi, membuat Yoongi tanpa sadar memekik panik.
"YAK! TAEHYUNG!"
...,❤,...
Gaje, asli.
22042019

YOU ARE READING
Wishes Come True (complete)
FanfictionPacar dan sahabatku, mereka berdua telah menghianatiku! saat terbakar cemburu, tiba-tiba saja aku bertemu seseorang yang sedang kabur dari rumahnya. setelah mengenal Taehyung, apakah aku bisa melupakan Jungkook? Boy x Boy Star : 30 Januari 2019 Fini...