Keduapuluhtiga

150 14 4
                                    


Multimedia: Devalexa Jean Black and Zytca Ella Ivanca.

*-----*

          Zytca terlihat takut saat Alex menatapnya dengan pandangan membara karena gairah didalam dirinya. Tatapan gadis tomboy itu kemudian melembut saat Zytca menahan bahunya untuk berhenti dari ciumannya "You want me to stop?" bisikan Alex diantara napasnya yang memburu.

Hati Zytca berteriak untuk meminta lebih atas apa yang dilakukan gadis tomboy itu padanya tapi sayangnya otaknya memutar kejadian buruk masa lalu dimana Arga menyetubuhinya dengan kasar dan membuatnya jadi mendapat trauma sampai detik ini. Saat merasakan Alex turun dari atas tubuhnya, Zytca tahu kalau hatinyalah yang memenangkan perdebatan didalam diri.

Sambil meratapi Alex yang sekarang sudah mulai duduk tenang dan kemudian mulai mengkucir rambutnya, Zytca kemudian merapikan rambutnya yang sedikit berantakan dan membawa punggung gadis tomboy itu untuk kembali berbaring bersamanya di atas tempat tidur "Kamu bisa melakukannya" bisik Zytca tepat di telinga Alex yang langsung membuat si gadis tomboy jadi merinding karena kelakuannya.

Menyentuh pipi milik Zytca yang sedikit berisi, Alex kemudian menyerahkan satu senyuman sebelum akhirnya mengecup bibir Zytca "Aku tidak akan memaksamu untuk melakukannya"

"Tapi Aku bersungguh-sungguh. Kamu bisa melakukannya sekarang" ucapan Zytca yang terdengar kukuh membuat Alex kembali memasang wajah horny dan mulai mendekati si cantik untuk mencium bibirnya, lagi.

Alex memberi Zytca jeda saat gadis tomboy itu akan menurunkan ciumannya ke leher Zytca hanya untuk memberikan pertanyaan kecil disertai senyuman manis "Apa Kau benar-benar ingin melakukannya?" dan Zytca mengangguk mengiyakan sehingga membuat Alex tidak ragu lagi untuk melabuhkan ciumannya disana.

Sekelibat ingatan buruk menghampiri Zytca saat gadis cantik berrambut blonde itu merasakan sentuhan intim dari tangan Alex di perutnya. "Is this oke?" suara lembut Alex menghilangkan ingatan buruknya dengan seketika sehingga membuat Zytca mampu untuk menganggukkan kepala dan memberikan jalan untuk gadis tomboy itu melanjutkan kegiatannya.

Gadis tomboy itu menyerahkan senyum sebelum akhirnya membuka atasan miliknya sehingga membuat Ia telanjang dada sepenuhnya di depan Zytca. Mata biru milik si cantik membelalak saat melihat tubuh sempurna itu di depannya. Bagaikan melihat keindahan yang bahkan tidak bisa digambarkan dengan sejuta kata, Zytca tidak bisa melepaskan matanya dari sana "You like it?" suara Alex yang dalam dan terdengar seksi membuat Zytca merengkuh dagu tegas miliknya dan menjatuhkan ciuman lembut disana sambil lalu membuka atasannya –meniru apa yang dilakukan si gadis tomboy dengan perlahan.

"Apa Kau benar-benar akan melakukannya?"

Tatapan Zytca mulanya terlihat ragu saat Alex menatap tubuhnya dengan tatapan lapar dan itu sempat membuat si gadis tomboy jadi berhenti "Is something wrong, Ivanca?"

Alex bisa melihat kalau Zytca mengambil napas panjang dan gadis cantik berrambut blonde itu mengusap rambut Alex yang berjatuhan menutupi paras cantiknya "Aku bukan ragu, Aku bukan takut, Aku bukan tidak ingin. Tapi bayangan itu selalu datang menghampiriku meskipun Aku sudah berusaha keras untuk membuangnya jauh-jauh. Tubuhku mengingat semua yang Dia lakukan padaku meskipun pada nyatanya Kamu melakukannya dengan sangat berbeda. Devalexa. Aku tidak bisa melakukannya. Setidaknya tidak untuk sekarang"


June 20th, 2015, Devalexa Jean Black's room, BLACK Company, Los Angeles.


          Ketukan lembut dari langkah kaki milik Jean menghancurkan suasana hati milik Alex yang sedang fokus pada pekerjaannya yang menumpuk sejak Ally Hills memutuskan untuk menamatkan perkara skandal Zytca dan Arga dengan menggantung begitu saja. Gadis tomboy itu dituntut untuk melakukan beberapa urusan untuk sedikit membatasi pergerakan media agar mereka tidak terlalu mengupas skandal yang terjadi dan hal itu membuat Alex pusing bukan kepalang.

Alex bisa melihat Jean akhirnya berhenti mondar-mandir dan duduk di kursi kosong tepat dihadapan meja milik putrinya yang dipenuhi berbagai macam dokumen "Bagaimana rambutmu bisa serapi itu? Siapa yang menyambungnya?" dan Alex memutar bola mata karena sekarang Ibunya justru mengajaknya untuk berbicara satu sama lain.

Membenarkan kacamata bacanya yang sempat merosot karena sedaritadi terus menunduk fokus pada dokumennya, Alex kemudian menatap hasil kerja Shandra yang memang tampak sangat indah "Shandra yang melakukannya. Seperti biasa" jawaban Alex dihadiahi anggukan dari Jean.

"Kau terlihat seperti putriku"

"Karena Aku memang putrimu, Mrs. Black" ujar Alex sarkastik tidak lupa dengan disertai tatapan malas yang kentara.

Jean menunggingkan senyum kecil "Ayahmu meminta makan malam bersama hari ini. Apa Kau akan datang?"

Sebelum menjawab, Alex mengaitkan jari jemarinya di atas meja "Makan malam keluarga? Terakhir kali kuingat, makan malam keluarga Kita diakhiri dengan saling teriak satu sama lain karena Kalian tidak mendukungku untuk memecahkan masalah Zytca. Apa Aku harus datang dan mengacau lagi untuk yang keduakalinya?"

Jawaban sarkastik dari putrinya membuat Jean tak segan menaikkan alis pertanda tidak suka "Makan malam keluarga Kami dan keluarga Zytca maksudku"

Ucapan Jean yang dilemparnya dengan ringan membuat Alex mengangkat pandangannya dan membiarkan mata biru mereka yang sama bertubrukan di atas udara "Apa maksud dari semua ini, Ma?" situasi mulai mencair bersamaan dengan Alex yang memanggil Jean dengan 'Ma'.

Jean mengangkat tangannya untuk menangkupi jemari Alex yang berkaitan gugup di atas meja dan menatap mata biru langit milik putrinya itu dengan lembut "Ketika Aku berkata kalau ini adalah makan malam keluarga, itu artinya Aku ingin mengenal Zytca dan keluarganya dengan baik. Selain itu, Ayahmu ingin membicarakan banyak hal dengan Mr. Ivanca"

Alex mengangkat salah satu dari alisnya sebagai tanda protes "Pembicaraan bisnis tidak bisa dibawa ke atas meja makan. Bukankah itu peraturan Ayah?"

"Ya, Dia hanya membuat aturan untuk dilanggar oleh dirinya sendiri" jawaban bernada sebal dari bibir tipis Jean yang berwarna merah menyala itu membuat putrinya terkekeh geli bahkan sampai membuat bahu gadis tomboy itu bergetar karenanya.

"Jadi, Apa Kau akan datang?"

Alex menghembuskan napas panjang "Kurasa Aku tidak bisa menghadiri makan malam keluarga Kita kali ini"

"Ada apa?" ekspresi Jean terlihat khawatir saat wanita itu mengusap pipi tirus milik putri tunggalnya.

Alex menggedigkan bahunya enggan menjawab dan itu membuat Jean mendekati putri tomboynya hanya untuk menciptakan jarak dekat yang nyaman diantara keduanya "Apa sesuatu terjadi pada Kalian? Kupikir hubungan Kalian terlihat baik-baik saja"

"Entahlah. Semuanya terasa membingungkan. Aku bahkan belum bertanya apa Dia bersedia menjadi kekasihku"

"Woah, putriku mencium seorang gadis yang bahkan bukan kekasihnya" ujar Jean dengan nada bangga yang terdengar seperti hinaan di gendang telinga milik Alex

"Bukan hanya itu. Beberapa saat lalu Aku bahkan sudah hampir akan bercinta dengannya"


*-----*

Riska Pramita Tobing.

Note: This fanfic is almost done, OMG. I can't even believe it actually happened. Also, Don't forget to Follow all my social media please.

BIGGEST FEAR (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang