#1 🍋

52 11 18
                                    

Seorang wanita terlihat menikmati alunan melodi yang dikeluarkan setiap tuts piano. Tidak berlangsung lama ketika....

"Hyun!"

Yang dipanggil mendengus karena diusik ketenanggannya

"Hey aku memanggilmu." usik nya lagi sambil melambaikan tangan di depan wajah wanita itu.

"Bisakah kau tidak mengganggu waktu tenang ku." ucap wanita itu terlampau dingin.

"Ups maaf tuan putri." terdengar nadanya mengejek.

"Hyaa dowoon-ah!"

Lelaki itu tertawa puas setelah mengerjainya. Sang wanita hanya mencebikkan bibir nya kesal.

"Kenapa kau disini?" tanya lelaki itu yang diketahui bernama dowoon.

"Untuk apa aku memberitahumu." kesal hyun— wanita yang diusik dowoon.

"Hahaha kau marah rupa nya."

Dowoon dan hyun bersahabat. Tetapi banyak yang mengira mereka sepasang kekasih. Tidak. Hubungan mereka hanya sebatas sahabat tidak lebih. Lelaki itu tidak bisa membayangkan punya kekasih seperti hyun yang notabene 'tidak bisa akrab jika tidak kenal' walaupun kekasih nya sendiri *mungkin.

Pertemuan mereka sendiri berawal dari duduk dibangku sekolah menengah pertama. Kepolosan dowoon mengajak berkenalan hyun tapi dibalas cuek olehnya. Butuh waktu lama untuk mencairkan sifat dingin nan cuek itu.

"Tuan putri yang cantik jangan marah terus yaa." bujuk dowoon.

"Hmm, aku lapar." lihatlah wanita itu mulai merengek.

"Aku traktir bagaimana?" tawar dowoon.

Wajahnya langsung sumringah.

"Kajja."

Dowoon tersenyum mengikuti hyun. Ia harap sahabat nya ini bisa terus menunjukkan senyum manisnya itu walaupun bukan bersama dia.


°°°°°°

Di tengah mereka menyantap makanan masing-masing, dowoon bersuara.

"Sebenarnya apa yang kau lakukan di luar gedung musik lama tadi?"

Huft... hyun lupa dowoon orangnya sangat penasaran.

"Aku hanya sedang melewati gedung itu." jawab hyun tanpa melihat lawan bicara nya.

"Huh jangan berbohong nona hyun-jung."

"Aku hanya mendengar suara piano disana, lagipula itu tidak penting."

Dowoon memukul piring makan nya dengan sumpit agar hyun menatapnya.

"Aku suka nada piano disana, aku menikmati nya tadi." ungkap hyun.

"Lebih baik permainan drum kesayangan ku daripada piano tua itu."

"Berisik! hanya membuatku stres permainan drum mu itu." sarkas hyun.

"Hyaa memang nya piano tidak berisik!, piano juga mengeluarkan suara."

Hening...

Ah tanggal berapa ini?.... Apa dia sedang datang bulang?. Batin dowoon.

"Abaikan saja woon-ah."

Terkejut? Tentu saja dowoon terkejut biasanya jika mereka sedang berdebat pasti dowoon yang mengalah.

Ah mungkin datang bulan nya tidak jadi. Apa bisa begitu(?). Oceh dowoon dalam hati.

Tidak menyia-nyiakan suasana langka ini, dowoon akhirnya mengalihkan pembicaraannya.

"Besok kau bekerja?"

"Em.. tidak, kenapa?"

"Lari pagi bagaimana? Dowoon dengan nada berharap.

"Baiklah."

Yes bulannya benar benar tidak datang.

"Okay, ku tunggu di rumah ku. Jika kau terlambat nona... Aku akan memberikan hukuman!" ancam dowoon.

"Huh."

Perjalanan pulang.

Dowoon mengantarkan hyun pulang ke apartemen nya. Hening. Tidak ada yang membuka pembicaraan. Dowoon yang fokus menyetir dan hyun yang bermain dengan pikirannya.

"Gomawo woon-ah,, hati-hati di jalan jangan mengebut!" pamit hyun dengan seulas senyum manis.

"Nee, cepat masuk udara malam cukup dingin, aku tunggu di rumah besok." balas dowoon.

Dowoon berlari kecil ke arah mobil kesayangannya tidak lupa memberikan lambaian kepada hyun.

Selepas mobil dowoon melesat pergi dari pandangannya, hyun masuk apartemen-nya. Klik. Begitu dia selesai mengetik pin. Gadis itu melenggang masuk ke kamarnya yang kebetulan dekat dengan dapur kecil nya.

Kamar mandi tujuan pertama nya, hyun membersihkan diri setelah itu ia melompat ke ranjang kesayangan nya itu. Matanya yang memang mulai sayu itu terpejam menggapai alam mimpi.

Ah aku tidak sempat merekam nya tadi, mungkin besok aku harus kembali kesana...

Tbc...

|Cast|

|Hyun as you|

|Yoon dowoon|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|Yoon dowoon|

°°Feelboardist°° |kwp|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang