"Lihat yah, mainan itu bagus, aku mau beli ayah." Pintaku saat melihat mobil - mobilan yang sangat keren terpajang di etalase toko mainan.
"Wah iya bagus ya, tapi nanti ayah akan kasih kamu mainan yang lebih keren dari ini suatu saat nanti, sabar ya nak kamu anak baik anak kesayangan ayah dan ibu." Jelas ayah sembari mengelus kepala ku dengan tangan hangat nya. Senyuman nya membuat hati ku tenang. Matanya mempunyai beribu makna yang tersirat.
"Wah serius yah ? Makasih ya ayah, aku sayang ayah." jawabku sambil memeluk erat tubuhnya yang mempunyai bau khas. Rasanya aman sekali tidak ada yang aku takuti saat memeluk seorang ayah. Ayah pun memeluk diriku dengan erat sambil mengelus punggung ku. Ketenangan luar biasa yang aku alami.
"Hahaha iya kamu kan anak baik nya ayah dan mamah, kalau begitu ayah bantu kamu menggapai cita-cita mu yang tinggi itu" tiba tiba ayah menggendong badanku yang kecil dan dihempaskan nya ke udara berulang kali. Rasanya senang dan bahagia diriku. Seakan aku bisa menggapai cita cita yang aku inginkan.
"Mari kita pulang." Pinta ibuku dengan nada lesuh. Mungkin dia lelah karena terus menggendong ku sepanjang perjalanan.
"Oke mah, bentar ayah pesankan grab dulu ya, di daerah sini kalau naik mobil umum kurang nyaman karena banyak pengamen liar, mereka biasanya maksa dan kalau sudah dikasih malah minta lebih, dasar tidak tau bersyukur." Tegas ayah sambil memesan grab untuk pulang. Setelah beberapa menit akhirnya datang. Sepanjang perjalanan semuanya sangat lelah. Aku lihat ibu yang berulang kali berusaha tidur dan aku lihat ayah yang mulai lesu. Perjalanan nya lumayan jauh. Setelah beberapa menit kita sudah sampai.
"Ini pak duitnya, makasih ya." Ucap ayah dengan sopan nan lembut. Aku lihat rumah tempat tinggal ku. Di depan nya banyak tanaman asri. Dengan cat warna putih bersih. Membuat ku ingin segera masuk dan istirahat di dalamnya.
"Kamu langsung bobo ya nak, besok kan kamu ujian. Jaga kesehatan kamu." Ibu mengingatkan ku kalau besok ada jadwal ujian di sekolah. "Baiklah ibu, selamat malam." Sahut ku sambil berlari masuk ke kamar dan bergegas untuk tidur. Namun ada sebuah harapan jahat yang menanti ku esok hari.
---------------------------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Beyond the Hope
General FictionAku adalah seorang anak yang berbeda. Masa kecil ku sangat suram. Hari demi hari aku lewati dengan secercah harapan. Tidak ada yang dapat menjadi panutan, hanya bisa mengandalkan diriku sendiri. Dunia ini terlihat samar samar di mata ku. Namun aku y...