Semenjak hari dimana Krist pulang larut malam, Kongpob selalu mengawasi sang adik lebih ketat dari biasanya, meskipun pria berkulit Tan itu hanya mengatakan pada Krist untuk menahami apa yang Kongpob inginkan akan tetapi kenyataan tidak semudah perkataankan?
Buktinya semua yang di lakukan oleh Kongpob itu terlalu berlebihan, contohnya sekarang ketika sang kakak meneleponnya adiknya padahal mereka ada di dalam gedung yang sama, untuk apa membuang-buang uang dan juga waktu untuk melakukannya, padahal jika Kongpob melangkahkan kakinya keluar dia pasti bisa menemukan Krist. Sebenarnya bukan itu yang membuat Krist kesal, tetapi jarak antara panggilan Kongpob dari yang pertama sampai seterusnya itu hanya satu jam saja. Bayangkan ketika ada seseorang yang meneleponmu hanya untuk bertanya kau ada dimana? Padahal jelas-jelas kau ada di sekitarnya, itu sungguh mengganggu pekerjaan Krist.
Ingin rasanya melemparkan sesuatu kepada kakaknya supaya sadar dan tidak berlebihan padanya, karena Krist juga tidak akan pernah pergi kemana-mana, tetapi Kongpob selalu saja berpikiran buruk tentangnya.
Di letakkan kepalanya pada meja dengan lemas, Krist lelah mengahadapi kakaknya jadi membiarkan ponselnya bergetar begitu saja, tanpa ada niatan untuk mengangkatnya sama sekali.
"Kenapa kau melamun?"
Suara berat seseorang itu menyentuh pendengaran Krist, hingga menatap ke arah seseorang yang berdiri di hadapannya.
"Tidak apa-apa, kepalaku hanya sedikit pusing."
"Kau sakit?"
"Tidak, phi Mike aku baik-baik saja."
"Benarkah?"
Anggukan pelan Krist mengatung di udara sembari mengulum senyumnya kepada sang teman, mencoba untuk mengisyaratkan jika Krist memang tidak apa-apa, bahkan baik-baik saja, tidak ada hal yang mengkhawatirkan darinya.
"Bagaimana jika kita makan siang bersama?"
"Hah? Makan siang?"
Pandangan Krist langsung menyapu ke arah sekelilingnya, dan benar saja karena terlalu sibuk memikirkan tingkah kakaknya yang tidak jelas itu membuatnya lupa pada apa yang ada di sekitarnya.
"Itu karena kau melamun dari tadi, jadi tidak sadar ini jam berapa. Ayo pergi."
Krist bangkit dari tempat duduknya dan berjalan bersisian di samping Mike, hanya saja baru beberapa langkah mereka berjalan ada seseorang yang tiba-tiba saja menyempil di tengah-tengah keduanya.
"Tidak baik jalan berdua, nanti yang ketiganya hantu."
"Kau hantunya Phi Kong...."
"Mencela kakak sendiri itu perbuatan buruk."
"Kau sendiri yang baru saja mengatakannya, kau orang ketiganya."
"Lagipula siapa yang menyuruhmu pergi bersama dia? Bukankah phi menyuruhmu untuk menunggu phi?"
"Phi terlalu lama."
"Dan kau, sudah berapa kali aku bilang jangan dekat-dekat dengan adikku."
Mendengar Kongpob yang mulai overprotektif lagi padanya, Krist menghela nafas beratnya seraya melangkahkan kakinya pergi meninggalkan kedua orang itu, sementara Kongpob yang baru sadar jika adiknya menghilangpun kaget, bingung harus mencari Krist dimana.
"Semuanya karena kau, sekali lagi aku melihatmu mendekati adikku. Lihat saja apa yang aku lakukan nanti."
Setelah mengatakan hal itu, Kongpob mencoba untuk mencari sang adik yang sudah terlebih dulu kabur darinya.
*
Angin berhembus samar-samar menerpa wajah Krist yang tengah mendudukan dirinya di atap gedung itu, meskipun cuaca tengah panas-panasnya di hadapannya saat ini bersatu dengan langit biru yang terlihat sangat cerah tidak ada celah sedikitpun di atas sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[27]. ETHEREAL : Unforgettable
Fanfiction[ completed ] Ketika kedua kakak beradik yang sudah terpisah sangat lama bertemu kembali ketika mereka dewasa. apakah sang kakak masih bisa mengenali sang adik yang masih mengharapkannya? Warning ! Cerita ini mengandung unsur Yaoi / Boyslove / Boyx...