Aku Ramdan

18 3 0
                                    


Hujan turun dengan derasnya. Turun di sebuah desa terpencil. Desa tempat tinggal Ramdan. Ramdan adalah seorang anak yang berumur 12 tahun. Ia tinggal di desa tersebut dengan ibunya. Ibunya berperan sebagai ibu sekaligus ayah buat Ramdan. Ayah Ramdan telah meninggal terkena ombak laut waktu ia lahir. Ramdan melihat keluar dari jendela. Melihat senangnya anak-anak lainnya bermain hujan. Tetapi tidak dengan Ramdan. Ramdan sangat membenci hujan. Karena hujan adalah akibat dari meninggalnya ayahnya. Pada saat ayah Ramdan berkerja sebagai nelayan di suatu pantai yang jauh dari rumahnya Ramdan. Sebelum kejadian, hujan turun terus menerus membuat ombak laut naik. Dan ayahnya menjadi korban dari itu. Sejak tahun kejadian itu Ramdan tak pernah suka dengan hujan. Dia selalu memaki bila hujan turun.
"Ramdan sini! Mandi hujan kita!" Teriak salah seorang temannya.
"gak ah aku gak mau!"
"ah kau Gak enak sih! Gak bisa diajak main!"
" biarlah kau pulak yang heboh!" Ramdan pergi menutup jendelanya dengan kuat membuat teman temannya terkejut. Lalu ia kekamar mandi. Ia segera mandi karena jam telah menunjukkan ke angka 17:30 saatnya Ramdan mandi agar bersih.
           Selesai mandi Ramdan bergegas   masuk ke kamar untuk memakai baju. Dia memakai baju berwarna biru bergambar monyet. Ramdan sangat suka baju itu. Entah apa yang membuatnya suka tetapi yang pasti Ramdan selalu mengenakannya setiap hari Minggu.
  "Ramdan!" Teriak ibunya.
  "iya bu?"
  "sini bantuin ibu ngangkat air!"
" ya Bu bentar Ramdan datang nih!"
           Sore itu Ramdan senang sekali karena hujan telah berhenti dia membantu ibunya mengangkat air  ke kamar mandi. Air yang selama ini dipakai buat mandi Ramdan adalah air hujan. Tetapi sekali Ramdan benci dia akan tetap membencinya.
"sudah disini aja!" Suruh ibu.
"iya bu ini mau Ramdan taruh!"
"iya nak!" Ibunya tersenyum melihat Ramdan. Ramdan hanya membalasnya dengan senyuman.
Entah kenapa ibunya begitu bahagia sekali hari ini. Dari wajahnya tampak bersinar sekali.
" ibu kok senang sekali sih?"
" tidak apa apa kok nak! Ibu senang karena kamu memakai baju ini!" Ucap ibunya sambil memegang baju nya Ramdan.
"oh iya ibu kan selalu bilang padaku untuk selalu senang memakai baju ini! Tetapi kenapa ya Bu?"
"ada saatnya ibu cerita nak!" Ibunya pergi meninggalkan Ramdan.
Ramdan masih heran terhadap ibunya. Tetapi Ramdan tidak terlalu memikirkannya. Ramdan pun pergi ke kamar untuk mengambil foto ayahnya di laci ibunya. Ramdan menangis tanpa suara. Tangisannya bagai tangisan orang yang bisu. Dia sangat rindu terhadap ayahnya. Hanya foto yang bisa dilihatnya. sejak kecil ia telah ditinggal oleh ayahnya. malam itu Ramdan tidak keluar. Dia tengah melihat foto ayahnya terus menerus. Berharap ayahnya kembali. Tapi itu mungkin tidak akan pernah terjadi. Ayahnya adalah Big Hero buat Ramdan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Benci HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang