Part 1
Buat Kinar, hari minggu itu harusnya jadi hari males-malesan sedunia. Bangun siang tanpa harus diganggu alarm dan bisa guling-guling seharian tanpa kerjaan. Tapi kayaknya prinsip itu gak bisa diterapkan Kinar hari minggu ini. Waktu baru menunjukkan pukul 7 pagi dan Kinar dengan terpaksa harus bangun karena bel apartemennya yang terus berbunyi.
"Hadoooh, siapa sih nih, pagi-pagi udah gangguin gue aja."
Masih dengan gerutuan dan nyawa yang belum berhasil dikumpulkan sepenuhnya, Kinar beringsut dari tempat tidurnya dan berjalan untuk membuka pintu depan. Tak lagi dipedulikannya penampilannya yang masih acak-acakan khas orang bangun tidur, sebenarnya sengaja agar orang yang saat ini sedang memencet bel diluar sadar kalau Kinar sedang tidak ingin diganggu.
Begitu Kinar membuka pintu depan apartementnya, sesuatu langsung menubruk dan memeluk kakinya dengan erat.
"Nty..., Ikky kangennn."
Kinar yang tadi nyawanya masih belum terkumpul sempurna sekarang mulai sadar dengan apa (lebih tepatnya siapa) yang sedang memeluk kakinya saat ini. Seorang bocah laki-laki berumur 4 tahun yang tingginya hanya mencapai pinggang Kinar.
"Bangun dek, udah jam segini masih molor aja."
Kemudian sebuah tangan terulur dan mengacak rambut Kinar yang sejak awal sudah acak-acakan. Lalu tanpa dipersilahkan dua orang yang dari tadi berdiri di depan pintu itu langsung masuk dan duduk di sofa apartement Kinar. Kinar menutup pintu dan menggendong bocah yang dari tadi memeluk kakinya kemudian menyusul kedua tamunya kedalam.
"Ngapain sih bang? Tumben pagi-pagi udah mampir kesini."
Kinar menjatuhkan dirinya di sofa sambil tetap memangku bocah laki-laki yang sejak tadi menempel padanya. Bukannya menjawab pertanyaan Kinar, orang yang tadi ditanya itu malah beranjak ke dapur dan melihat-lihat lemari dan isi kulkas Kinar.
"Maaf ya Kin kalau mba sama mas Bima gangguin kamu pagi-pagi gini. Kami kesini mau minta tolong sama kamu Kin, bisa ya?" suara mba Fani, kakak ipar Kinar terdengar menjawab pertanyaan yang tadi ditujukan Kinar untuk abangnya.
"Iya mba gapapa, mau minta tolong apa mba?"
"Minta tolong buat jagain Rizky seharian."
Bima menyahut begitu ia kembali dari dapur dan meletakkan dua gelas orange juice dimeja. Kinar menatap kakak dan kakak iparnya bergantian, yang dibalas dengan senyum manis dari kakak ipar dan senyum tanpa dosa dari sang kakak. Kinar menghela nafas pasrah sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. Hilang sudah rencana menghabiskan hari liburnya dengan bermalas-malasan di apartement.
Tadinya Kinar sudah berniat untuk menghabiskan hari minggu ini dengan tidur sampai siang kemudian menonton film-film kesukaannya atau membaca buku-buku miliknya seharian. Dan sekarang rencana itu hanya tinggal rencana. Dengan adanya Rizky di apartement itu artinya hari ini Kinar akan bertugas sebagai pengasuh untuk menjaga Rizky sekaligus untuk mencegah agar apartementnya tidak berubah jadi kapal pecah. Duh, membayangkannya saja sudah membuat Kinar bergidik.
"Seharian ya? Memangnya abang sama mba Fani mau kemana?"
"Abang ada acara kantor dan mba Fani nemenin abang, dan kemungkinan besar acaranya sampai malam. Sebenernya kita pengen bawa Rizky juga, tapi Rizky ga mau. Katanya dia mau main sama auntynya aja makanya kami kesini pagi-pagi gini, nganter Rizky sekalian numpang sarapan disini hehe. Gapapa kan dek?"
"Iya deh bang, asal dapet upah lembur sama tunjangan belanja gratis sih okelah."
Bima dan Fani cuma bisa menggelengkan kepala melihat tingkah Kinar yang saat ini sedang memangku Rizky sambil menggodanya dengan cara mencium gemas kedua pipi chubby keponakannya itu hingga membuat Rizky memekik kesal. Ya, walaupun Rizky sering membuat kekacauan di apartement Kinar dan membuat Kinar ngamuk-ngamuk gajelas tapi Kinar tetaplah suka bermain bersama keponakannya itu sampai lupa waktu dan lupa diri. Galak-galak begitu, Kinar tetap jadi aunty favorite Rizky dibanding auntynya yang lain.
"Gampang itu sih. Sana kamu mandi dulu, biar mba Fani yang siapin sarapan trus kita makan bareng sebelum kami berangkat."
Kinar menurunkan Rizky dari pangkuannya kemudian berjalan ke kamarnya dan bersiap untuk mandi. Biarlah hari minggu ini dihabiskannya dengan menjaga Rizky, toh masih ada hari minggu lainnya yang bisa dihabiskannya sendirian.
***
Waktu di apartemen Kinar sudah menunjukan pukul 11 siang, dan itu artinya sudah sekitar 3 jam waktu yang dihabiskan Kinar menemani Rizky bermain, belajar membaca dan juga menulis. Bima dan Fani sendiri sudah berangkat ke tempat acara sejak pukul 8 pagi tadi.
"Nty, Ikky bosan nty. Kita jalan-jalan keluar yuk nty, ya ya yaaa?"
Sebenarnya Kinar sedikit malas untuk keluar apartement hari ini, tapi melihat Rizky yang merengek lucu padanya membuat Kinar gak tega menolak permintaan keponakannya itu. Dipandanginya suasana ruang tengah apartemennya yang sudah tidak lagi tertata rapi berkat buku-buku, kertas, dan juga mainan yang sudah bertebaran disekitarnya. Ya sudahlah daripada bosan, pikir Kinar.
"Ya udah, Ikky tunggu bentar ya. Aunty mau siap-siap dulu, baru habis itu kita jalan. Okay?"
"Aye aye captain! Asik jalan-jalan."
***
Haloo?? Aku balik dengan cerita baru *tebarbunga*. Masih dengan shortstory. Semoga ada suka ya :)
Buat yang udah mau mampir makasih banyak yaa... Ditunggu kalau ada yang mau comment atau nge-vote =)
-a.r.a
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Uncle
Short Story[4 / 4] Niat awal Kinar sih sekedar menjalankan amanah dari sang kakak sekalian cuci mata, tapi kalau sampai dapet bonus 'calon uncle' untuk keponakan tercinta, gimana?