Byun Baekhyun
&
Kim TaeyeonIrene memandang kosong undangan berpita silver itu sejak lima menit yang lalu. Dirinya binggung harus datang atau tidak, semua pilihan mengandung resiko yang sama-sama berat untuknya.
Jika ia memilih hadir maka ia harus rela bertemu dengan laki-laki yang sudah ia putuskan untuk dibenci, menginggat status pertemanan laki-laki itu dengan Baekhyun yang kelewat dekat. Sedangkan jika ia memilih tidak hadir, Taeyeon adalah salah satu teman yang sudah banyak membantunya.
"Mama..." seruan disertai suara pecahan kaca membuat Irene yang sedang melamun seketika menoleh pada pantry dapur dan segera beranjak mendekat saat mendengar sang anak mulai menangis.
"Hei, kenapa menangis?" tanya Irene sembari menarik sang anak menjauh dari pecahan kaca mangkok yang berserakan dilantai.
"Yuna menjatuhkanya" balas si kecil memandang nanar mie dingin yang dibelikan sang mama beberapa saat lalu.
"Tidak apa-apa, nanti Mama belikan lagi" ucap Irene lalu mendudukan Yuna dimeja makan.
Irene mencuci tanganya kemudian menghampiri sang anak dan membawanya keruang tengah. Bocah berumur lima tahun itu hanya menurut dengan apa yang dilakukan mamanya. Irene mengambil boneka kuda pony disofa lalu memberinya pada Yuna.
"Kemarin tertinggal dibutik" ucapnya disertai senyum sayu khas miliknya.
"Terimakasih" balas Yuna lalu memeluk pinggang Irene dan menengelamkan kepalanya disana.
Irene tersenyum lalu mengelus rambut panjang Yuna, putrinya semakin besar sekarang. Begitu banyak hal yang sudah ia lalui, hingga lima tahun sudah berlalu tanpa sadar. Ada setitik rasa tidak nyaman sebenarnya, namun sebisa mungkin dirinya mengendalikan itu untuk putri kecilnya yang semakin tumbuh besar, Bae Yuna atau mungkin juga Kim Yuna.
Senyum perlahan luntur dari bibirnya kala ingatan tentang laki-laki itu kembali terputar. Laki-laki yang dulu bagaikan matahari dan bulanya. Laki-laki yang selalu membuat senyum tak pernah luntur dari bibir tipisnya. Juga laki-laki yang telah membuat putrinya hadir. Kim Taehyung.
Irene selalu memikirkan laki-laki itu meski pikiranya selalu berkata benci. Ada sisi tersendiri yang mengatasnamakan laki-laki itu dihatinya yang mati. Sejuta cinta lama tak selamanya utuh, ada sisa membekas yang begitu ketara. Hingga rasanya begitu menekan batin.
"Mama tau tidak" ucapan itu membuat lamunana Irene terpecah. Putri kecilnya itu memulai aksi bercerita, mengatakan apa saja yang dilaluinya hari ini. Benar-benar aktif.
"Apa?" balas Irene membenarkan posisi sang anak agar nyaman dipangkuanya.
"Tadi ada murid baru, namanya Choi Yeonjun. Dia sangat menyebalkan" ucapnya pada sang Mama yang masih setia mendengarkan.
"Benarkah"
"Iya. Tadi Yeonjun dan Soobin membuat Lia dan Yeji menangis. Mereka juga menganggu Yiren dan Aisha" balas Yuna dengan semirik kesal yang terlihat lucu dan mengemaskan. "Awas saja, Yuna akan membalas nanti" lanjutnya.
"Tidak boleh seperti itu. Jika Yuna membalas Yeonjun dan Soobin, lalu apa bedanya Yuna dengan mereka" ucap Irene memperingati.
"Tapi Yuna sangat kesal dengan mereka. Dasar Choi menyebalkan" Yuna mengerucutkan bibirnya kesal.
"Mama punya ice cream dikulkas, Yuna mau tidak" ucap Irene yang membuat wajah kesal Yuna berubah menjadi binar.
Tanpa membalas ucapan sang mama, Yuna berjalan riang menuju kulkas. Tubuhnya yang kecil mengambil bangku disudut dapur lalu menaikinya untuk mengambil ice cream difreezer. Ada beberapa macam rasa disana. Coklat, vanila, stroberi dan jeruk, dari sekian itu Yuna mengambil ice cream dengan rasa vanila karena ia sangat suka wangi dan rasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mom
Fanfiction#VRene Bae Joohyun yang rela menganti namanya menjadi Bae Irene, dengan harapan mampu membuatnya melupakan sebagian masa lalu yang perlahan-lahan membunuh perasaanya. Inilah Irene yang baru. Irene yang melahirkan dan membesarkan putrinya. Yuna. send...