Ik Hou Van Je

6 2 2
                                    

-Perasaan yang paling tidak menyenangkan adalah perasaan sesal, karena waktu takan pernah berbaik hati untuk mengulang keadaan.

***

"Rain pliss! Aku gak mau kita putus! Rain...Raina? dengerin aku dulu? Aku tuh tulus sama kamu!" Adrian mengatakannya dengan nada yang rendah dan sungguh-sungguh kalau ia benar-benar tulus, Sembari memegang tanganku erat. Sorot matanya memancarkan kesedihan yang amat mendalam.

"Udah aku bilang Rain, Aku gak bisa hidup tanpa kamu. Pliss Aku mohon kasih Aku kesempatan lagi"

genggaman tangan Adrian semakin kuat sehingga membuatku mengerang kesakitan.

"Aku udah gak bisa sama kamu lagi Adrian! Aku gak baik buat kamu." ucapku dengan sedatar mungkin, padahal di dalam hati sangat menyesakan, ingin rasanya Aku tumpahkan air mata ini, tetapi egoku terlalu kuat.

"Asal kamu tau Rain, Aku gak pernah kayak gini sama mantan-mantan Aku. Cuman sama kamu Rain Aku kayak gini" ucapnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca dan mulai meregangkan genggaman tangan nya.

Melihat dia serapuh ini sungguh menyedihkan, ingin rasanya Aku merengkuh tubuh tegapnya ke pelukanku. Tapi apalah daya ini demi kebaikannya.

"Sudahlah Adrian, lupakan aku! Masih banyak wanita diluar sana yang lebih segalanya dari aku, dan asal kamu tau aku udah gak cinta lagi sama kamu" Alibiku, sangat berat mengutarakannya karena menentang perasaanku.

Adrian hanya terdiam mematung bagaikan tersengat ribuan Volt.

Aku pun mulai melangkah meninggalkan Adrian, tetapi ia berhasil memegang tanganku dan berkata

"Baiklah Raina! Aku ikuti kemauanmu. Aku tau Rain, Aku bukan orang baik sepertimu. Tapi aku berusaha untuk jadi yang terbaik buat kamu Percayalah satu hal, walaupun kamu sudah gak cinta lagi sama Aku. Tetapi Aku akan selalu mencintai kamu Rain"
ucapnya seraya berlalu dari hadapanku.

Aku hanya bisa mengerjapkan mataku berkali-kali, seperti ada yang menohok hatiku sangat menyakitkan, bersamaan dengan luruhnya cairan bening dimataku.

***

Ternyata setelah Adrian putus denganku, Aku merasa kehilangan. Bagaimana tidak? Hampir setiap hari Adrian main ke tempat kostku. Walaupun begitu kami tidak pernah melakukan apa-apa.

Menurutku dia tipe cowok yang humoris dan bertanggung jawab. Meskipun dia sering di bilang bad boy, tapi Aku salut, dia rela perjuangin Aku dari awal sebelum pacaran sampai kita jadian dan Adrian berjanji kalau dia akan berubah menjadi lebih baik lagi.

Aku berpacaran dengan Adrian sekitar tiga bulan, pada bulan pertama dia sedikit berubah menjadi jarang balapan liar dan pergi ke club malam. Aku pun merasa takjub kepadanya, karena demi diriku dia rela mengubah dirinya walaupun hanya mengurangi sifat urakannya.

Memasuki bulan kedua, tiba-tiba Adrian mulai menampakkan lagi sifat urakannya, lalu awal dari bulan ketiga Adrian kembali seperti dulu. Aku sudah tak tahan lagi dengan sikapnya, akhirnya Aku memutuskan untuk berpisah dengannya. Walaupun Adrian tak terima dengan keputusanku.

***

Hingga suatu hari Adrian menemuiku lagi, penampilannya acak-acakan seperti orang prustasi dan juga wajahnya yang pucat pasi.

Sebegitu pentingnya kah diriku di kehidupan Adrian? Sampai dia menjadi kacau seperti ini? Tentunya Aku sangat khawatir dengan keadaannya. Tetapi karena rasa egoku, Aku mengesampingkan ke kekhawatiran itu.

Dia mulai mencoba menyapaku dan bertanya tentang kabarku untuk mengusir rasa canggung diantara kita.Kemudian Adrian pun membuka pembicaraan lagi tentang hubunganku dengannya, ia meminta kesempatan lagi untuk bisa memperbaiki semuanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ik Hou Van Je (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang