Satu

68 21 4
                                    

"Hai!"

Bia Ayudia. Gadis cantik berumur 19 tahun yang sedang kuliah di jurusan hubungan internasional semester dua. Di depannya ada seorang pria yang sedang duduk di kursi dengan senyum manisnya. Arka Samudra.

"Maaf aku telat,"

'Gak apa-apa, aku belum lama disini.'

Bia tersenyum manis pada Arka.

Arka Samudra, adalah kekasih dari Bia. Mereka sudah berpacaran sejak 3 tahun lalu, waktu itu Bia masih kelas dua sekolah menengah atas. Mereka bertemu di salah satu taman di komplek tempat Bia tinggal, waktu itu Arka sedang duduk sambil menunggu Sang Ibu

Selama 3 tahun itu hubungan mereka sangat sangat di tentang oleh semua orang. Mereka bilang Bia tidak cocok dengan pria seperti Arka, itu semua karena..

Arka Tuli.

Semua orang mencaci Arka saat tau kalau ia adalah kekasih Bia. Dan Arka sudah terbiasa dengan cacian itu

"Ka, lusa aku harus pergi ke Bandung. Gak apa-apa ya?"

Bia ber-komunikasi dengan Arka dengan bahasa isyarat. Arka memang memakai alat bantu dengar, jadi Bia tidak terlalu susah berkomunikasi. Gadis itu juga sudah mempelajari bahasa isyarat sejak 3 tahun lalu

Arka mengangguk

'Berapa lama?'

"Tiga hari, aku sama Mama kesana,"

Lagi-lagi Arka mengangguk, Bia tersenyum kecil

'Bi, kamu sudah makan?'

"Sudah, kamu?"

Arka menggeleng

'Ibu belum pulang kerja,'

"Mau aku pesenin? Kamu mau apa?"

'Aku belum lapar, nanti saja.'

Bia mengangguk, "Ka, aku mau cerita."

'Cerita apa?'

"Hari ini kegiatan ku di kampus banyak banget, tugas dari dosen juga numpuk. Aku rasanya mau berhenti kuliah aja," Bia menghela napas sambil menyenderkan tubuhnya di kursi

Arka dengan cepat menggeleng sambil menatap Bia tajam

'Jangan ngeluh! Gak semua orang bisa se-beruntung kamu bisa kuliah!'

"Aku gak ngeluh Ka, aku cuma capek."

'Semua orang juga capek Bi, aku gak suka kamu kayak gini.'

Bia mengerucutkan bibirnya, ia menumpu kedua tangannya di atas meja dan menenggelamkan wajahnya disana

Arka tersenyum kecil sambil mengusap rambut Bia dengan halus

《 I S Y A R A T 》

"Habis bertemu dengan pria tuli itu lagi?!"

Salah satu orang yang menentang hubungannya dengan Arka adalah Ibunya sendiri, beliau sangat menentang hubungan Arka dan Bia

"Ma, aku gak mau tengkar."

Bia berjalan meninggalkan Mama-nya yang berada di ruang tamu, hari ini ia sudah sangat lelah dan ia tidak mau bertengkar dengan Sang Mama

"Bia! Sudah berapa kali Mama bilang untuk berhenti berhubungan dengan pria tungarungu itu!"

Bia menghela napas, sepertinya malam ini ia akan kembali bertengkar dengan Sang Mama

"Ma, Arka baik kok. Sama aja kayak laki-laki normal," ucap Bia

"Mama tidak perduli dia baik atau jahat! Mama cuma mau kamu berhenti berhubungan dengan pria itu!"

"Apa salahnya kalau aku pacaran sama Arka sih Ma? Ini pilihan aku!"

"Dia tidak pantas untuk kamu Bia! Dia tuli! Untuk mendengar dan berbicara saja dia tidak bisa!"

"Mama!!"

Bia tidak habis pikir dengan Sang Mama, tega-teganya beliau mengeluarkan kalimat seperti itu

"Tuhan menciptakan manusia itu tidak ada yang sempurna! Merka pasti punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing! Dengan Mama bicara seperti itu, berarti Mama menghina ciptaan Tuhan!"

"Gak usah kamu bawa-bawa Tuhan! Anak durhaka seperti kamu tidak tau apa-apa!"

Bia menahan air matanya yang sebentar lagi akan turun, ia langsung mengambil tas kecilnya dan berjalan keluar kamar. Mungkin malam ini ia akan menginap di salah satu rumah kerabat dekatnya

"Bia! Mau kemana kamu?!"

Bia tidak memperdulikan teriakan Sang Mama, ia masuk ke dalam mobil dan langsung menancap gas cukup kencang

《 I S Y A R A T 》

"Kenapa lagi sih? Tengkar sama Mama?"

Bia sedang berada di apartment kakak laki-lakinya, namanya Aksa Danurendra. Umurnya masih 24 tahun, ia bekerja di salah satu rumah sakit. Aksa seorang dokter bedah.

"Aku tau Mama gak suka sama Arka Bang, tapi gak gini!"

"Mama cuma belum bisa terima,"

"Terus kapan Mama bisa terima Arka dengan baik? Udah tiga tahun Bang! Aku juga capek kalau Mama selalu kayak gini, aku gak bisa tinggalin Arka."

Aksa membawa tubuh Bia ke dalam pelukkannya, sudah biasa seperti ini. Jika sedang bertengkar dengan Sang Mama pasti Bia akan pergi ke apartment nya

"Kamu tau sendiri sifat Mama seperti apa kan?" Tanya Aksa

"Emang salah ya kalau aku pacaran sama orang tuli? Mereka sama-sama manusia! Mereka hidup seperti kita! Gak ada yang salah kan, Bang?"

Aksa menggeleng, "gak ada yang salah, cuma beberapa orang memang menganggap itu aneh Dek. Apalagi kamu cantik, menurut mereka kamu bisa dapat yang lebih baik."

"Ini kan hidup aku, aku yang jalanin. Aku pacaran sama Arka juga yang bahagia aku, yang ngerasa sedih aku. Mereka gak tau apa-apa Bang! Mereka cuma bisa melihat Arka dengan sebelah mata!"

"Cup..cup.. udah ah marah-marahnya," ucap Aksa

"Bia kesal bang!"

"Iya Abang ngerti, sekarang Bia tidur ya? Besok kuliah kan?"

Bia mengangguk, ia melepas pelukannya dengan Aksa. "Aku ke kamar ya Bang, good night!"

Aksa menganggukkan kepalanya, ia membiarkan Bia pergi menuju kamar nya setelah itu ia kembali fokus dengan buku yang sedang ia baca

《 I S Y A R A T 》


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IsyaratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang