Seorang gadis remaja duduk di sebuah kursi goyang milik neneknya seraya menopang dagu dengan tanganya,gadis itu adalah Permata hanya permata tak ada embel -embel lainnya.gadis yang biasa dipanggil tata ini sedang memikirkan sesuatu yang membuat dahinya berlipat-lipat dan berulang kali terlihat menggelengkan kepalanya.
"Man Ana?" pertanyaan itu tiba -tiba keluar dari bibir mungil gadis itu, jadi dari tadi ia hanya memikirkan tentang siapa dia?
Tentu saja dia adalah manusia,tapi sepertinya bukan itu jawaban yang dicari oleh gadis itu.
Lalu jawaban seperti apa yang gadis itu ingin dapatkan.
Setelah lama merenung terdengar langkah kaki seseorang mengendap- ngendap seperti maling menuju permata.
"bubun jangan berjalan seperti itu."ucapnya setelah mendengar langkah seseorang mendekatinya
Ckk!!
"Apa lagi yang ata pikirkan."tanya wanita yang tak lain adalah bundanya permata setelah berdecak sebal."Bukan hal yang penting."ucapnya cuek,dia tak bermaksud untuk bersikap tak sopan kepada bundanya namun memang beginilah sikapnya dan sekarang ia juga sedang tak ingin diganggu.Dia pusing memikirkan apa yang harus dia lakukan.
"Dasar ata sama saja seperti ayahmu yang menyebalkan itu!!"ujar bundanya kesal lalu melenggang pergi meninggal permata.
"hmm..."
Setelah merenung cukup lama ia sudah memutuskan untuk mengikuti kata hatinya. Bahwa ia akan melanjutkan pendidikan di Tempat itu.
Setelah itu ia pergi ke Kantor ayahnya untuk memberitau ayahnya dan meminta izin Sekolah disana.
--------
Setelah sampai dikantor ia harus menunggu didalam ruangan sang ayah. karna ayahnya tengah metting dengan rekan kerja.Selama menunggu ia terus menguatkan diri bahwa yang dia lakukan ini adalah hal yang benar.
cklek
"Apa ayah membuatmu menunggu terlalu lama sayang?"terdengar suara yang cukup berat dari Arah pintu ruangan itu.
"hmm tidak juga."Jawabnya seraya menggelengkan kepala
"Apa ada hal yang penting?"tanya sang ayah sembari duduk.
"Ata sudah memutuskan akan sekolah di MAN.
"Apa itu seperti sebuah pesantren? kalau begitu Ata akan jauh dari ayah.Ayah tak akan mengizinkannya."Jawab Ayahnya mantap tak peduli jika anaknya kecewa.
"Itu bukan pesantren."
"Tetap saja Ata pasti akan tinggal disana seperti bundamu dulu.Ata tau ayah tak mau pisah lagi dengan orang yang ayah cintai."ucap sang ayah lirih sambil mengusap kepala putri sematawayangnya dan berusaha menyembunyikan air matanya ia begitu lemah jika harus membahas hal seperti ini.
"Sekolah itu bukan pesantren ayah jadi aku tak perlu tinggal disana aku akan tetap tinggal dirumah."Ucapnya menjelaskan sembari memegang tangan ayahnya.
"Apa itu sama saja dengan SMA lainnya?
"Sepertinya begitu ayah tapi yang Ata baca, disana Pelajaran agamanya lebih banyak beda dengan SMA yang cuma 1 kali dalam seminggu."ucap Permata dengan mata berbinar-binar.
"Kenapa harus Sekolah disana?."
"Rahasia."ucapnya tersenyum
"Sekarang anak ayah udah pintar main rahasian ya dari ayah." ucap sang ayah sambil mencupit pipi anaknya itu.
"Ayah udah lepas nanti pipi Ata jadi merah."Rajuknya sambil beruaha melepaskan tangan ayahnya itu
"Persis seperti bundanya."Ucap sang ayah lirih yang tak akan didengar Permata setelah melepaskan si pipi temben
"Jadi Ata bolehkan sekolah disana ayah?"ucapnya dengan penuh pengharapan.
"tentu saja sayang."
"Makasih...
"Ata sayang ayah."sambungnya sembari memeluk ayahnya.
"Sama-sama."Jawab sang ayah
"Ayah aku pulang dulu ya nanti bunbun marah karna tadi ata tak sempat izin."ucapnya
"Nanti aja ya sayang tunggu ayah selesai bekerja satu jam lagi setelah itu kita pulang bersama."
"Baiklah ayah ata tungguin,tapi kalau nanti bubun marah gimana?"
"Tenang saja nanti sebelum pulang kita belikan bubunmu nasi goreng kesukaannya dulu."
Ayah penyogok yang handal."ucapnya seraya menggelengkan kepala.
"Hahahaha"
"Hahahahahha."
Mereka tertawa dan berbahagia bersama-sama.Tak mereka sadari bahwa kehidupan mereka akan berubah.
TBC
Like and Komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Man Ana?
SpiritualPermata adalah seorang gadis remaja yang tengah mencari jati diri di sebuah Sekolah bernuansa islami. Tiba -tiba dikejutkan dengan Kenyataan yang menyakitkan dan membuat ia terpuruk kembali. Setelah itu tanpa disadarinya lilin harapanpun mulai...