Assalamualaikum teman-teman😘😘😘
Alhamdulillah akhirnya setelah sekian lama menulis cerita aku di akhirnya berani mempublikasikanya. Karna yaaaaa...
Gimana ya? Hmmm
Aku awalnya tuh gak pd sma ceritaku sendiri wkwkwk.
🌸🌸
🌸
🌸
🌸
🍁Happy reading🍁
🌹 🍁 🌹 🍁 🌹 🍁 🌹 🍁 🌹 🍁 🌹 🍁
-EL
“Elang, Aku boleh minta tolong ga?” dengan suara khas cendrawasih – Bukan suara burung dari irian ya
“Boleh, apa?” Ucapku ketus. Cenderawasih menghela nafas. Kenapa? Mana ku tau, wanita sangat sulit di tebak. Aku lebih baik di suruh mengerjakan soal matematika satu gudang daripada di suruh menebak pikiran satu wanita. Why? You know lah. Pria itu selalu salah di mata wanita. Itu hukumnya dan itu takdirnya.
“Hmm, ku rasa kau cukup pintar untuk menebak” sudah ku duga, klik.
09:45 Aku sudah berada di tengah kemacetan. Kalau sudah begini apa boleh buat, Lokasi hanya 2 kilo meter dari sini.“Elang 01, Jemput mobil EL10 lokasi tol jakarta” klik!. Beres, Aku melaju dengan santai — bagiku ini cukup santai, tidak bagi orang lain — bersama hanoman ( motor sport putih kesayangan ku). Sesekali aku meraih ponsel mengecek jam. Aku tidak mau terlambat, itu sangat buruk karna aku tak pernah sekalipun terlambat saat ada janji.
Brukk, seorang pemuda setengah baya hambir tertabrak, Dia meneriaki ku kasar. Aku cuek, buang buang waktu saja meladeni nya. Aku kembali fokus ke jalanan .
Brukk, Seorang nenek nenek penjual gorengan, oh tidak! dia tidak setua itu, dan lagi dia bersama seorang anak kecil bergaun merah lusuh.
“Maaf bu” ucapku lembut. ibu itu terdiam, memandangku sejeanak dengan mata sayunya yang semakin berkeriput dan tersenyum.
“Tidak papa nak, ibu yang salah gak liat-liat pas mau nyebrang” kata ibu itu lembut. Ini kota keras! Masih ada kah orang seperti ini di sini? Jika ada berapa banyak? Hatiku berdesir. Ada sungai mengalir di dalamnya. Hatiku benar-benar bergetar seketika. Di saat-saat seperti inilah aku benar-benar meyakini bahwa aku ini hidup. Bahwa aku bukan salah satu robot atau prototype.
“Tidak bu, ini salah saya” Hatiku berdesir. Hati ini serasa hidup, benar-benar hidup.Aku pikir hatiku selama ini telah mati.
Aku mengumpulkan gorengan. Ganti rugi? Tentu saja, Aku cukup tau diri dan bertanggung jawab. Aku tidak memberikan sepeser pun uang pada ibu itu.
Kenapa? Dia pasti akan menolak. Terus? Beberapa lembar aku selipkan di bawah koran alas gorengan itu.10:00 aku hanya punya waktu 30 menit lagi. Aku membenarkan kacamataku yang sebenarnya tidak berubah dari posisi awal, walau sesenti.
“Omm” Ucap seorang gadis kecil bergaun merah lusuh padaku.Gadis kecil itu menarik kemeja ku. Aku mentapnya wajahnya sejenak kemudian melirik ibu itu. Tidak! Ini tidak mungkin. Aku sontak berdiri. Membaikkan badan, menjauh dan pergi.
Tidak mungkin!. Berapa banyak orang berwajah mirip di dunia ini? Banyak! Ratusan, juaan akh entahlah. Aku kembali melaju dengan fokus —cukup fokus untuk sekedar melihat jalanan— Aku berhenti di buah toko buku lama —Bisa di bilang antik— Seorang laki-laki setengah baya tengah duduk membaca korang —sekilas nampak seperti koran— menikmati kopi nya. Laki-laki itu membenarkan kacamata.
“Lama tak berkunjung EL01” Aku tersemyum datar. Aku memang jarang tersenyum. Semyumanku saat ini masih bisa di bilang sangat langka. Yups, You know lah.
“Aku harap kau tidak merusak camera nya” Laki-laki itu melempar ‘koran' nya padaku.Happ!
“Tentu saja” Aku menyeringai geli sembari mengerlingkan mata.
“ Kurasa kau cukup percaya padaku, privasi mu aman di tangan ku”
Aku menghentikan langkah, menoleh sedikit.“Tentu saja aku percaya” Tidak! Aku tidak pernah percaya pada siapapun di dunia ini bahkan Tuhan sekalipun.
Krakk.....“Kau rupanya” seorang gadis kecil sedang duduk menandang jendela dengan tatapan kosong.
“ Tentu saja” kataku ketus sembari mencari ‘buku’
“ bukunya di pindah sebelah sana, kau tidak seperti biasanya” gadis itu menunjuk sebuah rak di pojok kanan yang tidak jauh darinya.
“itu asumsimu saja”
“Yaahhh seperti biasa, kau selalu berdalih, bicaralah lebih sopan kepada yang lebih tua “ Aku tidak menggubris. Itu sangat tidak penting.
“Hey aku hanya ingin mengingatkat, seorang Elang tidak akan dipecundangi kata-katanya sendiri bukan?”
Shittt!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Blood
Mystery / ThrillerDarah harus di balas dengan darah bukan? Begitu sejak dulu dan seterusnya hingga sebuah rasa membuat celah akanya dan menumbuhkan bunga.