"Angga!!" terdengar suara cewek yang memanggilnya.
Dia kenal suara itu lalu menoleh. "Yah ilah, dia lagi," gerutunya.
Tiba-tiba dari meja di ujung kantin dekat stand makanan ada yang memanggilnya. Setelah menoleh ternyata yang memanggil adalah teman satu timnya yang sedang beristirahat di sana.
Dia pun berlari kecil ke arah meja tersebut tanpa memperdulikan cewek yang mengejarnya.
"Wei kemana aja lo," kata salah satu temannya.
"Tuh tadi ada cewek nyebelin banget," jawabnya sambil duduk dan menyomot keripik entah punya siapa.
"Het punya gue," tutur cowok berambut kriting, Fion.
"Minta kali Yon."
"Cewek? Siapa Ngga?" tanya cowok berbadan agak lebih kurus, bernama Reza.
Angga mengangkat kedua bahunya. "Tau tuh, gak kenal."
Kedua temannya mengangguk paham dan memasang wajah acuh.
Tiba-tiba ketiganya dikagetkan dengan kedatangan cewek dengan penampilan modis diikuti dua temannya lagi yang tampak heboh.
"Ih Angga! Aku panggilin juga, gak nengok nengok!" tuturnya kesal lalu duduk menyerobot tempat.
Fion dan Reza merengut dan menggeser pantatnya karena takut kena semprot tiga cewek heboh ini.
"Eh gue gak denger, sorry." Angga memundurkan tubuhnya membiarkan Angel duduk di sampingnya.
Fion terkikik. "Ooh jadi ini cewek nyebelinnya," katanya sambil mengangguk geli.
Angel menoleh ke arah Fion dan menyernyit. "Apa?!"
"Wah parah Njel," kata Reza memanas-manasi.
"Apasih, bukan lo," tutur Angga acuh sambil membuang muka.
Angel menatap Angga seksama. "Tuh kan buang muka, tau ah nyebelin!"
.
.
.
.
.Putri berjalan santai sampai akhirnya tiba-tiba ada satu orang yang menghadangnya, diikuti tiga cowok di belakangnya dengan wajah frustasi.
Cowok itu berjongkok di depannya lalu menyodorkan sebatang coklat di tengah keramaian tanpa tahu malu. Putri menyernyit dan menghela napas muak.
"Put, tolong terima gue Put! Gue suka banget sama lo, gue sayang sama lo," tutur cowok itu merengek.
Semua orang menatapnya sambil memasang wajah kagum dan tidak mengerti lagi karena sudah banyak cowok yang menembak Putri. Bisikan dan gumaman orang-orang membuat suara khas yang mengiringi kejadian itu.
Suasana kantin berubah menjadi sangat ramai sampai ada beberapa orang mengelilingi mereka. Seli dan Mira menoleh ke keramaian dan menghela napas bersamaan.
Mereka paham dan langsung menghampiri kegombolan itu untuk melihat sahabatnya.
Begitu juga dari meja Angga, suasana itu membuatnya menoleh kebingungan sampai akhirnya dia kaget saat melihat cewek menyebalkan tadi sedang menatap datar ke arah cowok di hadapannya.
"Eh Angel, liat tuh mulai lagi tingkahnya," ucap Rani--temannya Angel sambil menatap keributan itu.
Angel memasang wajah kesal. "Tau tuh cewek, bisa bisanya ditembak 5 cowok dalam sebulan ini! Ish!" gerutunya lalu memukul meja pelan.
"Bulan lalu katanya 7 ya?" sahut Adel.
"Iya, tuh cewek katanya sih cuek banget, sampe cowok-cowok pada penasaran buat dapetin dia," jelas Reza sambil mengunyah somaynya.
"Katanya sih dulu dia anaknya ceria banget, eh gara-gara disakitin cowok mulu, jadinya berubah jadi kayak gitu, nolak semua cowok yang nembak dia," tutur Rani seraya sedikit berbisik.
Fion menggeleng. "Hati-hati loh Njel, kalah hits sama dia, hahaha!!"
Angel mengernyit geram. "Ishh, diem!!" bentaknya.
Angga menatap cewek berwajah dingin itu yang tampak biasa saja saat gerombolan itu mengelilinginya.
.
.
.
.
."Plis Put," tutur cowok itu memohon.
Putri membuang muka lalu menatapnya datar. "Gak," ucapnya singkat.
Cowok itu bangkit dan berusaha memegang tangan Putri. "Ayolah, kasih gue kesempatan," katanya memaksa.
Putri menghindari sentuhan itu hingga mundur-mundur sampai akhirnya dia meledak. "GAK!!" bentaknya.
"Gue bilang enggak, ya ENGGAK!!" ketusnya lagi.
"Ya kenapa sih?? Lo ini mandang fisik ya?" tutur cowok itu pada akhirnya.
Mata Putri menyipit.
Plak!
Dia menampar cowok itu. "Gue capek nyakitin diri gue sendiri buat ngejalanin hubungan yang ngabisin waktu!!" katanya berteriak.
Angga yang menatapnya dari jauh terkejut, matanya membulat tidak percaya. Begitupun juga orang orang yang beberapa menutup mulutnya karena kaget.
Wajah Putri memerah karena menahan emosi. "Dan apa lo bilang? Mandang fisik!? Kalo gue mau pun, cowok yang kemarin pada nembak gue, gue terima!!"
Mata cowok itu membulat kaget. Tidak percaya akhirnya cewek dingin ini akhirnya marah juga.
"Lagian apa sih 'pacaran' itu!?" tanya gadis itu dengan nada rendah.
"Pacaran itu adalah cara buat nyakitin diri lo sendiri, dan lo bego kalo mau nyakitin diri lo sendiri!" tukasnya penuh penekanan.
Cowok itu menunduk dan menggeleng. "Tapi gue janji gak bakal nyakitin lo," tuturnya pelan.
Putri berdecih. "Janji?" katanya seraya menyengir.
"Dulu orang yang nyakitin gue juga ngomong gitu," lanjut cewek itu lalu melempar laminating menu di tangannya dan melenggang pergi meninggalkan kantin.
Seli dan Mira langsung berlari mengikutinya. "Putri! Tungguin!" ucap Mira.
Semua orang menatap kepergian cewek itu lalu menatap cowok itu sambil bergumam julid sampai akhirnya semua pada duduk di meja masing-masing.
Angga menatap Putri yang berjalan cepat dengan wajah menahan tangis disusul kedua temannya.
"Hih sok jual mahal banget," nyinyir Angel sambil berdecih remeh.
"Heh, dasar cewek ya, mulutnya astagfirullah," tutur Fion.
.
.
.
.
.MATSA
To be continue
Gimana kabar kalian? Semoga sehat selalu yaa...

KAMU SEDANG MEMBACA
MATSA [ Tamat ] 𝗿𝗲𝗸𝗼𝗺𝗲𝗻𝗱𝗮𝘀𝗶
Teen FictionHanya cerita si cewek yang mati rasa bernama Putri. Sudah berkali-kali dikecewakan oleh cowok-cowok yang selalu mempermainkan dirinya, membuat Putri menutup diri dan tidak peduli lagi dengan apapun yang berhubungan dengan laki-laki, apalagi ternyata...