Part 8

13K 807 23
                                    

"A-apa kita bisa bicara sebentar?"

Rey yang saat itu tengah menonton televisi seketika terkejut begitu melihat kemunculan Nada. Namun seakan tak ingin menanggapi pertanyaan istrinya, Rey kembali memfokuskan dirinya pada layar kaca.

"Kau tidak lihat aku sedang sibuk?"

Nada menarik nafas panjang.

"Mas Rey, a-aku hamil."

Mendengar itu Rey seketika mendongak, memberikan tatapan dinginnya pada Nada. "Coba katakan sekali lagi!"

Nada meremas jemarinya dengan cemas. "Aku hamil, Mas," ucapnya lebih pelan dari sebelumnya. Matanya menatap Rey penuh antisipasi.

Dengan santai Rey mematikan televisi, lalu bersedekap sembari memangku satu kaki di atas kaki lainnya. Sorot matanya menghujam tajam ke wajah Nada yang nampak sedikit pucat dari biasanya.

"Lalu apa hubungannya denganku?"

Nada menatap Rey tidak percaya, pandangannya meredup.

"Kenapa kau berkata begitu, Mas? Aku memberitahumu karena anak ini adalah anakmu," kata Nada dengan getar disuaranya yang terdengar jelas.

Rey tersenyum mencemooh. "Kamu yakin itu anakku?" Dia menggerakkan dagunya kearah perut Nada.

"Tentu saja anak ini anakmu," sambar Nada dengan suara yang naik beberapa oktaf. Dia menarik nafas dalam. "Mas ingat, kita pernah melakukannya malam itu?"

"Tapi aku hanya menyentuhmu sekali! Dan kau sebegitu yakinnya kalau itu anakku?" Rey berkata dengan santai seolah benar-benar tidak peduli kalau ucapannya sangat melukai hati Nada.

"Ya tentu saja, karena tak ada pria lain yang menyentuhku selain kamu!" balas Nada dengan suara keras, menahan sekuat hati agar tidak menangis di depan suaminya.

Rey tertegun, sejurus kemudian dia melangkah pelan menuju Nada yang tengah mengepalkan kedua tangannya. Rey menggenggam dagu Nada dan memaksanya untuk menatapnya.

"Gugurkan! Karena aku tak ingin ada ikatan diantara kita setelah kontrak pernikahan berakhir."

Rey memundurkan langkahnya, menatap Nada dengan tidak berbelas kasih lalu pergi begitu saja.

Tess...

Seketika air matanya terjatuh, pertahanan yang Nada bangun sejak awal saat berhadapan dengan Rey seakan runtuh berkeping-keping. Hatinya terasa hancur. Ini terasa lebih menyakitkan dibandingkan saat ia memergoki Dony dan Intan berselingkuh dulu. Dia benar-benar tak menyangka ucapan Rey sanggup melukai hatinya begitu dalam, padahal dia menyadari tidak ada rasa cinta sedikitpun kepada suaminya itu. Seharusnya dia tidak perlu terluka, dia tidak boleh bersedih hanya karena sikap dan juga ucapan pria itu.

***

Nada mengusap perutnya dengan lembut.

"Hai Nak, kamu jangan sedih ya hanya karena ucapan papamu. Kita berdua harus sama-sama kuat. Karena mama janji akan melindungi kamu dengan segenap jiwa Mama." Nada menggigit bibirnya yang sedikit bergetar, sungguh ia tidak boleh cengeng demi kesehatan kandungannya.

Tiba-tiba terdengar suara gedoran di pintu kamarnya, Nada membukanya dan terkejut saat melihat Rey ada di baliknya.

Dengan tak sabar Rey mendorong pintu semakin lebar lalu tanpa permisi dia langsung masuk kedalamnya, membuat Nada yang panik oleh kemunculannya harus bersikap waspada dengan memundurkan dirinya sejauh mungkin dari jangkauan suaminya itu.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Nada sembari bersedekap, mencoba untuk tampil kuat.

Rey menatap Nada dengan sorot mata mengintimidasi. Lalu seulas senyum jahat muncul di wajahnya.

"Aku berubah pikiran, kau tidak perlu menggugurkan anak itu. Dengan syarat, tidak menuntut apapun dariku setelah anak itu lahir. Aku tidak ingin kau melanggar kesepakatan kita karena kesepakatan tetap berjalan ada ataupun anak itu. Aku akan tetap menceraikanmu setelah aku mendapatkan semuanya." Rey berkata tajam. Kedua matanya menyorot Nada dengan tidak berbelas kasih.

Dilain pihak, kata-kata itu seketika menghantam hati Nada. Ia merasakan kedua kakinya melemas, namun cepat-cepat ia menyandarkan diri diujung nakas sambil bersedekap erat seolah ingin melindungi dirinya sendiri.

"Mas tidak perlu khawatir karena meski Mas menyuruhku untuk menggugurkan anak ini, aku tetap tidak akan mau melakukannya," balas Nada dengan penuh penekanan.

Rey kembali tersenyum namun detik berikutnya dengan gerakan cepat dia menyambar rahang Nada dan mencengkeramnya hingga Nada meringis kesakitan.

"Kenapa, apa karena kau berpikir dengan memiliki anak itu kau akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak lagi?" ujar Rey dengan mata menyala-nyala.

Nada memberontak, berusaha memukul-mukul lengan Rey yang telah mencengkeram rahangnya namun pria itu seperti kesetanan dan tetap tidak mau melepaskannya.

"Pikiranmu terlalu picik, Mas. Aku bahkan sudah bersumpah tidak akan menerima sepeser pun harta yang akan kau berikan saat perceraian nanti!" ucap Nada dengan suara bergetar, air mata sudah menggenang di kedua matanya.

Rey melepaskan Nada dengan keras. Lalu tersenyum jahat.

"Kau terlalu sombong gadis kecil, apa karena kau merasa Papa dan Mama berada di pihakmu, hmm?" Rey menyilangkan lengannya didepan tubuh, lalu menatap Nada dengan mencemooh.

Sementara itu Nada mengepalkan kedua tangannya disamping tubuh, berusaha mengontrol emosi yang kian menggelegak di hatinya.

"Ya, bisa jadi. Mungkin kalau bukan karena mereka juga aku tidak akan mau menerima kesepakatan konyol pernikahan kita! Aku bisa saja meminta cerai di hari kau menyuruhku untuk menandatangi kontrak itu!"

Nada membeku saat melihat Rey mengangkat telapak tangannya bersiap untuk menamparnya, namun pria itu tidak jadi melakukannya. Tangan Rey berhenti tepat diatas kepalanya. Ia menatap ngeri tangan kekar yang nampak menyeramkan itu. Tapi ia tidak boleh menunjukkan ketakutannya dihadapan Rey, karena ia tahu hal itu hanya akan membuat Rey semakin semena-mena terhadapnya.

Rey menarik lengannya lagi. "Baiklah, rupanya kau memang ingin bermain-main dengan ku." Sisi rahang Rey berkedut menahan amarah yang tak tersalurkan. "Aku akan menunjukkan siapa Rey Anggara sebenarnya padamu. Ku harap kau tidak menyesalinya nanti."

Rey menatap Nada dengan tatapan membunuh sebelum akhirnya pergi dari kamar itu. Tak menunggu lama pintu ditutup dengan begitu kerasnya begitu ia keluar. Tanpa sadar ia terpekur didepan pintu saat dari dalam sana ia mendengar wanita itu menangis. Untuk alasan yang ia sendiri tak mengerti, tiba-tiba ia merasa bersalah. Namun saat mengingat bahwa dulu karena kelemahan inilah yang menghancurkan dirinya, Rey kembali mengeraskan hatinya.

Maaf ya untuk cerita Nada-Rey part nya emang singkat2

Semoga kalian tetep suka🙏

Ada yang baca???
Minta vote nya donk

Fated To Marry You(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang