Banyak typo.
.
.
.
Di pagi yang cerah entah kenapa ada sedikit rasa takut yang menyangkut dalam hatiku, walau pada kenyataanya aku tak salah apapun dalam masalah semalamYang aku katakan benar kan? Bahwa aku tidak bisa memberikan adik untuk bella
Aku bukan siapa siapa di sini, hanya seorang pembantu yang di bawa bi suri ketika aku baru di usir dari rumah pamanku
Dan panggilan bunda pun itu hanya buaian bella agar dia merasa masih memiliki ibu kan?
Tapi kenapa sekarang dia meminta yang tak akan bisa aku beri
"Syifa"
"Ah ya?"
"Kenapa melamun?"
"Ah.. tidak ada bi, ada apa?" Tanyaku mengalihkan
"Ini antarkan susu buat non bella" kata bi suri menyodorkan segelas susu
"Kenapa?" Tanya bi suri karena ke terdiamanku
"Tidak, tidak kenapa kenapa" balasku dan mengambil susu yang berada di atas nampan itu
"Maafkan bibi, ini demi kebaikan mu" gumam bi suri setelah melihat syifat pergi menuju ruang makan
Ku langkahkan kaki menuju ruang makan dengan pelan, hanya sekerdar mengontrol keadaan hatiku
Di sana sudah terkumpul banyak orang. para majikanku
"Ayo dong sayang di makan dulu sarapannya" bujuk nyonya wina
"Gak mau" kata bella dengan melipatkan tanganya di dada dengan khas anak kecil yang ngambek
"Kan kamu mau sekolah, masa gak sarapan nanti sakit perut lho"
"Gak mau, gak mau" teriak bella
"Atau mau oma panggilin bunda? Biar nyuapin kamu ya?"
"Syi __ eh tuh bundanya" kata nyonya wina yang akan teriak memanggil syifa tapi tidak jadi karena melihat syifa yang baru keluar dari arah dapur
Aku tersenyum ke arah mereka yang tengah melihatku
"Ini susunya non" kataku meletakan susu di depan bella
"Gak mau" kata bella dengan tangan yang masih melipat di dadanya sambil membuang muka
"Lho kok gak mau, ini kan susu buatan bunda biasanya kamu kan suka sama susu buatan bunda" ucap nyonya wina
"Gak mau pokoknya bella gak mau, gak mau" keukeuh bella
"Terus kamu maunya apa?" Kini sathia yang bertanya pada anak semata wayangnya
"Bella mau bunda nulutin yang bella mau!!"
"Memangnya kamu minta apa sama bunda, sampe bunda kamu gak bisa nurutin hm?" Tuan alex pun ikut bicara karena saking gregetnya pada cucu pertamanya ini
Bella terdiam tidak menjawab pertanyaan opa nya, tangannya masih setia bertengger di depan dada, wajahnya menunjukan kekesalan
"Emang apa yang dipinta?" Sekali lagi tuan alex bertanya
Bella masih terdiam
Suasana semakin mencekam, menurutku
"Memang apa yang bella padamu syifa?" Tanya nyonya wina padaku karena bella tak menjawab pertanyaan opa nya
Dan itu makin membuat mereka penasaran
Aduh aku harus jawab apa' bantinku
"I..itu nya, non... be..bella em... min..ta ___"
"Bella cuma minta bunda tidul sama ayah, tlus nanti bikin dede buat bella, cuman itu tapi bunda langsung bilang gak mau" jelas bella tanpa merubah posisi dan ekspresi dengan memotong kalimatku yang belum beres
"Uhuk..." sathia terkejut akan ucapan putrinya
"Apa? bella minta apa sama bunda syifa?" Tanya sintia yang terkejut akan ucapan keponakanya
Padahal tadi dia hanya diam mendengakan percakanpan keluarganya
"Kenapa gak boleh ya? Padahal bella cuma mau dede bayi kaya
ana" jelasnya menundukan kepala karena melihat keluarganya yang terkejutHiks...
Dia mulai terisak
Sedangkan aku hanya terdiam membeku di samping kursi yang bella duduki.
_____
Bosen ya?
Vote, komen, and follow biar tambah semangat, aku nyah
Thank you
'Perbaiki dulu shalatmu'
KAMU SEDANG MEMBACA
[NS1]Bunda Pengganti
Random"Kakak, mbak, bibi juga boleh deh, pokoknya terserah kamu mau manggil apa aja" kataku pada gadis itu "Benelan apa aja?" Katanya dengan antusias plus bahasa cadelnya "Beneran cantik" ucapku sambil mencolek hidunnya yang mungil "Kalau bella panggil bu...