"Ketua... Ketua!'' Kiba berjalan cepat di belakang Sasuke sambil terus memanggil atasannya itu. Kekhawatiran tidak bisa disembunyikan dari wajahnya. Tentu saja pria dengan tato segitiga di wajahnya itu khawatir, Sasuke baru saja keluar dari rumah sakit sore tadi dan sekarang memaksa untuk pergi ke tempat Uzumaki Naruto. Kiba tidak yakin kenapa mendadak Sasuke ingin menemui pria itu. Dia masih belum mengerti yang terjadi. Sebelumnya Sasuke menugaskannya untuk ke tempat Karin membawa surat resmi agar Haku datang ke kantor polisi besok. Sayangnya orang yang dimaksud tidak ada dan Kiba sudah menitipkan surat itu pada penghuni rumah disana.
Anehnya begitu dirinya melapor apa yang terjadi pada Sasuke, atasannya itu langsung emosi dan berniat pergi ke rumah Naruto. Berhubung keadaan rumah Sasuke belum aman atasannya itu menginap sementara di flat miliknya.
"Ketua... tidak bisakah besok saja. Ini sudah malam dan lagi Ketua harusnya beristirahat. Luka Ketua belum sembuh'' Kiba mengikuti Sasuke masuk ke mobil, mengambil tempat duduk di kursi samping pengemudi.
"Ini hanya luka kecil. Aku pernah mengalami yang lebih parah saat harus masuk ke markas kartel narkoba'' Sasuke memutar kunci mobil, berusaha menyalakan benda itu. Suara terbatuk dari mesin mobil membuat Sasuke menggeram marah. Kapan dia bisa mendapat mobil baru, seingatnya dia sudah mengajukan surat permintaan penggantian mobil sejak enam bulan yang lalu dan kenapa juga belum diproses.
Sialan. Demi menghemat anggaran kepolisian, fasilitas penting macam mobil saja dipersulit. Sekali lagi Sasuke berusaha menghidupkan kendaraanya.
"Ayolah... rongsokan. Berbaik hatilah padaku kali ini'' rahang Sasuke terkatup rapat, mencoba bersabar menghadapi kendaraannya itu. Setelah lima kali mencoba barulah kendaraan itu menyala meski dengan suara yang menyedihkan.
Kiba menghela napas, tahu tidak mungkin bisa mencegah Sasuke agar tidak pergi.
"Kau sudah tahu siapa pria yang ditemui Koyuki itu?''
Sasuke mengendarai mobilnya sedikit cepat menyalip beberapa kendaraan di depannya. Matanya lurus menatap ke depan.
"Aku hanya tahu kalau namanya Suigetsu'' Suara Kiba mencicit di akhir kalimatnya, kentara sekali jika dia takut Sasuke akan mendampratnya kali ini.
"Hanya itu...?'' Sasuke menatap Kiba tajam, tidak suka dengan laporan yang dibawa Kiba.
"Bukan Ketua, tapi... awas!''
Sasuke membanting setir ke kanan begitu menyadari mobilnya hampir memasuki trotoar dan menyerempet pejalan kaki, mengembalikan benda itu ke jalur yang seharusnya. Kiba sampai berpegangan di pinggir jendela. Terlalu kaget dengan apa yang hampir terjadi.
"Sial. Ini karena kau yang membuatku kesal'' omel Sasuke dan kali ini dia kembali fokus ke depan.
"Maaf Ketua..'' Kiba menundukkan kepala beberapa kali menyatakan penyesalan, meski dalam hati sedikit tidak setuju kalau semua murni kesalahannya.
"Dari tetangga flat yang dia sewa, aku hanya mendapat sedikit informasi. Suigetsu berasal dari Osaka, dan pindah ke flat itu sekitar setahun yang lalu dan tidak ada yang tahu apa pekerjaannya karena orangnya tidak suka bergaul''
"Cih... memang ada orang sekarang yang masih suka bergaul dengan tetangganya'' gumam Sasuke.
Kiba tidak menjawab karena tahu Sasuke tidak butuh jawaban sekarang. Kepalanya mengangguk pelan, membenarkan omongan Sasuke. Sepertinya orang - orang sekarang sifat tak acuhnya sudah cukup memprihatinkan. Sampai - sampai tidak mengenal tetangga sendiri.
"Kau belum bisa memastikan kenapa orang seperti Suigetsu bisa menemui wanita sekelas Koyuki?''
"Akan kucari tahu Ketua'' Sasuke melirik bawahannya sekilas. Berbagai pikiran muncul di kepalanya. Rasanya ada yang aneh disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DARKNESS OF HEART
FanfictionSasuke harus berkejaran dengan waktu untuk menemukan pembunuh gila yang berkeliaran di kotanya. Belum lagi hidupnya yang mendadak harus direcoki seorang Uzumaki Naruto yang mendadak selalu ditemuinya. Sasuke yakin pria itu sebenarnya penguntit. A N...