Hari sudah cukup terang, waktu menunjukkan pukul 06:00. Jalanan lalu lintas belum menggambarkan kemacetan kota, sebuah rumah di perumahan elite terlihat sangat mewah dengan taman luas di depannya. Rumah mewah ini adalah rumah milik keluarga Sanjaya, keluarga yang cukup disegani oleh masyarakat sekitar.
Enam bersaudara ini berlarian keluar rumah ramai-ramai, tampak terlihat dengan umur yang berbeda-beda.
"Nanti sepulang sekolah langsung pulang, jangan mampir kemana-mana" ucap seorang yang terlihat lebih tua diantara mereka semua.
"Iya kak Dinda" ucap mereka serentak.
"Kak dinda nanti jangan lupa jemput aku ya" ucap Indy dengan lugu polosnya, membuat siapapun yang melihatnya ingin tertawa.
"Iya, yaudah ayo berangkat. Nanti kakak telat" ucap Dinda, lalu menggendong Indy untuk memasuki angkot yang sudah berhenti di depannya, semuanya langsung masuk kedalam mobil keluarga untuk menuju sekolah. Mereka memang terlahir dari keluarga kaya perusahaan orang tuanya banyak berdiri di kota-kota besar dalam negeri maupun luar negeri.
Sesampainya di sekolah adiknya yang terakhir, Dinda langsung turun untuk berbicara dengan gurunya agar menjaga adiknya sampai dia menjemputnya.
🌺🌺🌺
SANJAYA FAMILY
• Prabu Sanjaya seorang ayah dari ke enam anak dari keluarga Sanjaya, seorang pengusaha sukses. Sanjaya mengurus keenam anaknya sendiri setelah Ida meninggal dunia.
• Ida Sanjaya, meninggal karena menjadi korban tabrak lari. Ida meninggal saat Indy berumur 2 tahun
• Dinda Kirana Sanjaya (Dinda), anak tertua dari keluarga Sanjaya. Dinda duduk di kelas 11, ayahnya yang sibuk keluar masuk negara orang membuat dirinya yang menggantikan peran ibunya.
• Kartika Putri Sanjaya (Kartika), anak kedua keluarga Sanjaya yang duduk di kelas 9.
• Putra Brahma Sanjaya (Putra), anak ketiga keluarga Sanjaya yang duduk di kelas 7.
• Marsya Nadia Sanjaya (Marsya), putri kembar yang duduk di kelas 5.
• Tasya Diana Sanjaya (Tasya), kembaran Marsya.
• Indyana Dewi Sanjaya (Indy), putri terakhir keluarga Sanjaya yang duduk di bangku Playground.
🌺🌺🌺
Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang kenaikan kelas.
Setelah selesai mengantarkan adiknya satu persatu, Dinda langsung pergi ke sekolah barunya.
"Duh terlambat 2 menit" ucap Dinda dengan napas lega.
"Lo ngapain disini" ucap seorang laki-laki membuat Dinda terlonjak kaget.
"Maaf kak, saya udah telat" ucap Dinda setelah mengetahui laki-laki itu. Penampilannya urakan, tidak memakai atribut lengkap, tanpa name tag.
"Kenapa nggak bolos aja?" ucap cowok itu, membuat Dinda mengerutkan keningnya.
"Orang tua kita cari uang susah-susah buat sekolahin anaknya, tapi kakak dengan gampangnya bilang bo~" belum juga Dinda selesai bicara mulutnya sudah di tangkup oleh cowok itu.
"Kalo lo ngoceh terus malah semakin telat" ucap cowok itu setelah melepaskan tangannya, lalu pergi begitu saja meninggalkan Dinda sendiri.
'Siapa sih tuh orang, belagu banget' batin Dinda. Tanpa menunggu lama, Dinda langsung berlari menuju kelasnya.
🌺🌺🌺
Dinda memang dikenal dengan gadis pendiam dan tertutup, oleh karena itu tak banyak orang yang mau berteman dengannya.
Dinda duduk di kursi taman dengan novel berada di tangannya, tiba-tiba suara kericuhan terdengar dari lapangan sekolah. Dengan rasa penuh penasaran, Dinda berjalan menuju lapangan untuk melihat apa yang terjadi.
"Hari ini gue akan nembak seseorang diantara kalian semua" ucap seseorang dengan alat pengeras suara, membuat semua orang langsung merapat kearahnya.
Dinda yang mulai penasaran dengan orang itu langsung menyelinap di balik teman-temannya.
"Dia kan cowok yang tadi pagi" ucap Dinda dengan suara cukup pelan.
"Gue nggak mau basa basi, langsung aja" ucap cowok itu lagi, sontak membuat Dinda menatap kearahnya.
Cowok itu berjalan kearah Dinda, membuat Dinda bingung.
"Elo" ucap cowok itu sambil menunjuk Dinda.
"Lo mau kan jadi pacar gue?" Ucapan cowok itu membuat mata Dinda melotot tajam. Jujur saja Dinda merasa risih di lihat semua orang yang ada di sini, Dinda memutuskan untuk kabur saja. Namun, saat dia berbalik badan lengannya langsung di cekal kuat oleh cowok itu.
Cowok itu semakin kendekat ke tubuh Dinda, dan membisikkan sesuatu telat di telinga gadis itu.
"Ini bukan pertanyaan, tapi pernyataan. Jadi nggak ada penolakan" bisik cowok itu membuat Dinda langsung mendorong tubuhnya agar lebih menjauh.
"Oke, lo mau jadi pacar gue" lanjut cowok itu membuat Dinda melotot untuk yang kedua kalinya.
"Kamu apa-apaan sih. Aku nggak kenal ya kamu siapa, jadi jangan bikin aku malu kayak gini deh" ucap Dinda membuat semua orang yang berada disana menatapnya takjub.
Baru kali ini ada cewek yang menolak seorang Demas Arjuna Prasetyo, cowok most wanted sekolah.
"Demas, apa-apaan ini. Kamu bikin ulah lagi? Dan kalian semua ngapain pada ngumpul disini? Bubar-bubar" ucap pak Dedi selaku guru BK.
"Yah, huhu" teriak para penonton yang kecewa karena disuruh bubar oleh pak Dedi.
"Kalian ikut bapak ke ruang BK" ucap pak Dedi sambil menunjuk Demas dan Dinda.
"Tapi pak saya kan nggak ikutan" ucap Dibda membela diri.
"Tidak ada alasan" bantah pak Dedi.
"Bapak kalo mau ngehukum saya aja, pacar saya jangan" ucap Demas membuat Dinda lagi-lagi melotot.
"Apaan sih, nggak jelas" ucap Dinda lalu pergi menuju ruang BK meninggalkan Demas dan juga pak Dedi yang masih geleng-geleng kepala, Demas yang melihat hal itu hanya tersenyum kecil.
"Ngapain kamu senyum-senyum, ayo susul ke BK" ucap pak Dedi.
"Yaelah pak, Demas nggak mau susu kali ntar bahaya jadinya" ucapan Demas membuat pak Dedi semakin geram.
"Demasss" ucap pak Dedi setelah melihat Demas berlari duluan mengejar Dinda.
🌺🌺🌺
Assalamualaikum
(Gak dijawab dosa)Buat permulaan pendek dulu ya semua, gimana pada suka nggak??
Buat yang belum baca cerita aku yang REBECCA boleh dli baca dulu❤️
Kalo suka jangan lupa vote+comment+share❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAGOSTE
Jugendliteratur"Lo mau kan jadi pacar gue?" "Ini bukan pertanyaan, tapi pernyataan. Jadi nggak ada penolakan" "Oke, lo mau jadi pacar gue" Gimana perasaan kalian jika di tembak oleh seseorang yang nggak kalian kenal? Itulah yang dialami Dinda.