Part 8

611 74 20
                                    

Sementara itu di sebuah pulau terpencil terlihat Myungsoo yang sedang bersama anak buahnya. 

"Lenyapkan kapal itu dan kalian jaga pulau ini,  jangan sampai ada yang mengetahui jika di pulau ini ada yang huni! " Perintah Myungsoo kepada anak buahnya.

Myungsoo memasuki satu-satunya rumah yang berada di tengah-tengah pulau terpencil itu,  dan melangkahkan kakinya memasuki kamar yang kini ditempati oleh Jiyeon. 

"Mianhae aku memang mencintaimu sejak pertama kali bertemu denganmu,  tapi aku lebih memilih menghancurkanmu untuk membalaskan dendamku" Dipandanginya wajah jiyeon yang masih dalam keadaan pingsan dan dikecup bibirnya dengan lembut.

"Mungkin itu pertama dan terakhir aku akan bersikap lembut kepadamu ji sebelum kau sadar nanti" Dikecup kembali bibir jiyeon. 

"Cepatlah sadar putri agar aku bisa menyiksamu secara perlahan" Myungsoo mengambil gelas yang berisikan air di atas meja nakas dan menyiramnya ke wajah jiyeon 

'Bahkan wajahmu semakin cantik ketika basah sayang' Batin Myungsoo

Tak lama Jiyeon tersadar dari pingsannya dan merasakan dadanya terasa sesak akan tetapi kepalanya langsung berdenyut sakit saat dirinya tiba-tiba bangun. 

"Enggh..  Aku dimana" Ucapnya pertama kali. 

"Akhirnya kau sadar juga" Ujar Myungsoo sembari memperhatikan gerak-gerik jiyeon. 

"Oppa..  Apa yang oppa lakukan?" Jiyeon beringsut menjauh walau kepalanya terasa sakit. 

Myungsoo menahan pergelangan kaki jiyeon dan menariknya dengan kencang hingga jiyeon jatuh tertidur kembali di tempat tidur. 

"Tentu saja menjadikanmu umpan untuk menghancurkan keluargamu" Myungsoo menindih tubuh jiyeon dan menjadikan kedua tangannya sebagai tumpuan agar tidak jatuh diatas tubuh jiyeon. 

"M-mwo?  Kenapa..  Kenapa oppa lakukan ini kepadaku" Jiyeon mencoba menahan tubuh Myungsoo agar tidak terlalu dekat dengan dirinya.

"Karena aku gagal menghancurkan keluargamu melalui Minho,  jadi kau adalah umpan yang baik untukku"

Myungsoo menahan kedua tangan jiyeon dengan tangan kanannya,  disambar nya bibir jiyeon dengan rakus,  sedangkan tangan kirinya mencoba meleleskan kancing baju sekolah yang dikenakan jiyeon. 

Jiyeon yang mendapatkan perlakuan pelecehan dari Myungsoo pun memberontak dan berusaha melepaskan dirinya. 

Myungsoo melepaskan ciuman annya.  "Mari kita mulai dengan terkecil dulu sayang"
Myungsoo pun melanjutkan aksinya tanpa mengindahkan permintaan dari jiyeon.  

'Mommy..  Daddy..  Tolong yeonnie' Mohon jiyeon didalam hatinya. 

.
.
.

Siwon menarik nafasnya ketika merasakan sesak didadanya,  perasaannya semakin menyesakkan,  apalagi belum ada kabar dimana jiyeon berada.  Dipandangi wajah Kyuhyun yang tertidur dengan gelisah. 

"Mianhae baby aku gagal menjaga anak kita" Gumam siwon. 

'Yeonnie..  Tunggu daddy,  daddy pasti akan menyelamatkanmu' Batin siwon. 

"Andwaeee...  " Tiba-tiba Kyuhyun terbangun dengan peluh yang membasahi pelipisnya. 

"Kenapa apa baby?  Kau mimpi buruk?"

"H-hyung..  Kita harus cepat menemukan yeonnie..  Yeonnie dalam bahaya hyung,  dia berteriak minta tolong" Kyuhyun menangis kembali. 

"Ssstt..  Itu hanya mimpi baby,  yeonnie  pasti baik-baik saja" Hibur siwon walau dalam hatinya pun merasakan hal yang sama dengan Kyuhyun. 

My FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang