*
*
*
*
******
Uchiha Sasuke terlihat keluar dari sebuah mobil berwarna hitam metalik, wajahnya tampak lelah dan juga penampilannya saat ini turut menjelaskan bahwa CEO muda itu baru saja pulang dari kantornya. Namun tujuannya kali ini bukanlah rumah untuk melepas penat selama bekerja, Melainkan ia berhenti di parkiran cafe milik sahabatnya. Angel's cafe terlihat tak begitu banyak pengunjung malam ini. Pria itu mengangkat lengannya. Menggulung lengan kemeja biru tuanya sampai pada siku. Ia bisa melihat pada pergelangan tangannya sebuah rolex mewah menunjukkan pukul 7 malam. Langkah lebarnya membawanya masuk melewati pintu kaca dimana ia bisa melihat para pegawai cafe yang berlalu lalang bahkan sebelum ia membukan pintu kaca itu. Kursi di bagian samping yang agak jauh dari pintu masuk menjadi tujuan utamanya, ia mengedarkan pandangannya ke segala arah. Pria itu mendengus keras dan kemudian duduk di kursinya sambil menunggu pegawai cafe menghampirinya.
Sasuke merasa aneh dengan kedatangannya kesini, entah apa yang membuatnya memilih untuk berada disini. Sasuke merasa lelah sebenarnya, ia berfikir seharusnya ia berada di tempat tidurnya saat ini. Ia memijat pangkal hidungnya sebelum memutuskan berdiri dan pergi dari cafe sahabatnya itu.
"Sakura."
Sasuke mengurungkan niatnya melangkah meninggalkan mejanya. Ia masih berdiri di tempatnya, pandangannya mengarah ke arah pantry cafe dimana seseorang menyerukan nama yang sedikit tak asing untuknya. Sakura pria itu membatin, gadis merah muda malam itu. Sasuke ingat Sasori memanggil gadis itu dengan nama Sakura. Nama yang sangat indah begitu fikir pria itu.
Sasuke memijat pelipisnya pelan sembari mendengus keras. Mungkinkah ia berada disini karena gadis itu. Sasuke bahkan tak berfikir panjang lagi. Ia kembali duduk ke kursinya.
Seorang gadis bersurai merah terang datang menghampiri Sasuke dengan membawa note kecil lengkap dengan bolpointnya.
"Sasuke-sama." Karin membungkuk sebentar saat melihat pelanggannya adalah sahabat dari bosnya. Sebagian pegawai memang sudah tak asing lagi dengan sosok pria yang sering terlihat mendatangi Angel's cafe itu. Bukan hanya karena ia merupakan sahabat dari atasannya, tapi juga sosok pria menawan dengan label high quality man itu adalah salah satu CEO muda yang sukses.
"Espresso?" Karin sangat hafal dengan pesanaan setiap pelanggannya, termasuk dengan pria di depannya saat ini, terbukti dengan anggukan pelan dari pria yang terkenal dingin itu.
"Tunggu."
Baru saja karin akan beranjak pergi sebuah suara menghentikannya. Praktis Karin berbalik fokus menatap Sasuke yang masih diam seolah olah pria itu tak pernah memanggilnya. Karin yang tampak kikuk karena merasa mungkin ia salah dengar, dan hanya menunggu pria itu bicara. Baru saja gadis itu akan berbalik pergi, lagi lagi kali ini ia urungkan.
"Pegawai dengan surai merah mud-...." Sasuke belum sempat melanjutkan ucapanya.
PRANKKKKK...
"Sakura!!!!!!!!"
Sebuah seruan dari arah pantry otomatis membuat gadis berkacamata itu berpaling dengan wajah cemasnya.
"Sakura...!!!!!!!!! Karin berseru keras dan langsung bergegas berjalan cepat menuju pantry.
Gadis bersurai merah muda itu nampak tergeletak tak berdaya di lantai dengan pecahan gelas dan air yang tumpah di sampingnya. Karin berlari cepat dan kemudian memekik pelan saat melihat keadaan sahabatnya itu. Dua gadis berpakain sama dengannya dan Sakura tampak mengerebung dimana Sakura pingsan.
"Aku akan menghubungi taxi, tunggu." Seseorang gadis bersurai coklat pendek berinisiatif untuk memanggil kendaraan yang bisa membawa Sakura ke rumah sakit. Namun sebelum gadis itu beranjak dari tempat Sakura, seseorang lebih dulu menyelanya.
"Biarkan dia bersamaku!"
Karin beserta kedua gadis yang berada di sana mengalihkan perhatiannya pada pria yang baru masuk ke pantry itu. Dua orang gadis disana tampak saling berpandangan satu sama lain. Karin lebih dulu berdiri menghampiri pria yang baru saja menawarkan bantuan untuk sahabatnya itu.
"Tapi bukankah ini akan merepotkanmu, Sasuke-sama?"
Sasuke tak menjawab, ia lebih memilih menghampiri gadis merah muda yang masih tergeletak di lantai itu, lalu dengan cepat mengangkatnya dalam gendongannya.
"Tunggu dulu Sasuke-sama!" Karin dengan cepat menyusul langkah kaki Sasuke yang akan membawa sahabatnya itu pergi.
"Kau tak percaya padaku?" Sasuke masih dengan wajah dinginnya yang membuat siapa saja enggan untuk berhadapan lama dengannya.
"Ah.. bukan begitu, hanya saja..., baiklah," karin tersenyum kikuk, ia bersyukur setidaknya Sakura bisa cepat mendapat pertolongan, "tapi paling tidak beri tau kami alamat rumah sakitnya."
___________________________________________
"Enghh."
Sasuke buru buru mendekat ke arah ranjang rumah sakit dimana gadis dengan surai merah muda tampak mulai bangun dari tidurnya..
Emeraldnya mengerjab pelan, pertama yang ia lihat adalah langit langit ruangan. Lalu tirai serba biru di sekitarnya. Sakura mengerjab cepat sebelum akhirnya terduduk dengan pandangan bingung sambil menyentuh kepalanya yang tiba tiba berdenyut sakit.
"Kau baik baik saja?"
Sakura hampir saja terlonjak. Ia sama sekali tak menyadari bahwa ada orang lain di ruangan yang sama dengannya. Gadis itu menatap pria di samping ranjangnya yang wajahnya tak begitu asing buatnya. Ahh Sakura ingat...
"T-tuan...." kata kata nya tercekat di tenggorokannya. Bagaimana mungkin pria ini berada disini sekarang bersamanya.
"Apa kau yang membawaku kesini?"
Pertanyaan bodoh, Sakura tampak kikuk dengan pertanyaannya sendiri, jika hanya pria ini yang sedang berada disini bersamanya, jelas sekali pastilah Sakura berada disini karena bantuannya. Gadis itu tersenyum samar sambil sesekali memijat kepalanya yang masih berdenyut.
"Sepertinya begitu."
Nah kan......?
"Terimakasih Tuan, maaf merepotkanmu!" Sakura menunduk.
"Bukan masalah."
Sakura bertambah kikuk dengan pria ini yang masih menatapnya. Keduanya terdiam menciptakan suasane hening khas rumah sakit tanpa pasien. Sakura berpikir keras, apa yang harus ia lakukan sekarang, tiba tiba saja Sakura merasa tak nyaman, mau bagaimanapun juga pria di depannya merupakan pria asing baginya. Meskipun ia adalah sahabat dari bosnya, tapi Sakura bahkan baru bertemu pria itu dua kali. Ah... tiga kali dengan sekarang, dan lagi Sakura bahkan tak tau namanya.
"Sasuke."
Pria bersurai raven itu membuka suara untuk yang pertama kali setelah kediamannya. Dan Sakura yang saat itu masih tak begitu jelas dengan apa yang di katakan Pria di depannya itu hanya mengernyit bingung.
"Namaku Uchiha Sasuke."
Ah... Sakura baru paham, pria itu tengah memperkenalkan diri, pria itu bahkan seperti peramal yang bisa menebak isi kepalanya. Mungkin juga kebetulan. kenapa dirinya terlihat sangat bodoh sekarang. Sakura tersenyum samar sebelum mengangguk cepat.
"Aku Sakura, salam kenal."
"Aku tau."
"Eh?"
*
*
*Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
tentang rasa
Fanfiction------>>>>> Kawasan SASUSAKU IN HERE ❤ Langsung di baca aja ya... biar gak penasaran hehehe... Karena jujur saja aku bukan pendeskripsi yang baik.