~8~

1.6K 100 5
                                    

Sekolah tampak ramai pagi ini. Senin pagi yang dibenci banyak orang. Setelah sedikit liburan, kita akan dipaksa untuk kembali ke rutinitas. Salah satu rutinitas yang tidak disukai banyak orang adalah rutinitas di senin pagi, apalagi kalau bukan upacara. Tidak berbeda dengan siswa siswi EHS yang sekarang berada di kantin setelah terjemur di bawah sinar matahari selama satu jam dan mendengarkan nasehat pembina.
Kantin terlihat ramai karena banyaknya siswa yang masih tidak mau kembali ke kelas karena masih memuaskan haus.

Dan Vanessa adalah salah satu dari banyaknya siswa tersebut. Sebenarnya Vanessa tidak ingin ke kantin karena Ia sudah membawa minum sendiri di tasnya. Tapi apa daya Ia ditarik oleh Eca, Vanya, dan Dista dengan alasan mereka mau membeli minum.

Ya hanya alasan. Ingat ALASAN. Mereka memang membeli minum tapi tidak mau segera kembali. Mereka memaksa Vanessa ikut duduk bersama para mostwanted. Benar-benar pagi tersial!

*****

Vanessa PoV

Sial! Benar-benar pagi tersial. Sudah dipaksa ikut ke kantin yang katanya HANYA membeli minum tapi malah sekarang tidak mau kembali dan memilih duduk di antara mostwanted.

Tidak tau kah mereka kalau apa yang mereka lakukan ini membunuh gue secara perlahan. Satu karena gue jadi harus duduk dekat dengan ko Rian dan Lea. Dan yang kedua apa mereka tidak sadar berapa banyak pasang mata yang siap membunuh gue. Hanya dekat dengan mereka-Eca, Vanya, Dista- saja sudah banyak yang menggunjingkan gue. Sekarang gue juga harus duduk deket mostwanted yang lain. Hellow... tujuan gue masuk sekolah ini itu nge beresin masalah, bukan mau buat ribut dengan duduk diantara mostwanted.

Dan masalah bertambah lagi saat gue merasa mata yang menatap gue juga ada dari meja ini. Dan ternyata yang menatap gue adalah...

Double shit!

Ko Rian dan Lea menatap gue dengan pandangan menyelidik. No... jangan sampai mereka tau. Gue belum siap untuk kembali membuka luka lama. Gue gak siap mendapat tatapan kasihan lagi dari orang-orang. Gue gak siap dan gak akan siap!. Dan karena gue gak siap gue harus kabur.

"Aku balik ke kelas duluan" Ucap gue sambil berdiri. Kini semua yang duduk di meja menatap gue, bukan cuma ko Rian dan Lea seperti tadi.
"Kok buru-buru sih Van?" Tanya Eca sambil menatap gue bingung.

"Tadi kan bilangnya temenin beli minum. Sekarang kan kalian udah beli minumnya jadi aku mau kembali ke kelas" Jelas gue panjang. Setelahnya gue segera berjalan kembali ke kelas tanpa menunggu jawaban.

"Akhirnya tu nerd tau diri, ngerusak pemandangan banget"
"Nah kalo gini kan enak dilihatnya, tanpa nerd pemandangan jadi indah"

Gue sadar kok gue jelek waktu nerd gini. Tapi liat aja ntar kalo gue udah buka penyamaran pasti pada sok ramah semua. Dasar munafik, keliatan banget fake nya kalo gini.

Kalo menurut mereka gue ngerusak pemandangan, maka orang di depan gue lebih ngerusak pemandangan lagi. Trio cabe. Berdiri di ujung koridor sambil natap gue tajam. Gue mah santai aja, tatapan kayak begitu gak akan bikin gue takut karena gue udah tau rasanya yang lebih menakutkan.

Saat gue udah di ujung koridor gue berjalan melalui trio cabe seakan mereka tak ada. Lagi-lagi kerah gue ditarik oleh ketua cabe. Heran deh gue kok suka banget sih si cabe narikin kerah gue, kayak gak ada kerjaan lain aja.

"Plis deh kalo jadi nerd itu sadar diri dong! Lo pikir gue gak lihat hah kalo Victor merhatiin lo terus. Lo itu gak cocok sama Victor, bahkan duduk satu meja aja juga gak cocok. Dan lo cuma beruntung ya karena lo deket sama Eca, jadi gak usah sok berkuasa deh disini" Bentakan segera gue dapet begitu menoleh kebelakang. Heh nyuruh orang sadar diri, dia sendiri juga gak sadar diri woi. Lagian bilang gue gak cocok sama ko Rian karena nerd emang situ cocok? Dandanannya aja kayak badut di perempatan. Lagian gak minat juga sama ko Rian, secara dia kembaran gue. Ya walaupun cuma hubungan darah aja. Karena emang gak ada status resmi kalau dia kembaran gue.

Gue menarik napas untuk menahan emosi gue. Gue gak mau identitas gue terbongkar sekarang, kasus korupsi bokapnya ini cabe belum selesai. Karena gue pastiin si kepsek akan mendekam di penjara bersama anaknya ini. Gue udah tau kalo si cabe udah banyak ngumpulin kasus bullying selama dia bersekolah disini. Jadi gue ingin Ia menemani ayahnya, biar nggak jadi anak yang durhaka.

"Maaf kak bukankah seharusnya kakak lebih dulu ngaca sebelum memberi tahu saya. Kalau memang kakak pantas bersama anak-anak mostwanted bukannya harusnya kakak menunjukkan sikap baik. Bukan sikap seenaknya seperti ini." Ucap gue santai namun menusuk. Banyak anak yang mulai berkumpul untuk menonton karena bentakan nya tadi cukup keras. Suka banget ya ini orang cari perhatian.

"Heh emang nya lo siapa? Lo itu cuma nerd yang gak pantes nyeramahin gue seakan lo suci aja" Balasnya dengan muka memerah tanda bahwa Ia sedang emosi.
"Saya gak bilang kalau saya suci. Karena emang gak ada manusia yang suci kak. Tapi Puji Tuhan saya masih diingatkan untuk selalu bersyukur" Ucapan gue yang terlihat santai dengan nada datar sepertinya sukses membuat Ia emosi. Gue perhatikan semakin banyak yang berkumpul untuk menyaksikan terlalu lama jadi pusat perhatian tidak baik untuk misi yang gue jalani. Lebih baik biarkan saja dia melampiaskan emosi nya agar Ia segera pergi. Lagipula kalau gue dibully itu akan semakin memperkuat alibi kalau gue adalah seorang nerd. Setelah meyakinkan diri kalau gue bisa menahan emosi. Gue mendongak dan menatap nya dengan tatapan datar namun dengan sedikit ekspresi takut agar si cabe merasa menang.

Plak

Dan dugaan gue benar. Gue akui tamparannya cukup keras hingga kepala gue menoleh ke samping. Saat dia mengangkat tangan nya lagi siap menampar gue lagi sebuah suara membuat semua orang diam berdiri kaku. Atensi siswa berpindah pada pemilik tersebut. Gue menghela napas lega karena tak perlu mendapat tamparan hal ini sudah bisa selesai.

"ADA APA INI?! Bukan kah sekarang sudah bel kenapa masih berkerumun disini?"

*****

Malemm masih ada yang bangun kah?
Lagi mood nulis jari sekalian aja nyelesain part ini

Gimana part ini? Dapet gak feel nya?
Jujur aja bingung banget waktu nulis part ini karena takut feel nya gak dapet
Diusahakan part selanjutnya bisa cepat update

~P.Nao.L

Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang