Netraku masih memerhatikan laptop dihadapanku yang menampilkan tayangan dari netflix. Aku berteriak teriak kesenangan karena adegan saat ini sangat menyentuh hatiku alias aku baperan.
Kedua tanganku menghentak hentakkan pahaku. Sialan mengapa malah aku yang jadi salah tingkah?!
Karena mendengar ketukan dipintu depan, aku melepas satu earphone yang tersumpal pada telingaku. Oh benar memang ada tamu sepertinya. Aku beranjak dan membukakan pintu.
"Mba cepetan siap siap trus kita ke rumah gue." aku membelalakkan mata sebab tiba tiba Randy sudah berada didepanku dan menyuruhku untuk kerumahnya.. Untuk apa?
"Mau ngapain?"
"Aldo sakit. Dia manja kalo lagi sakit." raut wajah Randy keruh saat mengatakannya, terlihat kesal dengan tingkah laku abangnya mungkin.
Aku menyunggingkan senyum, "Emangnya dia sakit apaan sih?"
"Kayanya sih sakit biasa doang, kecapekan trus kena radang tenggorokan."
"Oke oke bentar ya." Randy kugiring untuk menduduki sofa diruang tamu sedang aku memasuki kamar.
Aku berganti baju menggunakan kaos oblong berwarna hitam dan celana jeans highwaisted yang senada. Karena ingat bila aku tadi membuat donat dan ada sisa banyak dikulkas, segera saja kupindah ditempat yang layak lalu kubawa sebagai buah tangan.
"Dah yuk."
Randy melihat bungkusan yang ada ditanganku. "Apaan tuh mba?"
"Donat. Eh Ran Aldo kenapa sih nyuruh gue kesana?"
"Tauk. Dia kalo sakit emang alay gitu, heran gue kok ada cowo maceman gitu."
¶¶
Sampai disana, aku bersalaman kepada tante Fati dan om Hendrik lalu diantar oleh Randy ke kamar Aldo.
"Nih cok cewek lo dah dateng. Udah ya utang gue lunas!"
Aldo yang awalnya berbaring langsung terduduk. Lalu ia menatapku lekat lekat dan tersenyum kecil, "Bagus. Sana keluar deh Ran."
"Ya ini geble, gue ngapain mau nengokin elu lama lama."
Saat akan keluar, tiba tiba Randy mendekatkan bibirnya ke telingaku, "Ati ati ya mba, Aldo bau bangkay banget~~ gamandi seharian iuhh."
"Anjing! Keluar lo sana!!!"
Aku tertawa kencang karena kelakuan kakak-beradik ini.
Lalu kulihat Aldo menatapku sinis. "Puas ketawanya?"
Aku mengangkat bahu sembari memerhatikannya lalu duduk dipinggiran kasur. "Udah makan belom?"
Aldo kembali berbaring dikasur, ia bergelung dengan selimut. "Beloman."
"Mau makan donat ga?" tanyaku sambil membuka tutup wadah yang berisikan donat.
"Orang sakit emang boleh makan donat?"
Aku terbingungkan, oh iya ya.. Orang sakit boleh ga makan donat? Lantas aku mengeluarkan handphoneku.
"Lo ngapain?" tanya Aldo.
"Googling, orang sakit boleh ga makan donat."
Aldo terkekeh, "Goblok. Ngapain segala google sih. Boleh kok, udah mana donatnya."
Aku mendorong dahinya menggunakan jari telunjukku, "Kamu bajingan yaa, buang buang paketan kan gue asw."
Ia hanya menatapku datar lalu mengambil sebiji donat. Ia memakannya perlahan. Aku gemas dengan rambutnya yang acak acakan. Kumainkan rambutnya, sialan halus sekali rasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stingray Affliction
Teen FictionFyi; sedang ditake down karena perbaikan. Soon akan dipublish ulang. "Kenapa baru sekarang?" Bukan perkara mudah bagi Gaby untuk terus bersama Aldo yang lelaki itu sendiri bahkan tidak tau hatinya untuk siapa.